Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/11/2024, 09:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - 20 pemimpin negara dengan perekonomian besar menghasilkan deklarasi alias leaders’ declaration pada KTT G20 di Rio de Janeiro, Brasil, Senin (18/11/2024).

Deklarasi tersebut mencakup inklusi sosial, perlawanan kelaparan dan kemiskinan, pajak bagi crazy rich, transisi energi, reformasi tata kelola global, dan percepatan aksi iklim.

Deklarasi tersebut sekaligus mendukung KTT Iklim COP30 yang bakal digelar tahun 2025 di Belem, Brasil. 

Dokumen tersebut mencapai konsensus dan disepakati semua negara anggota G20.

Baca juga: COP29: Teknologi Digital dan AI Dapat Tingkatkan Aksi Iklim

"Kami, para Pemimpin G20, bertemu di Rio de Janeiro pada 18-19 November 2024 untuk mengatasi tantangan dan krisis global utama serta mendorong pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan, berimbang, dan inklusif," bunyi deklarasi tersebut.

Deklarasi para pemimpin negara anggota G20 tersebut juga meneguhkan upaya untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

Para pemimpin menekankan pentingnya tindakan terkoordinasi untuk memerangi perubahan iklim, mempromosikan transisi energi yang adil, dan melestarikan lingkungan. 

Mereka juga menekankan perlunya reformasi komprehensif dalam tata kelola global, termasuk memperkuat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Para pemimpin negara G20 juga mendesak memodernisasi sistem keuangan internasional, mendorong sistem perdagangan multilateral yang inklusif, dan mempromosikan pengembangan kecerdasan buatan yang etis.

Baca juga: Anak-anak Perlu Perhatian Khusus dalam Kebijakan Melawan Perubahan Iklim

Perubahan iklim

Deklarasi tersebut turut menyoroti urgensi mobilisasi global melawan perubahan iklim serta menegaskan kembali komitmen terhadap Perjanjian Paris dan tujuan netralitas karbon. 

Mereka menggarisbawahi pentingnya meningkatkan pembiayaan hijau publik dan swasta, terutama untuk negara-negara berkembang.

Reformasi arsitektur keuangan internasional juga didorong untuk mendukung aksi iklim.

Mengenai transisi energi, deklarasi tersebut menyerukan investasi untuk membantu negara-negara berkembang dan menegaskan kembali komitmen untuk menghapus subsidi bahan bakar fosil yang tidak efisien.

Baca juga: Hanya 41 Persen Perusahaan Global yang Terbitkan Rencana Transisi Iklim

Kepala Delegasi Greenpeace di KTT Iklim COP29 Jasper Inventor mengatakan, deklarasi para pemimpin G20 tersebut menjadi sinyal positif.

"Bahwa terlepas dari perbedaan mereka, mereka telah menegaskan kembali dukungan mereka untuk kesepakatan yang akan dicapai di COP29 mengenai tujuan pendanaan iklim yang baru," kata Inventor dikutip dari situs web Greenpeace.

Dia menuturkan, momentum dari KTT G20 sekarang harus diterjemahkan menjadi hasil konkret di KTT Iklim COP29 di Baku, Azerbaijan.

"Di tengah lambatnya kemajuan COP29, dunia harus menemukan cara untuk terus menjembatani perpecahan karena dampak iklim yang meningkat tidak akan menyelamatkan negara mana pun dan tindakan bersama adalah demi kepentingan terbaik kita semua," papar Inventor.

Baca juga: Trump Tunjuk Pembantah Perubahan Iklim Jadi Menteri Energi AS

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau