Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

COP29: Aksi iklim yang Fokus pada Kesehatan Harus Segera Dilakukan

Kompas.com, 24 November 2024, 18:17 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para pakar kesehatan mendesak negara-negara untuk mengalokasikan miliaran dolar dari pendanaan yang dijanjikan pada pertemuan puncak COP29 untuk mendanai kebijakan perawatan kesehatan.

Desakan itu muncul karena polusi dan peristiwa cuaca ekstrem berdampak buruk pada kesejahteraan manusia.

Kesehatan manusia adalah argumen yang paling kuat untuk aksi iklim,” kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, pada sebuah acara tentang kesehatan dan iklim di COP29 di Baku.

Mengutip Eco Business, Sabtu (23/11/2024), meskipun sebagian besar negara memasukkan pertimbangan kesehatan dalam rencana iklim nasional mereka, biaya kesehatan dari polusi udara secara khusus tidak ada dalam dua pertiga rencana iklim nasional yang diajukan oleh negara-negara ke PBB.

Rencana yang disebut Nationally Determined Contributions itu adalah serangkaian komitmen yang menguraikan bagaimana negara-negara berencana untuk mencapai tujuan Perjanjian Paris dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan membatasi kenaikan suhu hingga 1,5 derajat Celsius.

Baca juga:

Rencana tersebut diperbarui setiap lima tahun, dan negara-negara kaya yang menjadi penanda tangan Perjanjian Paris diharapkan untuk meningkatkan komitmen keuangan mereka untuk membantu negara-negara kurang berkembang pada pembicaraan iklim COP29 sebelum diajukan pada tahun 2025.

Pegiat kesehatan di pertemuan tersebut ingin negara-negara melihat target emisi melalui sudut pandang kesehatan, termasuk dengan mengatasi polusi udara, dan berjanji untuk mendanai lebih banyak program untuk adaptasi dan ketahanan kesehatan.

Lantas bagaimana sebenarnya perubahan iklim memengaruhi kesehatan kita?

Polusi Udara

Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebut polusi udara sebagai risiko kesehatan lingkungan terbesar di zaman kita.

Bagaimana tidak, polutan udara bertanggung jawab atas sekitar sepertiga kematian akibat stroke, penyakit pernapasan kronis, dan kanker paru-paru, serta seperempat kematian akibat serangan jantung.

Polusi luar ruangan dari bahan bakar fosil dan pembakaran biomassa, seperti kayu dan arang, menyebabkan sekitar 3,3 juta kematian pada tahun 2021.

Sementara menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Lancet, polusi udara dalam ruangan yang terkait dengan bahan bakar kotor yang digunakan untuk memasak dan aktivitas lainnya menyebabkan 2,3 juta kematian pada tahun 2020 di 65 negara.

Gelombang panas yang mematikan

Antara Mei 2023 dan April 2024, suhu permukaan rata-rata global mencapai puncaknya pada 1,61 C di atas tingkat pra-industri, yang mendorong seruan mendesak untuk kebijakan perlindungan panas bagi orang-orang yang bekerja dalam kondisi berbahaya.

Mereka yang paling berisiko termasuk pekerja serabutan, buruh tani, dan pekerja konstruksi, yang banyak di antaranya tidak mendapatkan waktu istirahat rutin atau memiliki akses mudah ke air minum.

Baca juga:

Perempuan hamil dan bayi juga rentan, tetapi paparan panas berdampak paling berat pada orang tua.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
AI Jadi Ancaman Jutaan Pekerjaan di Asia, Ini Peringatan PBB
AI Jadi Ancaman Jutaan Pekerjaan di Asia, Ini Peringatan PBB
Pemerintah
Asia Pasifik Diprediksi Makin Panas, Ancaman untuk Kesehatan dan Infrastruktur
Asia Pasifik Diprediksi Makin Panas, Ancaman untuk Kesehatan dan Infrastruktur
Pemerintah
Mikroplastik Cemari Pakan Ternak, Bisa Masuk ke Produk Susu dan Daging
Mikroplastik Cemari Pakan Ternak, Bisa Masuk ke Produk Susu dan Daging
LSM/Figur
Krisis Iklim Perparah Bencana di Asia Tenggara, Ketergantungan Energi Fosil Harus Dihentikan
Krisis Iklim Perparah Bencana di Asia Tenggara, Ketergantungan Energi Fosil Harus Dihentikan
LSM/Figur
Ada Perusahaan Sawit Diduga Beroperasi di Area Hutan dan Tak Lolos Verifikasi, Sertifikasi Dipertanyakan
Ada Perusahaan Sawit Diduga Beroperasi di Area Hutan dan Tak Lolos Verifikasi, Sertifikasi Dipertanyakan
Swasta
Emisi Kebakaran Hutan Global Jauh Lebih Tinggi dari Prediksi
Emisi Kebakaran Hutan Global Jauh Lebih Tinggi dari Prediksi
LSM/Figur
Indonesia Berpotensi Manfaatkan Panas Bumi Generasi Terbaru, Bisa Penuhi 90 Persen Kebutuhan Industri
Indonesia Berpotensi Manfaatkan Panas Bumi Generasi Terbaru, Bisa Penuhi 90 Persen Kebutuhan Industri
LSM/Figur
Banjir Ancam Kota Pesisir di Dunia, Risikonya Terus Meningkat
Banjir Ancam Kota Pesisir di Dunia, Risikonya Terus Meningkat
Pemerintah
Lubang Ozon di Antartika Menyusut, Tanda Bumi Mulai Pulih?
Lubang Ozon di Antartika Menyusut, Tanda Bumi Mulai Pulih?
Pemerintah
Tanah, Tangan, dan Tutur: Model Komunikasi Budaya Lokal Melawan Komodifikasi
Tanah, Tangan, dan Tutur: Model Komunikasi Budaya Lokal Melawan Komodifikasi
LSM/Figur
Penelitian Ungkap Kaitan Terumbu Karang dan Kenaikan Suhu Bumi
Penelitian Ungkap Kaitan Terumbu Karang dan Kenaikan Suhu Bumi
Swasta
Ekoteologi Didorong jadi Gerakan Pendidikan Nasional
Ekoteologi Didorong jadi Gerakan Pendidikan Nasional
Pemerintah
Lebih dari 70 Jenis Hiu Kini Dilindungi dan Diperketat Perdagangannya
Lebih dari 70 Jenis Hiu Kini Dilindungi dan Diperketat Perdagangannya
Pemerintah
Cuaca Ekstrem di Sumatera Dipicu Anomali Siklon Tropis, Ini Penjelasan Pakar
Cuaca Ekstrem di Sumatera Dipicu Anomali Siklon Tropis, Ini Penjelasan Pakar
LSM/Figur
6 Cara Sederhana Mengurangi Food Waste di Rumah
6 Cara Sederhana Mengurangi Food Waste di Rumah
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau