KOMPAS.com - Konferensi tinggi melawan penggurunan atau Conference of the Parties (COP) United Nations Convention to Combat Desertification (UNCCD) kembali digelar tahun ini, masuki pertemuan ke 16 atau COP16.
Untuk diketahui, UNCCD adalah salah satu perjanjian mayor yang lahir dari Konvensi Rio pada 1992.
Dua pakta mayor lain dari Konvensi Rio adalah United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) yang membahas perubahan iklim dan Convention on Biological Diversity (CBD) yang mencakup keanekaragaman hayati.
Baca juga: 500 Juta Orang Tinggal di Daerah Penggurunan, Kehidupan Terancam
Ketiga pakta tersebut bersama-sama bertujuan untuk memastikan bahwa lahan, iklim, dan keanekaragaman hayati mendapat manfaat dari pendekatan bersama untuk memulihkan keseimbangan manusia dengan alam.
COP dalam UNCCD merupakan konferensi dua tahunan yang bertujuan melawan desertifikasi, degradasi lahan, dan dampak dari kekeringan.
Konferensi ini juga bertujuan untuk mengkoordinasikan aksi memperbaiki lahan terdegradasi dan pemantauannya. COP UNCCD juga merupakan konferensi mengenai lahan yang terbesar di dunia.
Baca juga: Penggurunan Lahan: Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya
Tahun ini, UNCCD memasuki pertemuan tinggi ke-16 alias COP16 yang bakal digelar di Riyadh, Arab Saudi, dengan tema Our Land Our Future mulai 2 Desember-13 Desember.
COP16 ini akan menandai peringatan 30 tahun UNCCD. Selain itu, COP16 akan agenda COP UNCCD pertama yang diselenggarakan di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara.
COP16 akan mempertemukan 197 pihak yang meratifikasi perjanjian tersebut, terdiri dari 196 negara dan satu organisasi negara yakni Uni Eropa.
Pembicaraan-pembicaraan dalam COP16 akan membahas seputar bagaimana cata mengatasi penggurunan, degradasi lahan, dan kekeringan.
COP16 tahun ini digadang akan menjadi konferensi UNCCD yang terbesar di dunia dibandingkan 15 pertemuan sebelumnya.
Baca juga: 17 Juni, Hari Memerangi Penggurunan dan Kekeringan Sedunia
Untuk diketahui, jazirah Arab menjadi salah satu kawasan paling gersang dan paling cepat memanas di dunia.
Bagi negara-negara yang terletak di kawasan tersebut, COP16 bukan sekadar pertemuan global, melainkan momen penting.
82 persen lahan di kawasan tersebut terdampak degradasi, 20 persen bahkan berisiko mengalami penggurunan.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya