KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah mengembangkan riset berbasis metal organic frameworks (MOFs), untuk membuat bahan bakar pesawat hayati atau bio-jet fuel dari minyak kelapa.
Peneliti Ahli Madya pada Pusat Riset Kimia BRIN Deliana Dahnum menyampaikan, bio-jet fuel adalah bahan bakar dari energi terbarukan yang menggunakan minyak nabati sebagai bahan bakunya.
“Indonesia memiliki potensi besar karena banyak sumber daya alam berupa minyak kelapa yang tumbuh subur di wilayah tropis,” kata Dahnum dalam keterangan tertulis, Senin (2/12/2024).
Baca juga: Jalur Penerbangan Padat Diusulkan Gunakan Bahan Bakar Berkelanjutan
Ia mengungkapkan bahwa bahan bakar alternatif itu dibuat dari kelapa tua, kecil, atau yang berjamur dan sudah tak layak konsumsi.
Dengan bahan bakar tersebut, kata Dahnum, dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Selain itu, mendukung pemanfaatan sumber daya lokal yang ramah lingkungan dan mengurangi emisi.
“Pengembangan ini telah mencapai tahap uji coba laboratorium dan menunjukkan potensi untuk dikembangkan pada skala lebih besar,” papar Dahnum.
“Termasuk pada kelapa yang tidak layak konsumsi, guna memaksimalkan keberlanjutan energi,” imbuh dia.
Baca juga: Jadi Penyumbang Emisi GRK Besar, Penerbangan Bakal Diatur Lebih Ketat
Dahnum berharap riset bio-jet fuel dapat dikembangkan lagi, untuk mempercepat penelitian yang lebih maju. Sehingga, dapat berkontribusi langsung untuk memenuhi kebutuhan energi berkelanjutan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya