Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Berperan Penting Atasi Perubahan Iklim, Penggerak Solusi Inovatif

Kompas.com - 02/12/2024, 17:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menekankan, pengarusutamaan gender menjadi strategi menempatkan perempuan agar memiliki peran kunci dalam menghadapi isu perubahan iklim.

Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan Kementerian PPPA Ratna Susianawati menyampaikan, perempuan menjadi kunci dalam penanganan perubahan iklim.

Hal tersebut disampaikan Ratna dalam acara bertajuk "Perempuan di Garis Depan Krisis Iklim: Urgensi Kebijakan Berbasis Gender" di Jakarta, Jumat (28/11/2024).

Baca juga: Pencarian Gambar di Internet Dipengaruhi oleh Pandangan tentang Perubahan Iklim

"Pengarusutamaan gender adalah strategi untuk mengurangi kesenjangan gender dalam berbagai hal," kata Ratna, sebagaimana dilansir Antara.

Menurut Ratna, perempuan harus memiliki banyak peran dalam perubahan iklim yang saat ini menjadi isu prioritas pada banyak negara.

Hal ini penting mengingat dampak perubahan iklim yang sangat berpengaruh pada kehidupan perempuan dan anak yang memiliki kerentanan khusus.

"Partisipasi bermakna menjadi sangat penting, di mana elaborasi peran-peran perempuan, didengar suaranya, bisa berpartisipasi langsung," ucap Ratna.

Dia menyebutkan, kesetaraan gender akan memberikan akses dan partisipasi setara untuk semua.

Baca juga: Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

"Kalau kita bicara kesetaraan gender, sejauh mana aksesibilitas bagi laki-laki, perempuan, lansia, anak, dan disabilitas. Kalau sudah diberikan aksesibilitas, seberapa besar partisipasinya? Kalau sudah diberikan dua hal itu, seberapa besar ruang kendalinya, termasuk proses pengambilan keputusan," katanya.

Kementerian PPPA juga berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) yang menjadi sektor pemimpin dalam kerja-kerja mengatasi krisis iklim.

"Kami lakukan pendampingan-pendampingan untuk memastikan dari mulai perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan juga evaluasi, monitoring dari kegiatan-kegiatan perubahan iklim, memberikan peluang kepada perempuan untuk turut serta dalam membuat kebijakan-kebijakan perubahan iklim," kata Ratna.

Solisu inovatif

Sementara itu, Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) memandang peran perempuan dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, baik melalui pengetahuan lokal maupun aksi komunitas, sangat penting untuk diakui dan diperkuat.

Wakil Ketua Komnas Perempuan Mariana Amiruddin berujar, perempuan memiliki dualisme yang kuat.

Baca juga: Anak-anak Perlu Perhatian Khusus dalam Kebijakan Melawan Perubahan Iklim

"Rentan, namun juga menunjukkan karakter aktor perubahan yang luar biasa. Mereka tidak hanya korban, tetapi juga penggerak yang mampu membawa solusi inovatif dalam menghadapi krisis," kata Mariana dilansir dari Antara, Senin (25/11/2024).

Menurut dia, dampak perubahan iklim secara universal dirasakan oleh semua, namun dampaknya bagi perempuan dan kelompok rentan sangat berbeda.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

InJourney dan RBF Dorong Inisiatif Pertanian Berkelanjutan di Prambanan Jateng

InJourney dan RBF Dorong Inisiatif Pertanian Berkelanjutan di Prambanan Jateng

BUMN
NASA Investasi 11,5 Juta Dollar AS untuk Rancang Pesawat Rendah Emisi

NASA Investasi 11,5 Juta Dollar AS untuk Rancang Pesawat Rendah Emisi

Pemerintah
Perempuan Berperan Penting Atasi Perubahan Iklim, Penggerak Solusi Inovatif

Perempuan Berperan Penting Atasi Perubahan Iklim, Penggerak Solusi Inovatif

Pemerintah
IBM: India Memimpin dalam Keberlanjutan Berbasis Akal Imitasi

IBM: India Memimpin dalam Keberlanjutan Berbasis Akal Imitasi

Swasta
Perjanjian Polusi Plastik Global di Korea Selatan Gagal Capai Kesepakatan

Perjanjian Polusi Plastik Global di Korea Selatan Gagal Capai Kesepakatan

Pemerintah
BMKG: Tebal Es Pegunungan Jayawijaya Tinggal 4 Meter

BMKG: Tebal Es Pegunungan Jayawijaya Tinggal 4 Meter

Pemerintah
Krisis Kemanusian akibat Konflik di Suriah, Anak-Perempuan Banyak Jadi Korban

Krisis Kemanusian akibat Konflik di Suriah, Anak-Perempuan Banyak Jadi Korban

Pemerintah
COP16 Riyadh: Pembicaraan Tinggi Lawan Degradasi Lahan Dimulai

COP16 Riyadh: Pembicaraan Tinggi Lawan Degradasi Lahan Dimulai

Pemerintah
PBB Desak Pemimpin Dunia Segera Bisa Akhiri AIDS pada 2030

PBB Desak Pemimpin Dunia Segera Bisa Akhiri AIDS pada 2030

Pemerintah
Mahkamah Internasional Buka Sidang Perubahan Iklim Terbesar, Ini Pembahasannya 

Mahkamah Internasional Buka Sidang Perubahan Iklim Terbesar, Ini Pembahasannya 

Pemerintah
Degradasi Lahan Semakin Cepat, Capai 1 Juta Km Persegi per Tahun

Degradasi Lahan Semakin Cepat, Capai 1 Juta Km Persegi per Tahun

LSM/Figur
Menko Airlangga Pastikan B40 Diterapkan 1 Januari 2025

Menko Airlangga Pastikan B40 Diterapkan 1 Januari 2025

Pemerintah
350 Gajah di Botswana Mati Diduga karena Keracunan Ganggang Biru-Hijau

350 Gajah di Botswana Mati Diduga karena Keracunan Ganggang Biru-Hijau

LSM/Figur
Pemain Bola Berisiko Alami “Heat Stress Ekstrem” Selama Piala Dunia 2026

Pemain Bola Berisiko Alami “Heat Stress Ekstrem” Selama Piala Dunia 2026

LSM/Figur
IPB Beri Edukasi Pentingnya Pelestarian Lingkungan kepada Siswa  SD di Pemalang

IPB Beri Edukasi Pentingnya Pelestarian Lingkungan kepada Siswa SD di Pemalang

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau