KOMPAS.com - Pemerintah Inggris menjanjikan untuk memberikan 1,98 miliar poundsterling selama tiga tahun ke depan kepada International Development Association (IDA).
IDA merupakan lembaga keuangan di bawah Bank Dunia yang bertujuan mendukung pertumbuhan ekonomi, pengurangan kemiskinan, dan proyek-proyek perubahan iklim negara-negara berpendapatan rendah guna
Kontribusi Inggris ini disebut 40 persen lebih tinggi yang diberikan tahun lalu dan mampu mendukung lebih dari 1,9 miliar orang di seluruh dunia.
Baca juga:
Dikutip dari Edie, Senin (2/12/2024) pendanaan akan berasal dari anggaran Bantuan Pembangunan Resmi (ODA) Inggris dan dirancang untuk membuka sumber daya tambahan dari sumber lain, termasuk pasar swasta.
Janji Inggris tersebut merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara berkembang serta membantu mengatasi berbagai masalah yang secara langsung memengaruhi Inggris, seperti migrasi yang disebabkan oleh iklim dan guncangan rantai pasokan.
Sementara itu dalam tiga tahun terakhir, IDA sendiri telah menyediakan 93 miliar dollar AS dalam bentuk pendanaan kepada 75 negara, termasuk 39 negara di Afrika.
Dana tersebut telah digunakan untuk meningkatkan pendidikan dan akses listrik, membantu mengurangi kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Selain itu Menurut UNHCR, hampir 60 persen pengungsi dan orang-orang yang mengungsi secara internal saat ini tinggal di negara-negara yang sangat rentan terhadap perubahan iklim.
“Para pemimpin negara-negara berpendapatan rendah di seluruh dunia menyerukan kontribusi IDA yang lebih kuat dan kami mendengarkan," ungkap Menteri Pembangunan Inggris Anneliese Dodds.
"Kami memahami bahwa pertumbuhan yang lebih besar di negara-negara IDA berarti pertumbuhan global yang lebih kuat, yang menguntungkan kita semua. Pendanaan ini akan membuka miliaran dolar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang vital, mengubah dan menyelamatkan nyawa,” paparnya lagi.
Baca juga: Lebih dari 50 Negara Berkomitmen untuk Pariwisata Ramah Iklim
Pada COP29 di Baku, Azerbaijan tujuan pendanaan iklim global baru diadopsi, yang mewajibkan negara-negara maju untuk menyediakan 300 miliar dollar AS setiap tahun untuk mendukung aksi iklim di negara-negara berkembang pada tahun 2035.
Tujuan tersebut menggantikan komitmen sebelumnya bagi negara-negara kaya untuk menyediakan 100 miliar dollar AS setiap tahun pada tahun 2020 bagi negara-negara selatan untuk adaptasi dan mitigasi.
Baca juga: Penanganan Krisis Iklim Butuh Obligasi Hijau, Apa Itu?
Namun untuk proporsi pasti yang akan dialokasikan sebagai hibah dari pendanaan iklim global baru tersebut masih belum diputuskan dan akan ditentukan lagi.
Negara-negara berkembang telah berulang kali menyatakan kekhawatiran bahwa pendanaan iklim dalam bentuk pinjaman memperburuk siklus utang bagi negara-negara berpendapatan rendah, sehingga memperburuk tantangan ekonomi mereka.
Menyusul pengumuman pendanaan IDA baru-baru ini, Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy telah meminta negara-negara lain untuk meningkatkan kontribusi mereka dengan menekankan bahwa tantangan global memerlukan tindakan kolektif dan bahwa pendanaan tersebut akan membantu meningkatkan stabilitas dan pertumbuhan di seluruh dunia.
“Jika kita ingin mengembangkan ekonomi kita, mengatasi krisis iklim, dan mengurangi migrasi tidak teratur, kita perlu bekerja sama dengan negara-negara ini," kata Lammy.
"Rekam jejak IDA menunjukkan bahwa ini adalah salah satu cara terbaik mengatasi krisis iklim. Saya mendesak negara lain untuk meningkatkan kontribusi mereka," tambahnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya