Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Bangun Tembok Raksasa Tenaga Surya, Bisa Pasok Listrik Seluruh Kota

Kompas.com - 28/11/2024, 21:27 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - China terkenal dengan Great Wall atau tembok besar yang membentang sepanjang 21.196 km untuk melindungi China dari serangan bangsa Mongolia.

Namun kini, China kembali berambisi membangun 'tembok raksasa' lainnya. Kali ini, bukan untuk melindungi dari serangan musuh, tembok raksasa itu akan difungsikan untuk memasok negara tersebut dengan energi surya yang melimpah.

Dikutip dari Popular Mechanics, Kamis (28/11/2024) tembok besar energi itu sedang dibangun di Gurun Kubuqi di sepanjang tepi selatan Sungai Kuning di China utara.

Tembok raksasa tenaga surya nantinya membentang sepanjang 133 kilometer dan lebar 25 kilometer.

China berharap tembok tersebut akan menyediakan 180 miliar kilowatt jam (kWh) per tahun pada tahun 2030.

Baca juga:

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Menurut Ordos Energy, perusahaan di balik proyek tersebut, jumlah tersebut lebih dari cukup untuk menyediakan semua kebutuhan energi kota Beijing, yang menghabiskan sekitar 135,8 miliar kWh energi per tahun.

Semua proyek tersebut merupakan investasi perusahaan milik negara yang beberapa di antaranya dikelola secara terpusat.

Hal tersebut membuat pemerintah daerah tidak perlu melakukan investasi apa pun. Secara total, sekitar 50.000 peluang kerja akan tercipta pada tahun 2030.

Selain menghasilkan energi dan lapangan pekerjaan, proyek ini juga memberikan dampak positif terhadap konservasi.

Sungai Kuning, yang dikenal sebagai "sungai muara" China sedang mengalami proses penggurunan. Dan instalasi tembok raksasa ini dapat merawat 27 juta hektar wilayah tersebut dengan menyediakan naungan dan mengurangi penguapan.

Panel itu sendiri juga menyediakan penahan angin, yang dapat melindungi lingkungan sekitar dari erosi tanah lebih lanjut.

Wilayah yang teduh juga menyediakan banyak peluang untuk menanam tanaman komersial.

Proyek ini berencana menanam sekitar 2.400 hektar tanaman dalam upaya untuk merawat wilayah yang terkena penggurunan di sekitar Tembok Besar Tenaga Surya.

Baca juga:

Pemerintah setempat sendiri berkomitmen untuk membentuk hubungan simbiosis antara kemajuan ekonomi dan pelestarian ekologi.

Lebih lanjut, instalasi energi hijau besar-besaran, baik tenaga surya, angin, atau campuran keduanya akan semakin umum seiring dengan upaya dunia untuk melakukan dekarbonisasi.

Tren ini juga sedang berlangsung di AS dengan Badan Informasi Energi memperkirakan peningkatan sebesar 75 persen dari 163 miliar kWh pada tahun 2023 menjadi 286 miliar kWh pada tahun 2025.

Namun, pemasangan panel surya juga disertai dengan berbagai bahaya lingkungan, termasuk habitat yang terganggu dan peningkatan serangan burung karena unggas air mengira panel surya sebagai air.

Para ilmuwan dan teknisi di AS sedang berupaya menemukan cara untuk
menciptakan koridor satwa liar yang vital dan mengadvokasi pemasangan panel surya untuk dibangun di lokasi yang telah terganggu oleh manusia.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Banjir Berpotensi Lepaskan Bahan Kimia Berbahaya
Banjir Berpotensi Lepaskan Bahan Kimia Berbahaya
Pemerintah
Perusahaan Sawit Didenda Rp 282 Miliar Atas Kasus Kebakaran Lahan
Perusahaan Sawit Didenda Rp 282 Miliar Atas Kasus Kebakaran Lahan
Pemerintah
KKP Targetkan Produksi Ikan Naik Usai Revitalisasi Tambak Pantura
KKP Targetkan Produksi Ikan Naik Usai Revitalisasi Tambak Pantura
Pemerintah
DLH Jabar Denda Rp 3,5 Miliar Perusahaan yang Cemari Sungai Citarum
DLH Jabar Denda Rp 3,5 Miliar Perusahaan yang Cemari Sungai Citarum
Pemerintah
Kemenhut Dapat Dana Rp 4,93 Triliun, Terbesar untuk Konservasi SDA dan Ekosistem
Kemenhut Dapat Dana Rp 4,93 Triliun, Terbesar untuk Konservasi SDA dan Ekosistem
Pemerintah
Cegah Banjir di Jabodetabek, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca 24 Jam
Cegah Banjir di Jabodetabek, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca 24 Jam
Pemerintah
Lingkungan Kotor dan Banjir Picu Leptospirosis, Pakar: Ini Bukan Hanya Soal Tikus
Lingkungan Kotor dan Banjir Picu Leptospirosis, Pakar: Ini Bukan Hanya Soal Tikus
Swasta
Hijaukan Pesisir, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove di Probolinggo
Hijaukan Pesisir, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove di Probolinggo
BUMN
Kematian Lansia akibat Gelombang Panas Melonjak 85 Persen Sejak 1990-an
Kematian Lansia akibat Gelombang Panas Melonjak 85 Persen Sejak 1990-an
Pemerintah
Larangan Plastik Segera dan Serentak Hemat Uang 8 Triliun Dolar AS
Larangan Plastik Segera dan Serentak Hemat Uang 8 Triliun Dolar AS
Pemerintah
Digitalisasi Bisa Dorong Sistem Pangan Berkelanjutan
Digitalisasi Bisa Dorong Sistem Pangan Berkelanjutan
LSM/Figur
Lama Dilindungi Mitos, Bajing Albino Sangihe Kini Butuh Proteksi Tambahan
Lama Dilindungi Mitos, Bajing Albino Sangihe Kini Butuh Proteksi Tambahan
LSM/Figur
Melonjaknya Harga Minyak Bisa Percepat Transisi Energi Hijau Global
Melonjaknya Harga Minyak Bisa Percepat Transisi Energi Hijau Global
Pemerintah
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
Pemerintah
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau