Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/12/2024, 08:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal Hans Kwee memproyeksikan, investor bakal memburu perusahaan di sektor usaha energi baru dan terbarukan (EBT) yang melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO).

Perkiraan proyeksi tersebut disampaikannya menyusul tren positif energi hijau di Indonesia maupun global.

"Hal ini akan menjadi sentimen positif bagi perusahaan energi terbarukan yang akan melakukan IPO," ujarnya sebagaimana dilansir Antara Rabu (11/12/2024).

Baca juga: PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

Hans melihat, tren global dan komitmen Pemerintah Indonesia dalam mendorong pengembangan energi terbarukan juga menjadi sentimen positif bagi perusahaan EBT yang akan go public.

Tren tersebut, kata dia, bisa menjadi daya tarik bagi investor terhadap IPO perusahaan energi terbarukan.

Hans pun menyarankan investor melihat pipeline atau rencana dan profil perusahaan energi terbarukan yang akan IPO.

Pasalnya, setiap jenis energi hijau memiliki karakteristik dan tantangan berbeda.

Baca juga: IESR: Kerja Sama EBT Indonesia dan China Dapat Percepat Target Nol Emisi

Contohnya pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang membutuhkan investasi dan biaya perawatan atau pemeliharaan cukup besar.

Sedangkan energi terbarukan lainnya seperti pembangkit listrik tenaga arus laut juga memiliki banyak tantangan. 

Energi angin atau bayu juga relatif tidak stabil, karena bergantung pada kecepatan angin.

"Akan tetapi, ujungnya adalah profit untuk kita melihat prospek perusahaan energi terbarukan," kata Hans.

Baca juga: Genjot Pemanfaatan EBT, PLN akan Bangun Smart Grid dan Jaringan Transmisi

Menurut Hans, sentimen positif lainnya adalah potensi peningkatan permintaan listrik ke depan.

Target pertumbuhan ekonomi sebesar delapan persen akan turut menggerakkan industri atau manufaktur, sehingga dapat meningkatkan permintaan terhadap tenaga listrik.

Sentimen positif tersebut juga telah mendorong perusahaan besar yang selama ini bergerak di energi fosil seperti batu bara, mulai memasukkan energi terbarukan ke dalam portofolio perusahaan.

Untuk dapat melakukan lompatan besar energi terbarukan, Hans menilai pemerintah juga perlu memberikan insentif bagi pelaku usaha yaitu insentif fiskal, kebijakan, dan regulasi sehingga menarik minat investor.

Baca juga: Genjot Pemanfaatan EBT, PLN akan Bangun Smart Grid dan Jaringan Transmisi

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau