Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih dari 50 Negara Berkomitmen untuk Pariwisata Ramah Iklim

Kompas.com, 22 November 2024, 19:20 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber ESG News

KOMPAS.com - PBB mengumumkan bahwa lebih dari 50 pemerintah telah menandatangani deklarasi untuk menjadikan pariwisata lebih ramah iklim.

Deklarasi yang ditandatangani Rabu (20/11/2024) ini pun menjadi salah satu pencapaian utama dan tonggak sejarah dalam perhelatan COP29 di Baku, Azerbaijan.

Pasalnya, pariwisata secara resmi masuk dalam Agenda Aksi Konferensi Perubahan Iklim PBB untuk pertama kalinya, menandai langkah signifikan dalam upaya ramah iklim global.

"Kami telah mencapai tonggak bersejarah dengan masuk dalam Agenda Aksi Konferensi Perubahan Iklim PBB untuk pertama kalinya,” kata Direktur Eksekutif PBB untuk Pariwisata Zoritsa Urosevic.

Deklarasi yang berjudul Enhanced Climate Action on Tourism (Peningkatan Aksi Iklim untuk Pariwisata) ini nantinya mewajibkan negara-negara untuk menangani pariwisata dalam strategi iklim mereka.

Baca juga:

Selain itu dalam kesempatan yang sama, negara-negara tersebut juga memperbarui Nationally Determined Contributions (NDC) yang menguraikan kebijakan pemerintah untuk mengurangi emisi dan akan jatuh tempo pada bulan Februari 2025.

Kontribusi Emisi

Menurut Urosevic, pariwisata berkontribusi 3 persen terhadap PDB global tetapi bertanggung jawab atas 8,8 persen emisi gas rumah kaca.

Dikutip dari ESG News, Jumat (22/11/2024) hal ini menjadikan tindakan ramah iklim di sektor tersebut sebagai prioritas penting, terutama bagi negara-negara berkembang yang sebagian besar pendapatannya berasal dari pariwisata.

Di sisi lain pariwisata pun juga akan rentan jika mengalami gangguan terkait iklim seperti badai, gelombang panas, dan kekeringan.

"Kami sekarang memahami bahwa masa depan bisnis kami bergantung pada keberlanjutan tindakan kami saat ini," papar Kanan Gasimov, kepala badan pariwisata Azerbaijan.

Deklarasi didukung pula oleh perangkat baru seperti kerangka kerja yang diperkenalkan oleh World Sustainable Hospitality Alliance.

Organisasi itu mewakili lebih dari 55.000 hotel dan tujuh juta kamar di seluruh dunia, termasuk merek-merek besar seperti Accor, Hilton, dan Marriott.

Baca juga:

Lebih lanjut, kerangka kerja tersebut melacak dan melaporkan metrik dampak lingkungan yang bertujuan untuk memandu praktik berkelanjutan di sektor perhotelan seperti misalnya emisi gas rumah kaca, konsumsi air, limbah, dan penggunaan energi.

Data ini akan memungkinkan industri dan wisatawan untuk lebih memahami dampak lingkungan mereka.

"Kami adalah industri yang memiliki kepentingan dalam perlindungan setiap destinasi dan kami ingin memainkan peran yang lebih besar,” kata Glenn Mandziuk, CEO World Sustainable Hospitality Alliance.

Penandatanganan deklarasi PBB dan inisiatif yang menyertainya ini pun menjadi preseden yang kuat untuk mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam pariwisata yang memperkuat tanggung jawab industri dalam mengatasi perubahan iklim.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
Pemerintah
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
LSM/Figur
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Pemerintah
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Pemerintah
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Pemerintah
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Pemerintah
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
BUMN
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Pemerintah
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
LSM/Figur
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Pemerintah
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Pemerintah
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
LSM/Figur
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
Pemerintah
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Pemerintah
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau