Organisasi perdagangan global untuk industri transportasi udara juga menyarankan beberapa tindakan untuk kemajuan yang lebih cepat, seperti meningkatkan pemrosesan bersama, mendiversifikasi produksi SAF, dan menciptakan kerangka akuntansi SAF global.
Studi baru pun juga menunjukkan dukungan untuk SAF, di mana 86 persen pelancong setuju pemerintah harus memberi insentif untuk produksi SAF.
"Dekarbonisasi industri penerbangan harus dilihat sebagai bagian dari transisi energi global, bukan hanya sebagai masalah transportasi," kata Marie Owens Thomsen, Wakil Presiden Senior Bidang Keberlanjutan dan Kepala Ekonom IATA.
Menyelesaikan tantangan transisi energi untuk penerbangan pun juga akan menguntungkan ekonomi yang lebih luas karena kilang bahan bakar terbarukan dapat menghasilkan berbagai macam bahan bakar yang digunakan oleh industri lain.
"Kita membutuhkan seluruh dunia untuk menghasilkan energi terbarukan sebanyak mungkin untuk semua orang. Maskapai penerbangan hanya ingin mengakses bagian yang adil dari hasil produksi itu," papar Thomsen lagi.
sumber https://www.knowesg.com/environment/saf-production-increased-but-fell-short-of-2024-projections-11122024
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya