Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Langkah Berkelanjutan Unilever, Tekan Konsumsi Plastik hingga Ambisi Capai NZE

Kompas.com, 13 Desember 2024, 18:55 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – PT Unilever Indonesia Tbk berupaya untuk melestarikan lingkungan dengan mengusung empat pilar Unilever Growth Action Plan, yakni plastik, alam, iklim, dan livelihood.

Head of Sustainability and Corporate Affairs PT Unilever Indonesia Nurdiana Darus mengungkapkan, hal itu merupakan komitmen perusahaannya dalam upaya keberlanjutan atau sustainability.

“Dalam iklim itu tentunya ada dekarbonisasi, di alam atau nature ada deforestation free supply chain karena kami juga banyak membeli dari petani, dan mitra. Pilar ketiga adalah plastik tentunya prioritas kami di Indonesia, dan yang keempat adalah livelihood ada para petani, warung, serta mitra-mitra kami,” kata Nurdiana saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (12/12/2024).

Baca juga:

Ia menjelaskan, Unilever mengajak masyarakat yang mayoritasnya melibatkan ibu-ibu untuk mengelola total 4.000 bank sampah di 13 provinsi. Pihaknya menggandeng mitra dan komunitas untuk membantu para ibu mengolah sampah yang dapat dijual.

“Setiap ibu-ibu nasabah bank sampah dapat buku tabungan. Kalau ibunya itu membawa hasil segregasi dia di rumah dia ke bank sampah terus menjual barangnya ke bank sampah, sama si ibu manajemen bank sampah itu akan dicatat,” ungkap dia.

Nurdiana menyatakan, bank sampah Unilever telah mengumpulkan 36.000 ton plastik pada tahun 2024 dan 56.000 ton pada 2023. Unilever juga menyediakan tempat isi ulang atau refill station produk deterjen, sabun cuci piring, dan pewangi pakaian sejak 2019 untuk menekan sampah plastik.

“Mereka bisa menggunakan ulang botol dari rumah, tetapi harus bersih dan tidak berbau. Bisa membeli produk-produk kesayangan mereka dengan harga yang lebih terjangkau dengan cara berbelanja tanpa kemasan, melalui 1.000 refill station,” kata Nurdiana.

Nurdiana menyampaikan, upaya lainnya ialah mengurangi takaran kemasan plastik pada produk deodoran. Meski begitu, dia menjamin bahwa produk tersebut tetap aman untuk digunakan meski kemasannya telah dimodifikasi.

Net Zero Emission

Pilar selanjutnya, jelas Nurdiana, ialah mencapai target net zero emission (NZE) lebih cepat yaitu pada 2039. Dalam upaya tersebut, perusahaan membagi target reduksi emisi ke dalam tiga kategori antara lain scop 1, scop 2, dan scop 3.

Saat ini, Unilever Indonesia menyebut telah mencapai progres 89,45 persen untuk scop 1 dan 2, melampaui ekspektasi awal.

“Untuk scop 3-nya nanti sampai 2039. Kami sudah mulai kerja sama dengan mitra-mitra logistik, petani-petani. Karena scop 3 nanti dari upstream dan downstream. Jadi di 2039 ada pembagiannya kalau untuk scop 3 energi dan industri, pengurangannya 42 persen by 2039,” tutur dia.

Langkah lainnya dekarbonisasi pabrik dengan mengganti boiler menjadi versi modular yang hemat energi, beralih dari bahan bakar batu bara ke biomassa, memasang panel surya 2,5 Megawatt pada fasilitas di Jawa Barat.

Selain itu, mulai menggunakan truk berkapasitas besar dengan rute yang lebih efisien untuk mengurangi jarak tempuh.

Baca juga:

Unilever juga saat ini tengah memulai penggunaan truk bertenaga listrik untuk menekan emisi. Terakhir, perusahaan mengedepankan pertanian regeneratif dengan target penerapan praktik berkelanjutan pada 1 juta hektare lahan pertanian di 2030.

Dalam rantai pasok, perusahaan ini mendukung petani kecil dan smallholder farmers untuk menerapkan standar sustainable palm oil sesuai ISPO dan RSPO.

“Kalau di livelihood, kami kerja sama dengan para supplier. Kami mau mereka mendorong yang namanya living wage promise. Dalam hal itu, living wage promise-nya itu mereka membuat komitmen kepada Unilever kalau mereka ikut serta dalam mengedepankan living wage ini,” ucap Nurdiana.

Karenanya, mereka bekerja sama dengan 220.000 warung melalui program Sahabat Warung Program ini memberikan pelatihan digitalisasi, literasi finansial, serta akses aplikasi untuk pemesanan stok produk secara online kepada mitranya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Konsumen Gandrungi Kendaraan Listrik, Penjualan Baterai EV Naik 9 Kali Lipat
Konsumen Gandrungi Kendaraan Listrik, Penjualan Baterai EV Naik 9 Kali Lipat
LSM/Figur
Indef: Ambisi B50 Sejalan dengan Transisi Energi, tapi Butuh Stabilitas Pendanaan
Indef: Ambisi B50 Sejalan dengan Transisi Energi, tapi Butuh Stabilitas Pendanaan
LSM/Figur
Ethiopia Jadi Tuan Rumah COP32, COP31 Masih Jadi Rebutan Australia dan Turki
Ethiopia Jadi Tuan Rumah COP32, COP31 Masih Jadi Rebutan Australia dan Turki
Pemerintah
RI Jadikan Sektor FOLU Pilar Pasar Karbon Internasional Dalam COP30
RI Jadikan Sektor FOLU Pilar Pasar Karbon Internasional Dalam COP30
Pemerintah
Masalah Baru, Cara Usang: Resep Orde Baru Dinilai Tak Akan Atasi Krisis Pangan
Masalah Baru, Cara Usang: Resep Orde Baru Dinilai Tak Akan Atasi Krisis Pangan
LSM/Figur
Biasanya Jadi Gula, Kini Pertamina Pikirkan Ubah Aren Jadi Bioetanol
Biasanya Jadi Gula, Kini Pertamina Pikirkan Ubah Aren Jadi Bioetanol
BUMN
Perusahaan RI Paling Banyak Raih Penghargaan Asia ESG Positive Impact Awards
Perusahaan RI Paling Banyak Raih Penghargaan Asia ESG Positive Impact Awards
Swasta
Pastikan Kawanan Gajah Aman, BKSDA Riau Pasang GPS pada Betina Pemimpinnya
Pastikan Kawanan Gajah Aman, BKSDA Riau Pasang GPS pada Betina Pemimpinnya
Pemerintah
Bukan Cuma Beri Peringatan, Taiwan Tetapkan Panas Ekstrem sebagai Bencana Alam
Bukan Cuma Beri Peringatan, Taiwan Tetapkan Panas Ekstrem sebagai Bencana Alam
Pemerintah
Ilmuwan Desak Pemimpin Global Batasi Biofuel Berbasis Tanaman
Ilmuwan Desak Pemimpin Global Batasi Biofuel Berbasis Tanaman
LSM/Figur
Gates Foundation Gelontorkan 1,4 Miliar Dollar AS untuk Bantu Petani Adaptasi Iklim
Gates Foundation Gelontorkan 1,4 Miliar Dollar AS untuk Bantu Petani Adaptasi Iklim
Swasta
Krisis Iklim dan Penggunaan Pestisida di Pertanian Ancam Populasi Kupu-Kupu
Krisis Iklim dan Penggunaan Pestisida di Pertanian Ancam Populasi Kupu-Kupu
LSM/Figur
Asia ESG PIA Digelar, Pertemukan 39 Perusahaan yang Berkomitmen Jalankan ESG
Asia ESG PIA Digelar, Pertemukan 39 Perusahaan yang Berkomitmen Jalankan ESG
Swasta
Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Resmikan SPKLU Center Pertama di Yogyakarta
Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Resmikan SPKLU Center Pertama di Yogyakarta
BUMN
Bumi Memanas, Hasil Panen di Berbagai Benua Menurun
Bumi Memanas, Hasil Panen di Berbagai Benua Menurun
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau