JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggandeng PT Indojaya Mitra Sarana, dalam mengembangkan teknologi fast charging atau pengisian cepat kendaraan listrik.
Kepala Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi BRIN Tata Sutardi mengatakan, kerja sama dilakukan sebagai upaya mendorong energi bersih.
“Kolaborasi ini bertujuan untuk mendukung pengembangan teknologi kendaraan listrik, khususnya dalam menciptakan solusi infrastruktur pengisian kendaraan listrik yang lebih efisien dan ramah lingkungan,” ungkap Tata dalam keterangan tertulis, Senin (16/12/2024).
Baca juga:
Dia menjelaskan bahwa kerja sama berfokus pada pengembangan prototipe perangkat fast charging kendaraan listrik, dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) maksimal. Teknologi tersebut juga dikembangkan untuk pengisian baterai mobil listrik.
“Salah satu masalah yang sering dihadapi adalah lamanya waktu pengisian baterai kendaraan listrik, dan teknologi ini diharapkan dapat mempercepat proses tersebut,” tutur Tata.
Tata menyampaikan, BRIN bersama PT Indojaya Mitra Sarana menyediakan bahan dan alat, serta mengembangkan perangkat lunak Open Charge Point Protocol (OCPP) versi 2 untuk Central System Management Software (CSMS) dan Client.
Kemudian, pemrograman perangkat lunak OCPP client versi 1.6 untuk charger Phoenix Contact dan Vector, serta merakit prototipe. Riset ini meliputi pengujian desain sirkuit listrik, panel, sistem proteksi, sampai sistem pengisian baterai.
"Kami berharap semua komponen dapat diuji secara menyeluruh agar sistem pengisian ini benar-benar efektif dan siap digunakan," imbuh dia.
Sementara itu, Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN Cuk Supriyadi Ali Nandar berkata kerja sama itu dapat meningkatkan kontribusi komponen lokal dalam teknologi kendaraan listrik.
"Pengembangan perangkat fast charging berbasis komponen dalam negeri akan membuka peluang bagi industri lokal untuk berkembang, menciptakan lapangan kerja, serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," ucap Cuk.
Direktur PT Indojaya Mitra Sarana Edward mengubgkapkan, komponen yang digunakan untuk teknologi fast charging berasal dari dalam negeri.
Baca juga:
Menurut dia, infrastruktur fast charging yang efisien berbasis komponen lokal dapat meningkatkan penggunaan kendaraan listrik.
"Dengan teknologi yang efisien dan ramah lingkungan, Indonesia dapat memainkan peran penting dalam transisi energi berkelanjutan, baik di tingkat nasional maupun internasional," jelas Edward.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya