KOMPAS.com - Kemampuan laut untuk menyerap karbon dioksida dari atmosfer makin berkurang daripada yang diperkirakan pada 2023. Hal tersebut terjadi karena suhu laut yang tinggi.
Jika perubahan iklim terus melemahkan penyerap karbon, hal ini akan semakin membuat sulit untuk menghindari tingkat pemanasan planet yang berbahaya.
Dikutip dari New Scientists, Senin (16/12/2024) lautan saat ini menyerap seperempat emisi CO2 dunia dari atmosfer setiap tahun.
Namun suhu yang menghangat diperkirakan akan melemahkan kemampuan penyerap karbon alami tersebut.
Pengamatan dari tahun 2023 yang merupakan tahun terpanas yang pernah tercatat menunjukkan proses tersebut terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.
"Seiring bumi yang menghangat, kemampuan lautan akan menurun sehingga CO2 dari bahan bakar fosil yang tersimpan di atmosfer akan meningkat," ungkap Scott Denning dari Colorado State University, AS yang tidak terlibat dalam penelitian baru ini.
Baca juga:
Dalam studi ini, peneliti dari ETH Zürich di Swiss memodelkan aliran CO2 dari lautan ke atmosfer pada 2023 namun tidak termasuk lautan kutub.
Mereka mendasarkan model tersebut pada pengukuran langsung di berbagai bagian lautan, serta pengamatan suhu permukaan laut, kecepatan angin, dan aktivitas plankton.
Secara keseluruhan, para peneliti menemukan bahwa serapan karbon lautan sekitar 10 persen lebih lemah dari yang diharapkan mengingat pola cuaca El Niño yang kuat muncul di awal tahun.
Secara historis, pergeseran ke kondisi El Niño yang hangat membantu Pasifik tropis menyerap lebih banyak karbon dioksida dengan menekan arus air dalam yang naik ke permukaan di sana, sehingga membatasi jumlah CO2 yang dilepaskan ke udara.
Namun pada tahun 2023, dampak ini berkurang karena peningkatan CO2 yang dilepaskan dari Samudra Atlantik dan Pasifik di luar daerah tropis.
Para peneliti ini mengaitkan kenaikan tersebut dengan rekor suhu permukaan laut yang tinggi di sebagian besar wilayah kedua samudra, yang mengurangi kapasitas air untuk menyerap CO2.
Menipisnya serapan karbon Bumi akan membuat pengurangan emisi yang cukup cepat untuk memenuhi target iklim menjadi semakin sulit tercapai.
Baca juga:
Selain serapan laut yang lemah, pada tahun 2023 terjadi pelemahan pada hampir total serapan karbon daratan akibat kekeringan dan kebakaran hutan.
Namun, tidak jelas apakah serapan yang melemah itu hanya sementara atau dapat berlangsung lebih lama.
Sementara itu pendapat lain datang dari Corinne Le Quéré dari University of East Anglia, Inggris yang mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa serapan laut melemah lebih cepat dari yang diharapkan berdasarkan satu tahun terutama mengingat kompleksitas semua faktor yang terlibat.
Akan tetapi suhu permukaan laut yang terus tinggi pada 2024 tentu menjadi kekhawatiran tersendiri bagi kemampuan laut dalam penyerapan karbon.
Apalagi itu dikombinasikan dengan pergeseran ke kondisi La Nina yang meningkatkan arus naik air kaya CO2 yang dapat menyebabkan serapan karbon laut makin melemah.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya