KOMPAS.com - Anak usaha PT Telkom Indonesia, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel), membangun menara dengan material rendah karbon.
Menara tersebut berbahan glass fiber reinforced polymer (GFRP) sebagai pengganti besi dan baja untuk konstruksi.
Direktur Bisnis Mitratel Agus Winarno mengatakan, GFRP pada dasarnya adalah bahan komposit yang terdiri dari serat gelas dan resin.
Baca juga: Label Emisi Penerbangan Bakal Diluncurkan di Eropa, Penumpang Bisa Bandingkan Jejak Karbon
Agus mengatakan, material GFRP bukan berasal dari besi dan baja sehingga tidak butuh energi fosil sebagai alat pembakaran atau peleburan.
Dengan menerapkan GFRP di satu menara rooftop, Mitratel dapat mengurangi penggunaan baja sebesar 1.748 kilogram atau setara pengurangan emisi sebesar 3,2338 ton karbon dioksida.
Angka itu mengacu pada angka jejak karbon rata-rata tertimbang menurut McKinsey dan Asosiasi Baja Dunia.
Dengan asumsi terdapat 265 menara Mitratel yang menggunakan GFRP, maka total pengurangan emisi sekitar 856,96 ton karbon dioksia.
Baca juga: AS, China, dan India Penyumbang Emisi Karbon Terbesar dari Pariwisata
Mitratel sudah menguji kualitas menara berbahan GFRP sejak Juli 2023. Menara dari GFRP teruji mampu menggendong antenna dan perangkat telekomunikasi lainnya.
Yayasan Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri Institut Teknologi Bandung (LAPI ITB) dalam laporan risetnya pada 4 Maret 2024 menyatakan menara GFRP telah memenuhi syarat material.
Menara berbahan baku GFRP juga memiliki bobot 60 persen lebih ringan dibandingkan bobot menara dari besi baja.
Baca juga: AS Janji Pangkas Emisi 66 Persen, tapi Trump Mungin Bikin Plot-twist
Bobot menara yang ringan akan berdampak juga terhadap kebutuhan konsumsi energi dan penggunaan energi listrik saat pembangunan dan operasional menara.
"Biaya perawatannya juga rendah dan dapat diperbaiki dengan mudah karena tidak ada sambungan permanen. Jadi selain lebih ramah lingkungan, juga lebih murah biayanya," kata Agus Winarno dilansir dari Antara, Selasa (24/12/2024).
Agus menyampaikan, Mitratel telah menyusun sejumlah strategi terkait implementasi penggunaan GFRP.
"Di antaranya menjalin kolaborasi dengan mitra strategis, mendorong implementasi 5G, meningkatkan kerjasama dengan pabrikan, dan memperbanyak menara-menara yang menggunakan bahan ramah lingkungan," ujar Agus.
Baca juga: Industri Tinggi Karbon Berhasil Pangkas Emisi Tapi Tidak Cukup Cepat
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya