Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Usaha Telkom Bangun Menara dari Resin, Kurangi Emisi 856,96 Ton

Kompas.com - 26/12/2024, 09:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Anak usaha PT Telkom Indonesia, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel), membangun menara dengan material rendah karbon.

Menara tersebut berbahan glass fiber reinforced polymer (GFRP) sebagai pengganti besi dan baja untuk konstruksi. 

Direktur Bisnis Mitratel Agus Winarno mengatakan, GFRP pada dasarnya adalah bahan komposit yang terdiri dari serat gelas dan resin.

Baca juga: Label Emisi Penerbangan Bakal Diluncurkan di Eropa, Penumpang Bisa Bandingkan Jejak Karbon

Agus mengatakan, material GFRP bukan berasal dari besi dan baja sehingga tidak butuh energi fosil sebagai alat pembakaran atau peleburan. 

Dengan menerapkan GFRP di satu menara rooftop, Mitratel dapat mengurangi penggunaan baja sebesar 1.748 kilogram atau setara pengurangan emisi sebesar 3,2338 ton karbon dioksida.

Angka itu mengacu pada angka jejak karbon rata-rata tertimbang menurut McKinsey dan Asosiasi Baja Dunia.

Dengan asumsi terdapat 265 menara Mitratel yang menggunakan GFRP, maka total pengurangan emisi sekitar 856,96 ton karbon dioksia.

Baca juga: AS, China, dan India Penyumbang Emisi Karbon Terbesar dari Pariwisata

Ringan

Mitratel sudah menguji kualitas menara berbahan GFRP sejak Juli 2023. Menara dari GFRP teruji mampu menggendong antenna dan perangkat telekomunikasi lainnya.

Yayasan Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri Institut Teknologi Bandung (LAPI ITB) dalam laporan risetnya pada 4 Maret 2024 menyatakan menara GFRP telah memenuhi syarat material.

Menara berbahan baku GFRP juga memiliki bobot 60 persen lebih ringan dibandingkan bobot menara dari besi baja.

Baca juga: AS Janji Pangkas Emisi 66 Persen, tapi Trump Mungin Bikin Plot-twist

Bobot menara yang ringan akan berdampak juga terhadap kebutuhan konsumsi energi dan penggunaan energi listrik saat pembangunan dan operasional menara.

"Biaya perawatannya juga rendah dan dapat diperbaiki dengan mudah karena tidak ada sambungan permanen. Jadi selain lebih ramah lingkungan, juga lebih murah biayanya," kata Agus Winarno dilansir dari Antara, Selasa (24/12/2024).

Agus menyampaikan, Mitratel telah menyusun sejumlah strategi terkait implementasi penggunaan GFRP. 

"Di antaranya menjalin kolaborasi dengan mitra strategis, mendorong implementasi 5G, meningkatkan kerjasama dengan pabrikan, dan memperbanyak menara-menara yang menggunakan bahan ramah lingkungan," ujar Agus.

Baca juga: Industri Tinggi Karbon Berhasil Pangkas Emisi Tapi Tidak Cukup Cepat

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Hutan Mangrove Lindungi Pesisir dari Tsunami, Tapi Terancam Hilang

Hutan Mangrove Lindungi Pesisir dari Tsunami, Tapi Terancam Hilang

Pemerintah
Penginderaan Jauh Bantu Pantau Sampah Plastik di Sungai dan Danau

Penginderaan Jauh Bantu Pantau Sampah Plastik di Sungai dan Danau

Pemerintah
Bagaimana Cara Rayakan Tahun Baru yang Lebih Ramah Lingkungan?

Bagaimana Cara Rayakan Tahun Baru yang Lebih Ramah Lingkungan?

LSM/Figur
Ada Pengaruh China, Permintaan Batu Bara Global Alami Titik Jenuh Hingga 2027

Ada Pengaruh China, Permintaan Batu Bara Global Alami Titik Jenuh Hingga 2027

LSM/Figur
7 Prediksi Tren Keberlanjutan Tahun 2025, dari ESG sampai Karbon

7 Prediksi Tren Keberlanjutan Tahun 2025, dari ESG sampai Karbon

LSM/Figur
Anak Usaha Telkom Bangun Menara dari Resin, Kurangi Emisi 856,96 Ton

Anak Usaha Telkom Bangun Menara dari Resin, Kurangi Emisi 856,96 Ton

Pemerintah
Harimau Berperilaku Unik Muncul di Sumbar, Ikuti Warga sampai Batas Kampung

Harimau Berperilaku Unik Muncul di Sumbar, Ikuti Warga sampai Batas Kampung

Pemerintah
Kriminalisasi Masyarakat Adat Meningkat, 121 Kasus pada 2024

Kriminalisasi Masyarakat Adat Meningkat, 121 Kasus pada 2024

LSM/Figur
Deforestasi, 1,9 Juta Hektare Hutan Indonesia Rusak Dalam 2 Tahun

Deforestasi, 1,9 Juta Hektare Hutan Indonesia Rusak Dalam 2 Tahun

LSM/Figur
Perlindungan Masih Minim, RUU Masyarakat Adat Harus Disahkan pada 2025

Perlindungan Masih Minim, RUU Masyarakat Adat Harus Disahkan pada 2025

LSM/Figur
Kawasan Ekonomi Khusus Kura Kura Bali Capai 75 Persen Target Investasi

Kawasan Ekonomi Khusus Kura Kura Bali Capai 75 Persen Target Investasi

Swasta
Transisi Energi, Kerjasama Teknologi dengan China dan UAE Perlu

Transisi Energi, Kerjasama Teknologi dengan China dan UAE Perlu

Pemerintah
Transisi Energi Indonesia Lambat, Regulasi Tak Jelas Sebabnya

Transisi Energi Indonesia Lambat, Regulasi Tak Jelas Sebabnya

Pemerintah
Berdaya, Cerita Perjuangan Penyandang Disabilitas Wujudkan Usaha Mandiri bersama Nusantara Infrastructure

Berdaya, Cerita Perjuangan Penyandang Disabilitas Wujudkan Usaha Mandiri bersama Nusantara Infrastructure

Swasta
Dukung SDGs, Nusantara Infrastructure Bangun Ekosistem UMKM Inklusif untuk Penyandang Disabilitas

Dukung SDGs, Nusantara Infrastructure Bangun Ekosistem UMKM Inklusif untuk Penyandang Disabilitas

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau