KOMPAS.com - Sejak zaman dahulu, masyarakat Indonesia telah memanfaatkan bambu untuk berbagai kebutuhan.
Mulai dari kerajinan tangan, furnitur, hingga material bangunan, masyarakat Indonesia sangat familiar dengan pemanfaatan bambu.
Di samping itu aneka manfaat dan kelekatannya dengan masyarakat Indonesia, bambu juga menjadi sebuah kearifan lokal.
Kini, saat dunia menghadapi krisis iklim, pemanfaatan bambu menjadi dinilai menjadi salah satu solusi untuk mengatasi pemanasan global.
Baca juga: 85 Persen Eksekutif Berkomitmen Laporkan Pengungkapan Iklim
Saat bambu tumbuh, tanaman tersebut dapat dengan cepat membantu menyerap banyak karbon dioksida dari atmosfer, sebagaimana dilansir Yale Climate Connections.
Bambu dapat tumbuh dengan baik di berbagai lingkungan dan di tanah yang terdegradasi. Bambu juga bisa ditanam di area yang mungkin sulit untuk jenis-jenis tanaman tertentu.
Oleh sebab itu, penanaman bambu dapat membantu upaya penghijauan untuk menyerap karbon dari atmosfer.
Menurut Project Drawdown, sebuah kelompok penelitian iklim, bambu dapat ditanam di ratusan juta hektare lahan terdegradasi di seluruh dunia untuk membantu memperlambat laju perubahan iklim.
Dilansir dari Sustainability Times, menurut penelitian bambu dapat menghasilkan 27,38 juta ton oksigen per tahun di India, terutama karena pertumbuhannya yang cepat.
Baca juga: Karena Perubahan Iklim, Rekor Suhu Panas Kemungkinan Besar Berlanjut 2025
Di sisi lain, akar serabut bambu mampu menjaga ekosistem air dan menyimpan pasokan air yang melimpah untuk lingkungan sekitarnya, sebagaimana dilansir Indonesia.go.id.
Bambu menjadi benteng alam pencegah erosi karena kekuatan akar serabutnya mencengkeram kuat ke tanah.
Rumpun-rumpun bambu yang membentuk hutan kecil ternyata juga sanggup menurunkan suhu udara di sekitarnya dan membuatnya lebih sejuk.
Bambu termasuk keluarga rumput raksasa dan dikelompokkan sebagai hasil hutan bukan kayu.
Tanaman ini tersebar merata di wilayah beriklim tropis dan subtropis di seluruh dunia, khususnya di benua Asia, Afrika, dan Amerika.
Baca juga: Berita Iklim Penting dan Mengejutkan pada 2024
Selain menyerap karbon, bambu juga bisa dimanfaatkan untuk berbagai produk pengganti kayu atau material lainnya.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya