Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

85 Persen Eksekutif Berkomitmen Laporkan Pengungkapan Iklim

Kompas.com - 03/01/2025, 17:35 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber ESG News

KOMPAS.com - Survei dari Workiva mengungkapkan eksekutif di seluruh dunia menggandakan komitmen keberlanjutannya.

Terbukti, sebanyak 85 persen eksekutif dunia berencana untuk melaporkan pengungkapan iklim (Climate Disclosures) terlepas dari adanya perubahan politik atau regulasi.

Temuan tersebut berdasarkan survei dari 1.600 pemimpin global yang dilakukan Workiva baru-baru ini.

Menurut European Central Bank, pengungkapan iklim merupakan dokumen yang dipublikasikan oleh organisasi mengenai jejak karbon dari aktivitas mereka dan paparan mereka terhadap risiko iklim.

Baca juga:

Dokumen ini memberi tahu kita seberapa besar aktivitas organisasi memengaruhi, dan dipengaruhi oleh, perubahan iklim.

Misalnya, pengungkapan iklim dapat menunjukkan seberapa banyak CO2 yang dihasilkan suatu perusahaan, dampak cuaca ekstrem seperti banjir atau kekeringan terhadap bisnis, serta seberapa berkelanjutan investasinya.

Pengungkapan tersebut dapat memberi tahu kita apa yang direncanakan organisasi untuk mengatasi hal itu.

Pengungkapan iklim dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, mulai dari laporan, halaman web, atau sarana komunikasi publik lainnya.

Lebih lanjut, seperti dikutip dari ESG News, Jumat (3/1/2025) selain emisi, 83 persen pemimpin bermaksud untuk mengungkapkan risiko terkait iklim, dan 82 persen akan melaporkan dampak material dari risiko tersebut.

Ini menandakan komitmen yang kuat terhadap transparansi di tengah politik global yang fluktuatif.

“Para pemimpin tidak lagi hanya bereaksi, mereka secara proaktif membangun ketahanan dan kemampuan beradaptasi ke dalam strategi mereka,” kata Mandi McReynolds, Wakil Presiden Global ESG dan Chief Sustainability Officer untuk Workiva.

Bahkan tanpa adanya persyaratan kepatuhan langsung, 75 persen perusahaan berencana menyelaraskan pelaporan mereka dengan Arahan Pelaporan Keberlanjutan Perusahaan (CSRD) Uni Eropa.

Baca juga:

“Interaksi antara kinerja bisnis, dampak sosial, dan teknologi tidak hanya membentuk hasil, tetapi juga mendorong nilai berkelanjutan yang nyata,” tambah McReynolds.

Sementara itu eksekutif dunia juga mengantisipasi adanya regulasi ESG yang baru atau diperluas.

Misalnya di Brasil sebanyak 78 persen eksekutif bersiap dengan regulasi baru dan juga Singapura (80 persen) yang turut mengantisipasi pertumbuhan regulasi.

Laporan juga menyoroti bahwa investor institusional makin menyukai pengungkapan keberlanjutan yang diatur, dengan 96 persen setuju bahwa pengungkapan menghasilkan keputusan investasi yang lebih tepat.

Selain itu juga, laporan mencatat keberlanjutan dan strategi keuangan saling terkait dengan adanya inflasi, suku bunga dan perubahan kebijakan yang siap memengaruhi pelaporan bisnis.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Kapal Pesiar Bertenaga Hidrogen Pertama Di Dunia Akan Segera Diluncurkan

Kapal Pesiar Bertenaga Hidrogen Pertama Di Dunia Akan Segera Diluncurkan

Swasta
Karena Perubahan Iklim, “Sungai” Bisa Terbentuk di Atmosfer

Karena Perubahan Iklim, “Sungai” Bisa Terbentuk di Atmosfer

LSM/Figur
6 Kegiatan Sederhana dari Rumah untuk Ikut Rayakan Hari Bumi

6 Kegiatan Sederhana dari Rumah untuk Ikut Rayakan Hari Bumi

LSM/Figur
Transisi dari Bahan Bakar Fosil Bisa Perkuat Ketahanan Energi Negara

Transisi dari Bahan Bakar Fosil Bisa Perkuat Ketahanan Energi Negara

LSM/Figur
Menteri LH Minta Industri Siapkan 'Road Map' Atasi Polusi Udara

Menteri LH Minta Industri Siapkan "Road Map" Atasi Polusi Udara

Pemerintah
Peringati Hari Bumi, Kemenag Berencana Tanam 1 Juta Pohon

Peringati Hari Bumi, Kemenag Berencana Tanam 1 Juta Pohon

Pemerintah
Waspada, BMKG Sebut Hujan Lebat Bisa Tiba-tiba Guyur Jawa Sepekan ke Depan

Waspada, BMKG Sebut Hujan Lebat Bisa Tiba-tiba Guyur Jawa Sepekan ke Depan

Pemerintah
Industri “Fast Fashion” Hasilkan Limbah Tekstil Tak Terkelola 92 Juta Ton Per Tahun

Industri “Fast Fashion” Hasilkan Limbah Tekstil Tak Terkelola 92 Juta Ton Per Tahun

Swasta
Tumpukan Limbah Medis B3 Ditemukan di Area Permukiman Karawang

Tumpukan Limbah Medis B3 Ditemukan di Area Permukiman Karawang

Pemerintah
Profesor IPB Jelaskan Alasan Direwolf yang Punah Bisa Diciptakan Kembali

Profesor IPB Jelaskan Alasan Direwolf yang Punah Bisa Diciptakan Kembali

LSM/Figur
Berkapasitas 1.320 MW, PLTU Tanjung Lalang akan Pasok Listrik di Sumatera

Berkapasitas 1.320 MW, PLTU Tanjung Lalang akan Pasok Listrik di Sumatera

BUMN
Sebagian Besar Sungai Tercemar Berat, Industri Didesak Kelola Limbahnya

Sebagian Besar Sungai Tercemar Berat, Industri Didesak Kelola Limbahnya

Pemerintah
Catat, Ini Barang-barang yang Tak Bisa di Daur Ulang

Catat, Ini Barang-barang yang Tak Bisa di Daur Ulang

Swasta
Menteri LH Tak Beri Toleransi terhadap Fasilitas “Open Burning” Milik Industri

Menteri LH Tak Beri Toleransi terhadap Fasilitas “Open Burning” Milik Industri

Pemerintah
Perusahaan Perlu Lebih Serius Kelola Air Demi Masa Depan Lingkungan

Perusahaan Perlu Lebih Serius Kelola Air Demi Masa Depan Lingkungan

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau