JAKARTA, KOMPAS.com - Program Food Rescue Warrior yang digagas Bank DBS Indonesia dan FoodCycle Indonesia, telah menyalurkan 658.071 paket makanan kepada 53.046 orang.
Ratusan ribu paket makanan tersebut merupakan hasil pengolahan 134.700 kilogram surplus makanan.
Head of Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia Mona Monika menjelaskan, program ini mendorong partisipasi aktif pengelolaan sampah makanan yang berkelanjutan.
Baca juga:
Lainnya adalah mengatasi surplus makanan dari hotel, restoran, dan kafe dengan mendistribusikan makanan atau bahan pangan layak konsumsi kepada masyarakat rentan.
“Dengan menyediakan kebutuhan dasar, yakni makanan yang bernutrisi bagi masyarakat rentan, ini adalah bentuk komitmen nyata Bank DBS Indonesia melalui DBS Foundation untuk berkontribusi secara positif bagi komunitas," ujar Mona dalam keterangan tertulis, Jumat (3/1/2025).
Pihaknya telah bekerja sama dengan 28 mitra hotel dan 56 tenant makanan sebagai pendonor makanan surplus. Ekosistem Food Rescue Warrior terdiri dari tenant restoran dan kafe antara lain Holland Bakery, Solaria, Kopi Kenangan, Hotel Le Meridien Jakarta, Hotel Aston Pluit, Hotel Harris fX Sudirman, dan lain-lain.
"Ke depannya, kami akan fokus untuk bekerja sama dengan lebih banyak mitra, untuk menciptakan masyarakat yang lebih sehat, sejahtera, dan memiliki akses yang lebih baik terhadap kebutuhan dasar nutrisi," tutur Mona.
Kini program Food Rescue Warrior telah mendirikan dan mengelola tiga urban farm yang memberikan pelatihan kepada 52 orang serta mempekerjakan empat kaum muda binaan
Selain itu, Food Rescue Warrior juga mengelola 74.695 kg sampah makanan secara berkelanjutan sehingga tidak berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA).
Melalui program tersebut, Bank DBS Indonesia dan DBS Foundation turut mengajak para mitra dan masyarakat untuk memerangi masalah sampah makanan ataupun mendukung ketahanan pangan di Indonesia.
Berdasarkan Indeks Kelaparan Global 2023, Indonesia berada di peringkat ke-70 dari 107 negara, dengan skor 20,4 yang menunjukkan tingkat kelaparan yang serius.
Laporan Global Food Security Index (GFSI) 2022 menyatakan, Indonesia menempati peringkat ke-63 dari 113 negara dalam hal ketahanan pangan, dengan skor rata-rata 60,2.
Baca juga:
Mona menyebut, posisi ini lebih rendah dibandingkan dengan Vietnam yang berada di peringkat ke-46 dan Malaysia di peringkat ke-41.
Oleh sebab itu, pihaknya akan memperluas distribusi makanan untuk mendukung pemenuhan nutrisi termasuk ke daerah-daerah terpencil pada 2025.
Bank DBS Indonesia juga bakal melakukan urban farming, praktik bercocok tanam di lingkungan perkotaan, sebagai salah satu solusi untuk menyediakan bahan makanan segar serta mengembangkan ketahanan pangan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya