KOMPAS.com - Pertandingan olahraga, termasuk sepak bola, menghadirkan kompetisi bagi pesertanya sera hiburan bagi penontonnya.
Karena sepak bola sangat populer di seluruh dunia, pamornya bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan berbagai hal, termasuk keberlanjutan.
Menyadari potensi ini, organisasi nirlaba seperti Global Sustainability Benchmark in Sport (GSBS) berupaya untuk mempromosikan praktik yang bertanggung jawab dalam industri ini.
Baca juga: Ini Upaya MIND ID Implementasikan Keberlanjutan
Setiap tahunnya GSBS menyusun peringkat keberlanjutan dari organisasi olahraga profesional, termasuk klub sepak bola berdasarkan berbagai kriteria.
Ada empat aspek yang dinilai oleh GSBS yakni korporasi, lingkungan, sosial, dan tata kelola.
Penilaian korporasi contohnya mencakup kinerja keuangan, investasi, struktur organisasi, pendekatan keberlanjutan, strategi dan kebijakan, manajemen risiko, dan lainnya.
Sementara itu penilaian lingkungan meliputi emisi, perjalanan bisnis dan penumpang, perjalanan penggemar dan penonton, polusi udara, polusi cahaya, polusi suara, konsumsi energi, konsumsi air, limbah, dan lainnya.
Asesmen terhadap sosial seperti jumlah karyawan, gender, umur, struktur manajemen, pengembangan karyawan, atlet profesional, kesehatan, dampak sosial, dan lainnya.
Baca juga: Bagaimana Kecerdasan Buatan Memengaruhi Keberlanjutan pada 2025?
Sedangkan penilaian tata kelola yakni struktur pimpinan, komposisi pimpinan, transparansi, anti korupsi, manajemen pemangki kepentingan, dampak ekonomi, dan lainnya.
Semakin tinggi skornya, maka peringkat keberlanjutan klub sepak bola tersebut semakin berada di atas.
Penilaian dan skor tersebut dinilai penting untuk memberikan apresiasi terhadap upaya keberlanjutan dari sebuah klub sepak bola.
Selain itu, langkah tersebut juga menjadi pendorong agar klub lain berlomba-lomba meningkatkan upaya keberlanjutannya.
Dengan demikian, olah raga digarapkan dapat memberi dampak positif terhadap dunia di luar lapangan.
Berikut 10 klub sepakbola dengan skor keberlanjutan paling tinggi tahun 2024 versi penilaian GSBS.
Baca juga: 6 Tren Keberlanjutan yang Moncer Sepanjang 2024
Baca juga: 7 Prediksi Tren Keberlanjutan Tahun 2025, dari ESG sampai Karbon
Baca juga: Apakah Investor Kurang Peduli Terhadap Keberlanjutan?
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya