JAKARTA, KOMPAS.com - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) bakal memproduksi avtur berkelanjutan, atau sustainable aviation fuel (SAF) untuk cakupan dalam negeri hingga pasar Asia Tenggara.
Hal itu dilakukan menyusul dikeluarkannya sertifikasi International Sustainability Carbon Certification (ISCC) Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA) dan Europe Union (EU) untuk mengolah bahan baku minyak jelantah menjadi SAF.
Sekretaris Perusahaan KPI Hermansyah Y Nasroen mengungkapkan, unit Treated Distillate Hydro Treating-red (TDHT) di Kilang Cilacap berhasil meraih sertifikasi ini pada Desember 2024.
Baca juga:
“KPI sebelumnya mampu memproduksi Pertamina SAF dengan bahan baku refined bleached deodorized palm kernel oil atau minyak inti sawit,” ujar Hermansyah dalam keterangan tertulis, Senin (13/1/2025).
“Kini, KPI siap melangkah dengan memproduksi Pertamina SAF tersertifikasi ISCC pertama di Indonesia atau regional dengan bahan baku minyak jelantah,” imbuh dia.
Adapun SAF menghasilkan emisi karbon 90 persen dibandingkan avtur yang berbahan baku 100 persen minyak bumi.
Hermansyah menyebut, penyerapan minyak jelantah untuk campuran bahan baku pembuatan avtur berkontribusi dalam memangkas limbah minyak goreng bekas pakai.
Pihaknya berencana melakukan penggantian katalis atau zat yang dapat mengolah minyak jelantah menjadi SAF di Kilang Cilacap.
"Katalis yang akan digunakan merupakan hasil pengembangan Technology and Innovation Pertamina berkolaborasi dengan pakar dan engineer PT Kilang Pertamina Internasional,” tutur Hermansyah.
Unit TDHT pun diizinkan memproduksi bahan bakar solar nabati yang berasal dari 100 persen bahan baku nabati sejak 2022 yakni Pertamina Renewable Diesel (RD) atau Hydrotreated Nabati Oil (HVO) yang bersertifikat ISCC.
Sementara itu, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menyampaikan bahwa Pertamina Group berkomitmen mengembangkan energi ramah lingkungan. Termasuk SAF yang dimanfaatkan untuk mendukung industri transportasi udara di Indonesia.
Baca juga:
"Melalui pengembangan bahan bakar hijau, Pertamina bertekad menjalankan mandat ketahanan dan kedaulatan energi Indonesia, sekaligus ikut berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan di Tanah Air," terang Fadjar.
KPI merupakan anak perusahaan Pertamina yang menjalankan bisnis utama pengolahan minyak dan petrokimia sesuai dengan prinsip environmental, scial and governance (ESG).
KPI telah terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC) dan berkomitmen pada 10 prinsip UNGC dalam strategi operasional sebagai bagian dari penerapan aspek ESG.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya