Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Hanya 10 dari 77 Maskapai yang Mendorong Penerapan SAF

Kompas.com - 10/12/2024, 18:56 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber knowesg

KOMPAS.com - Studi dari Transport & Environment (T&E) menemukan 87 persen maskapai tidak melanjutkan upaya mereka dalam transisi ke bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF).

Menurut studi tersebut, hanya 10 dari 77 maskapai yang dinilai melakukan bagian mereka untuk memfasilitasi transisi ke bahan bakar berkelanjutan.

Dikutip dari Know ESG, Selasa (10/12/2024) meski beberapa maskapai menggunakan SAF, mereka tidak memiliki campuran yang tepat atau menggunakan campuran yang salah sama sekali.

E-kerosene dianggap sebagai opsi yang paling berkelanjutan dan dapat ditingkatkan, tetapi mereka beralih ke biofuel yang terbuat dari jagung atau kedelai, yang tidak berkelanjutan dan tidak dapat digunakan untuk produksi skala besar.

Baca juga:

Studi pun mencatat maskapai dengan kinerja terbaik adalah Air France-KLM, United Airlines, dan Norwegian.

Mereka disebut telah berinvestasi dalam e-kerosene, bahan bakar hijau yang terbuat dari listrik terbarukan dan biofuel lain yang terbuat dari produk limbah.

SAF penting karena mengurangi emisi karbon industri penerbangan karena dapat menggantikan bahan bakar jet tradisional, yang merupakan penyumbang utama emisi karbon dioksida, dan memainkan peran konstruktif dalam memenuhi tujuan iklim.

Sayangnya, perusahaan minyak besar tidak berinvestasi lebih banyak dalam produksi SAF dan sebagian besar SAF yang mereka produksi adalah bahan bakar berbasis bio, yang kurang berkelanjutan.

Di sisi lain, perusahaan kecil dan perusahaan rintisan berinvestasi dalam produksi e-kerosene, tetapi mereka kekurangan sumber daya keuangan untuk meningkatkannya, sehingga sulit untuk memenuhi permintaan bahan bakar hijau yang terus meningkat di industri penerbangan.

Baca juga:

Studi ini pun menyerukan lebih banyak peraturan dan sikap yang lebih tegas terhadap perusahaan minyak yang menolak untuk berhenti menggunakan bahan bakar fosil.

"Terlalu sedikit maskapai penerbangan yang berkomitmen pada bahan bakar yang benar-benar berkelanjutan. Mayoritas membeli jenis bahan bakar yang salah atau, lebih buruk lagi, tidak menggunakan SAF sama sekali," kata Francesco Catte, manajer SAF di T&E.

Maskapai penerbangan harus berusaha keras untuk mengubah hal ini.

"Mereka perlu mengirimkan sinyal yang tepat kepada pemasok bahan bakar bahwa apa yang dijual kepada mereka tidak akan membuat penerbangan mereka ramah lingkungan. Jika tidak, mereka dapat melupakan tujuan nol emisi bersih mereka," tambah Catte.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Relawan World Cleanup Day RI Terbanyak di Dunia Tujuh Tahun Berturut-turut
Relawan World Cleanup Day RI Terbanyak di Dunia Tujuh Tahun Berturut-turut
Pemerintah
Kolaborasi SIS dan Cambridge, Wujudkan Pendidikan Internasional yang Inklusif dan Terjangkau
Kolaborasi SIS dan Cambridge, Wujudkan Pendidikan Internasional yang Inklusif dan Terjangkau
Swasta
Orangutan Tapanuli Tinggal 577 Ekor, Dua Koridor Hutan Perlu Diperluas
Orangutan Tapanuli Tinggal 577 Ekor, Dua Koridor Hutan Perlu Diperluas
LSM/Figur
Jadi Pengepul Trenggiling, Pria Paruh Baya di Jateng Terancam 10 Tahun Penjara
Jadi Pengepul Trenggiling, Pria Paruh Baya di Jateng Terancam 10 Tahun Penjara
Pemerintah
Transisi Lambat, tapi Perkapalan Siap Beralih ke Bahan Bakar Hijau Pasca-2030
Transisi Lambat, tapi Perkapalan Siap Beralih ke Bahan Bakar Hijau Pasca-2030
Swasta
Studi: Mayoritas Pabrikan Mobil Uni Eropa Siap Penuhi Target Emisi
Studi: Mayoritas Pabrikan Mobil Uni Eropa Siap Penuhi Target Emisi
Swasta
Dari Trek Lari, FKUI Targetkan Galang Rp 4M untuk Bangun Puskesmas Cianjur
Dari Trek Lari, FKUI Targetkan Galang Rp 4M untuk Bangun Puskesmas Cianjur
Swasta
Tak Masalah FOMO Lari, Kita Bisa Berkontribusi pada SDGs
Tak Masalah FOMO Lari, Kita Bisa Berkontribusi pada SDGs
LSM/Figur
Timbunan Sampah Capai 140 Ribu Ton per Hari, Pengelolaannya Baru 15 Persen
Timbunan Sampah Capai 140 Ribu Ton per Hari, Pengelolaannya Baru 15 Persen
Pemerintah
84 Ribu Hektare Kebun Sawit Ada dalam Kawasan Hutan, Milik 64 Entitas
84 Ribu Hektare Kebun Sawit Ada dalam Kawasan Hutan, Milik 64 Entitas
Pemerintah
Tambang Nikel Rusak Raja Ampat, Greenpeace Desak Tata Kelola Mineral Berkelanjutan
Tambang Nikel Rusak Raja Ampat, Greenpeace Desak Tata Kelola Mineral Berkelanjutan
LSM/Figur
BPOM Ungkap Strategi Cegah Keracunan pada Program MBG
BPOM Ungkap Strategi Cegah Keracunan pada Program MBG
Pemerintah
Dari Norwegia ke India, Industri Semen Tangkap Karbon untuk Jawab Tantangan Iklim
Dari Norwegia ke India, Industri Semen Tangkap Karbon untuk Jawab Tantangan Iklim
Swasta
Pangkas Emisi Karbon, Kemenhut Siapkan 17 Juta Bibit Gratis
Pangkas Emisi Karbon, Kemenhut Siapkan 17 Juta Bibit Gratis
Pemerintah
Industri Semen Tekan Emisi 21 Persen, Bidik Semen Hijau Nol Karbon 2050
Industri Semen Tekan Emisi 21 Persen, Bidik Semen Hijau Nol Karbon 2050
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau