Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/01/2025, 07:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Perusahaan energi bersih yang berbasis di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), yakni Masdar, akan membangun kantor pusat kawasan Asia Tenggara di Jakarta.

Hal tersebut diambil karena Indonesia dinilai menjadi pusat energi terbarukan di kawasan Asia Tenggara.

"Jakarta adalah pusat kami untuk Asia Tenggara. Di Jakarta, kami memutuskan untuk membangun kantor kami," ujar Chief Operating Officer (COO) Masdar Abdulaziz Alobaidli kepada Antara di Abu Dhabi, (UEA), Selasa.

Baca juga: Perdagangan Karbon Internasional di IDX: Baru 1 dari Energi Terbarukan

Meskipun Masdar membidik perluasan investasi ke negara-negara di sekitar Indonesia, Alobaidli menyampaikan Indonesia tetap menjadi pusat energi terbarukan di kawasan Asia Tenggara.

"Kami juga membidik Malaysia, kemudian potensi ekspor (energi) ke Singapura, Filipina, dan pasar lainnya. Yang pasti, kami memulai di Indonesia, dan Jakarta adalah pusat regional kami untuk wilayah tersebut," kata Alobaidli.

Masdar terlibat dalam berbagai proyek energi terbarukan di Indonesia, salah satunya adalah pengembangan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata, di Waduk Cirata, Jawa Barat.

Selain itu, Masdar juga menerima Letter to Proceed (LtP) dalam investasi Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) energi baru terbarukan di Nusantara, Kalimantan Timur, dari Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN).

Baca juga: Rekor, Bauran Energi Terbarukan Jerman Capai 59 Persen pada 2024

Panas bumi

Masdar juga memegang saham sebesar 15 persen di PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE).

Masdar juga berambisi untuk menjadikan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) sebagai pemain di pasar internasional untuk pemanfaatan energi panas bumi.

"Kami bekerja sama dengan mitra kami untuk melihat bagaimana kami bisa memanfaatkan pengalaman kami untuk membawa Pertamina, dari pemain lokal dalam hal pemanfaatan energi panas bumi, menjadi pemain internasional," ujar Alobaidli.

Baca juga: Negara UE Perbarui Sasaran Energi Terbarukan Lepas Pantai

Saat ini, kata dia, Masdar berupaya untuk menjembatani Pertamina dengan sejumlah negara Afrika yang memiliki potensi energi panas bumi.

"Untuk melihat apakah Pertamina bisa berbisnis di sana," ucap Alobaidli.

Kini, Masdar juga sedang melakukan studi kelayakan untuk pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) dan potensi pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan sistem pumped storage atau memompa air ke reservoir yang lebih tinggi ketika ada kelebihan listrik.

"Untuk tenaga bayu cukup sulit dikembangkan di Indonesia. Topografi wilayahnya menyebabkan beberapa proyek tidak layak, tapi kami masih mendalami peluangnya. Untuk pumped storage, studi kelayakannya masih berlangsung," jelas Alobaidli.

Baca juga: Daya Tarik Investasi Energi Terbarukan RI Lebih Rendah daripada Malaysia dan Vietnam

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau