JAKARTA, KOMPAS.com - Tim peneliti IPB University tengah berupaya menerapkan metode bayi tabung untuk menyelamatkan badak sumatera dari ancaman kepunahan.
Guru Besar IPB University, Arief Boediono, mengatakan bahwa riset penyelamatan itu merupakan kerja sama IPB dengan Colossal Bioscience.
Diketahui, Colossal berhasil menciptakan serigala ganas atau dire wolf yang dinyatakan punah sejak 12.500 tahun lalu.
"Kami kemungkinan mencari badak yang (berkerabat) dekat. Tetapi tinggal lima spesies sekarang badaknya, semuanya juga sudah mulai berkurang," ujar Arief saat dihubungi Kompas.com, Kamis (10/4/2025).
Baca juga: Profesor IPB Jelaskan Alasan Direwolf yang Punah Bisa Diciptakan Kembali
"Nah kemungkinan yang paling dekat adalah kuda, kami otak-atik," imbuh dia.
Arief menyampaikan, kelahiran baru badak sumatera bisa terjadi dengan bioteknologi molekuler. Penyelamatan hewan itu dilakukan dengan teknologi reproduksi berbantu atau assisted reproductive technology (ART) dan BioBank.
Para peneliti melakukan penyuntingan genom atau gene editing, untuk mempertahankan DNA hewan yang akan digunakan.
Kendati demikian, tak semua hewan bisa menjadi ibu pengganti. Selain DNA, masa kehamilan indukan juga harus sama dengan spesies yang akan dikandung.
Baca juga: Terdampak Perubahan Iklim, 40 Persen Amfibi Terancam Punah
"Secara fisiologis, hewan yang bunting harusnya mirip dengan hewan yang sedang dibuntingin. Kalau berbeda nanti akan di-edit gennya," jelas Arief.
Sejauh ini, tim peneliti bakal mencari sel telur dan sperma untuk diteliti agar bisa memperbanyak populasi badak sumatera di Lampung hingga Aceh.
"Kemudian kami bawa sel telur sama spermanya ke Bogor untuk kami buat embrionya. Nanti embrionya kalau kami belum mendapatkan resipien, dibekukan dulu sampai bisa mendapatkan resipien yang siap," papar Arief.
Embrio itu bakal ditransfer ke badak sumatera ataupun spesies terdekatnya.
Baca juga: Berapa Banyak Spesies yang Akan Punah akibat Perubahan Iklim?
Di sisi lain, Arief menyoroti bahwa penelitian ini terkendala pembiayaan. Oleh sebab itu, timnya bekerja sama dengan peneliti internasional untuk menjalankan riset.
"Badak sumatera suatu saat akan ada kelahiran Menggunakan assisted reproductive technology atau clone seperti dire wolf di masa depan," tutur dia.
Kini, mereka telah menempatkan badak yang tersisa di habitat tertentu agar dapat bereproduksi dan melahirkan keturunan baru.
Baca juga: Hutan Lindung Saja Tak Jamin Kelestarian Spesies Terancam Punah
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya