Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selamatkan Badak Sumatera dari Kepunahan, Peneliti IPB Pikirkan Metode Bayi Tabung

Kompas.com, 13 April 2025, 08:36 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim peneliti IPB University tengah berupaya menerapkan metode bayi tabung untuk menyelamatkan badak sumatera dari ancaman kepunahan.

Guru Besar IPB University, Arief Boediono, mengatakan bahwa riset penyelamatan itu merupakan kerja sama IPB dengan Colossal Bioscience. 

Diketahui, Colossal berhasil menciptakan serigala ganas atau dire wolf yang dinyatakan punah sejak 12.500 tahun lalu. 

"Kami kemungkinan mencari badak yang (berkerabat) dekat. Tetapi tinggal lima spesies sekarang badaknya, semuanya juga sudah mulai berkurang," ujar Arief saat dihubungi Kompas.com, Kamis (10/4/2025). 

Baca juga: Profesor IPB Jelaskan Alasan Direwolf yang Punah Bisa Diciptakan Kembali

"Nah kemungkinan yang paling dekat adalah kuda, kami otak-atik," imbuh dia. 

Arief menyampaikan, kelahiran baru badak sumatera bisa terjadi dengan bioteknologi molekuler. Penyelamatan hewan itu dilakukan dengan teknologi reproduksi berbantu atau assisted reproductive technology (ART) dan BioBank.

Para peneliti melakukan penyuntingan genom atau gene editing, untuk mempertahankan DNA hewan yang akan digunakan. 

Kendati demikian, tak semua hewan bisa menjadi ibu pengganti. Selain DNA, masa kehamilan indukan juga harus sama dengan spesies yang akan dikandung. 

Baca juga: Terdampak Perubahan Iklim, 40 Persen Amfibi Terancam Punah

"Secara fisiologis, hewan yang bunting harusnya mirip dengan hewan yang sedang dibuntingin. Kalau berbeda nanti akan di-edit gennya," jelas Arief. 

Sejauh ini, tim peneliti bakal mencari sel telur dan sperma untuk diteliti agar bisa memperbanyak populasi badak sumatera di Lampung hingga Aceh.

"Kemudian kami bawa sel telur sama spermanya ke Bogor untuk kami buat embrionya. Nanti embrionya kalau kami belum mendapatkan resipien, dibekukan dulu sampai bisa mendapatkan resipien yang siap," papar Arief. 

Embrio itu bakal ditransfer ke badak sumatera ataupun spesies terdekatnya.  

Baca juga: Berapa Banyak Spesies yang Akan Punah akibat Perubahan Iklim?

Di sisi lain, Arief menyoroti bahwa penelitian ini terkendala pembiayaan. Oleh sebab itu, timnya bekerja sama dengan peneliti internasional untuk menjalankan riset. 

"Badak sumatera suatu saat akan ada kelahiran Menggunakan assisted reproductive technology atau clone seperti dire wolf di masa depan," tutur dia. 

Kini, mereka telah menempatkan badak yang tersisa di habitat tertentu agar dapat bereproduksi dan melahirkan keturunan baru. 

Baca juga: Hutan Lindung Saja Tak Jamin Kelestarian Spesies Terancam Punah

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Pemerintah
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
Pemerintah
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Pemerintah
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
LSM/Figur
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Swasta
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Pemerintah
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Pemerintah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pemerintah
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
LSM/Figur
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
Pemerintah
Ciptakan Lingkungan Kerja yang Bahagiakan Pegawainya, PLN Raih Sertifikasi Great Place to Work 2025
Ciptakan Lingkungan Kerja yang Bahagiakan Pegawainya, PLN Raih Sertifikasi Great Place to Work 2025
BUMN
Perusahaan Terbesar Dunia Lanjutkan Target Nol-Bersih Usai Sempat Berhenti
Perusahaan Terbesar Dunia Lanjutkan Target Nol-Bersih Usai Sempat Berhenti
Swasta
Hadapi 'Triple Planetary Crisis', Uni Eropa Gandeng ASEAN Lestarikan Hutan Mangrove
Hadapi "Triple Planetary Crisis", Uni Eropa Gandeng ASEAN Lestarikan Hutan Mangrove
LSM/Figur
Permintaan AC Diprediksi Meningkat Tiga Kali Lipat pada Tahun 2050
Permintaan AC Diprediksi Meningkat Tiga Kali Lipat pada Tahun 2050
LSM/Figur
Bappenas Ingatkan Dampak Ekspansi Sawit yang Terlalu Cepat dan Kesampingkan Keberlanjutan
Bappenas Ingatkan Dampak Ekspansi Sawit yang Terlalu Cepat dan Kesampingkan Keberlanjutan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau