JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga pekerja tertimbun longsor di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Morowali, Sulawesi Tengah, Sabtu (22/3/2025). Dua orang di antaranya ditemukan tewas di lokasi kejadian.
Diketahui bahwa korban merupakan pekerja kontraktor PT Morowali Investasi Konstruksi Indonesia (MIKI).
Direktur Pelaksana Yayasan Tanah Merdeka (YTM), Richard Labiro, mengungkapkan insiden tersebut dipicu tingginya curah hujan sejak 16 Maret 2023 yang menyebabkan jebolnya tanggul fasilitas penyimpanan tailing perusahaan.
"Peristiwa longsor di area PT QMB New Energy Materials, pada 22 Maret 2025 pukul 00.10 WITA, menewaskan tiga pekerja, Demianus, Irfan Tandi, dan Akbar," ujar Richard dalam keterangannya, Kamis (10/4/2025).
Baca juga: Morowali Diintai Banjir hingga Longsor karena Masifnya Ekstraktivisme
"Membuktikan bahwa pengelolaan tailing dengan metode fasilitas penyimpanan tailing di daerah dengan curah hujan tinggi sangat berisiko terhadap bencana longsor," imbuh dia.
YTM berpandangan, pengelolaan tailing menggunakan metode fasilitas penyimpanan tailing di tanah sangat berisiko dan berbahaya di daerah dengan tingkat curah hujan tinggi seperti Morowali.
Dihubungi secara terpisah, Head of Media Relations Department PT IMIP, Dedy Kurniawan, membantah bahwa longsor terjadi akibat amblesnya tanggul penyimpanan tailing.
"Itu keliru, longsor terjadi bukan karena jebol kolam limbah. Seminggu sebelum longsor memang sempat terjadi banjir, namun lokasinya berbeda dengan lokasi longsor ini," jelas Dedy.
Baca juga: Belajar dari Musibah Tanah Longsor di Tana Toraja
Dia menyebutkan, banjir terjadi selama dua jam karena hujan deras. Akibatnya, luapan air sungai melimpas ke kawasan IMIP.
"Setelah kejadian, IMIP segera menghentikan kegiatan operasional di lokasi kejadian," tutur dia.
Pihaknya bersama Basarnas Palu, Tim SAR Morowali, Pos Angkatan Laut Morowali, TNI, Polri, serta tenant lantas melakukan upaya penyelamatan. Kala itu, 1.000 personel tim gabungan dikerahkan untuk menemukan korban.
Lebih dari 500 unit peralatan pun dikerahkan, yang mencakup 200 set fasilitas pompa air, 200 lebih kendaraan, dan eskavator.
Baca juga: Konflik Agraria PT IHIP di Morowali Berujung Kriminalisasi Warga
"Hingga 7 April 2024, telah ditemukan dua korban jiwa atas nama Demianus dan Irfan Tandi Tasik. Menyisakan satu korban lainnya bernama Muhammad Akbar yang belum ditemukan," papar Dedy.
Upaya pencarian, lanjut dia, terkendala hujan deras serta struktur geologi yang kompleks. Hingga kini, proses pencarian korban masih terus dilakukan.
"Dalam waktu yang bersamaan, pihak IMIP dan tenant memahami dan menghargai tuntutan keluarga korban, nemberikan pendampingan emosional, secara aktif bertanggung jawab, dan memastikan keluarga korban mendapatkan hak mereka dari perusahaan termasuk negara melalui BPJS Ketenagakerjaan," ungkap Dedy.
Baca juga: Morowali Jadi Langganan Banjir, Walhi Serukan Moratorium Tambang Nikel
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya