Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eropa Larang BPA, Konsumen Indonesia Desak Pelabelan Galon Guna Ulang

Kompas.com - 24/01/2025, 09:06 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Uni Eropa telah memutuskan melarang penggunaan Bisfenol A (BPA) pada kemasan yang berkontak dengan makanan mulai 20 Januari 2025 dengan masa tenggang hanya 18 bulan. 

Pelarangan tersebut menyusul sejumlah studi yang mengungkap bahwa BPA berisiko pada manusia, bisa memicu gangguan hormon, penyakit kardiovaskuler, hingga kanker jika kadar berlebihan. 

Indonesia sebenarnya telah menyadari risiko tersebut. Meski tidak langsung melarang, BPOM telah menetapkan aturan pelabelan risiko BPA pada April 2024, dengan masa tenggang hingga 2028.

Sejumlah produk kemasan makanan dengan bahan plastik yang beredar di masyarakat sudah mencatumkan label "BPA Free". Namun, kontroversi masih tetap ada pada satu jenis kemasan, galon guna ulang

Masalah pada Galon Guna Ulang

Komunitas Konsumen Indonesia (KKI) melakukan survei antara Oktober dan Desember 2024, melibatkan 495 responden dari lima kota besar: Jakarta, Medan, Bali, Banjarmasin, dan Manado.

KKI juga melakukan investigasi lapangan terhadap 31 obyek usaha, mulai dari distributor hingga depot isi ulang.

Hasil survei mengungkap, sebanyak 60,8 persen responden memahami risiko BPA, tetapi lebih dari 90 persen tetap memilih galon polikarbonat, jenis galon guna ulang yang masih memakai BPA. Alasan utamanya adalah harga murah.

43,4 persen responden tidak mengetahui aturan pelabelan BPA yang ditetapkan oleh BPOM. Namun, setelah diberi informasi, 96 persen mendesak agar aturan pelabelan tersebut segera diterapkan.

Baca juga: BPOM Perlu Percepat Pelabelan BPA pada Air Minum Galon

Sebanyak 25 persen galon yang digunakan melebihi usia pakai dua tahun, melampaui batas aman penggunaan ulang.

Investigasi KKI juga menemukan praktik distribusi yang tidak memenuhi standar keamanan. Banyak galon didistribusikan dengan truk terbuka, terpapar sinar matahari langsung, yang dapat memicu peluruhan BPA ke dalam air. Di depot isi ulang, galon kerap dicuci dengan bahan kimia seperti detergen, memperbesar risiko kontaminasi.

Kurangnya kesadaran risiko konsumen dan praktik distribusi dan penyimpanan galon guna ulang membuat risiko terpapar BPA dalam jumlah besar meningkat.  

David ML Tobing, Ketua KKI, menekankan pentingnya edukasi dan akses yang adil terhadap produk air minum yang aman.

"Ini semua demi meningkatkan transparansi dan perlindungan konsumen," ungkapnya.

Dalam survei, ditemukan bahwa galon bebas BPA lebih banyak tersedia di kawasan premium seperti perumahan kelas atas dan apartemen di Jakarta dan Bali.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Lonjakan Permintaan dan Perubahan Iklim Sebabkan Kurangnya Pasokan Tenaga Surya

Lonjakan Permintaan dan Perubahan Iklim Sebabkan Kurangnya Pasokan Tenaga Surya

Pemerintah
KKP Tegaskan Tak Boleh Ada Privatisasi di Pantai Labuan Bajo

KKP Tegaskan Tak Boleh Ada Privatisasi di Pantai Labuan Bajo

Pemerintah
'Sustainable Aviation Fuel' Bakal Tekan 718 Mega Ton CO2 di 2050

"Sustainable Aviation Fuel" Bakal Tekan 718 Mega Ton CO2 di 2050

Pemerintah
Gapki Minta Beban Ekspor Dikurangi akibat Perang Dagang

Gapki Minta Beban Ekspor Dikurangi akibat Perang Dagang

LSM/Figur
Microsoft Capai 90,9 Persen Sirkularitas Perangkat Keras, Lampaui Target Nol Sampah 2025

Microsoft Capai 90,9 Persen Sirkularitas Perangkat Keras, Lampaui Target Nol Sampah 2025

Pemerintah
Inggris-RI Perkuat Kerja Sama Atasi Krisis Iklim hingga Biodiversitas

Inggris-RI Perkuat Kerja Sama Atasi Krisis Iklim hingga Biodiversitas

Pemerintah
Rumah Tamadun, Sulap Limbah Sawit Jadi Produk Ramah Lingkungan

Rumah Tamadun, Sulap Limbah Sawit Jadi Produk Ramah Lingkungan

BUMN
Penggunaan BBM Kualitas Rendah Perlu dibatasi untuk Pangkas Emisi

Penggunaan BBM Kualitas Rendah Perlu dibatasi untuk Pangkas Emisi

Pemerintah
Bahlil Proyeksikan PLTN Beroperasi di 2030 Mendatang

Bahlil Proyeksikan PLTN Beroperasi di 2030 Mendatang

Pemerintah
Unhas dan University of Hawai’i Bahas Kemiri Jadi Bahan Bakar Pesawat

Unhas dan University of Hawai’i Bahas Kemiri Jadi Bahan Bakar Pesawat

LSM/Figur
Perayaan Paskah di Inggris Hasilkan 8.000 Ton Sampah Kemasan Telur Cokelat

Perayaan Paskah di Inggris Hasilkan 8.000 Ton Sampah Kemasan Telur Cokelat

Pemerintah
MIND ID Siapkan 4 Proyek Prioritas yang Bisa Didanai Danantara

MIND ID Siapkan 4 Proyek Prioritas yang Bisa Didanai Danantara

BUMN
Nestle Manfaatkan Limbah Sekam Padi untuk Bahan Bakar di 3 Pabrik

Nestle Manfaatkan Limbah Sekam Padi untuk Bahan Bakar di 3 Pabrik

Swasta
Penetapan Taman Nasional di Pegunungan Meratus Dinilai Ciderai Kehidupan Masyarakat Adat

Penetapan Taman Nasional di Pegunungan Meratus Dinilai Ciderai Kehidupan Masyarakat Adat

LSM/Figur
Langkah Hijau Apple, Pangkas Emisi Gas Rumah Kaca Global Lebih dari 60 Persen

Langkah Hijau Apple, Pangkas Emisi Gas Rumah Kaca Global Lebih dari 60 Persen

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau