KOMPAS.com - Kelangkaan gas elpiji dan antrean yang mengular memberikan pembelajaran bahwa energi merupakan komoditas yang sangat penting bagi kehidupan manusia, terkhusus keluarga dan rumah tangga.
Oleh karena itu, penting bagi sebuah keluarga untuk meningkatkan ketahanan energi dari level terkecil.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh rumah tangga adalah menyediakan energi secara mandiri agar tidak terlalu bergantung dengan satu jenis energi saja.
Bahkan, rumah tangga bisa menerapkan konsep waste to energy allias limbah menjadi energi memanfaatkan sampah organik menjadi biogas untuk memasak.
Salah satu lembaga yang mendorong ketahanan energi melalui pemanfaatan biogas adalah Yayasan Rumah Energi.
Satu program yang bisa diduplikasi rumah tangga untuk menyediakan biogas secara mandiri di rumah bernama Biogas Mini Rumahan (Biomiru).
Program Manager for Renewable Energy Rumah Energi Danastri Widoningtyas mengatakan, Biomiru memanfaatkan limbah organik rumah tangga menjadi biogas berupa metana yang bisa dimanfaatkan untuk memasak.
Dengan memanfaatkan limbah organik menjadi energi, ada dua masalah yang bisa diselesaikan sekaligus yakni mengatasi sampah dan meningkatkan ketahanan energi.
"Limbah-limbah kita daripada terbuang, itu bisa jadi salah satu opsi kalau mau memanfaatkan gasnya," kata Ninis, sapaannya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (5/2/2025).
Selain menghasilkan biogas, Biomiru juga menghasilkan pupuk organik yang bisa dimanfaatkan sendiri untuk menyuburkan tanaman pangan.
Baca juga: Perancis Mulai Wajibkan Warganya Pilah Sampah Organik, Dijadikan Kompos dan Biogas
Bahan utama yang dibutuhkan untuk membuat Biomiru yakni tandon air berbahan polyethylene (PE) sebagai digester dan pipa pvc.
Digester sendiri adalah wadah atau tempat terjadinya reaksi kimia sehingga menghasilkan biogas dan pupuk kompos.
Biomiru terbagi menjadi tiga kapasitas biodigester yang disesuaikan dengan kapasitas tandon air di pasaran yakni 650 liter, 1.000 liter, dan 2.000 liter.
Luas lahan yang dibutuhkan untuk membuat Biomiru pun tidak terlalu besar, antara 2 meter persegi sampai 6 meter persegi.
Ninis menuturkan, proses pembuatan Biomiru bisa dilakukan secara mandiri sesuai panduan yang sudah disediakan atau didampingi oleh tenaga ahli.
"Proses pembuatan sampai pemanfaatan sudah ada panduannya. Kalau membutuhkan asistensi secara teknisnya bisa menghubungi Rumah Energi," ujar Ninis.
Baca juga: Ubah Limbah Tongkol Jagung Jadi Energi, Pabrik Biogas Dibangun di Lombok
Dia menambahkan, investasi untuk kapasitas biodigester paling kecil sekitar Rp 7 juta, tergantung harga material di sekitar lokasi.
Setelah instalasi selesai, biodigester tersebut perlu diisi campuran kotoran sapi dan sampah organik sebagai starter atau resep awal untuk membuat biogas.
Setelah memasukkan sampuran awal, kemudian diamkan selama 14 hari. Usai itu, biodigester bisa diisi sampah organik rumah tangga secara kontinyu, bisa sehari tiga kali atau sehari sekali.
Campurannya adalah satu wadah sampah organik dicampur dengan satu wadah air.
Kendati demikian, ada beberapa sampah organik yang tidak bisa dimasukkan ke dalam biodigester, yakni sampah bersifat asam seperti kulit jeruk dan tulang-tulang.
Baca juga: Sulap Limbah Tahu Jadi Biogas, Warga Sambak Lepas Ketergantungan Elpiji
Ninis menggarisbawahi, biodigester yang sudah terpasang dan menghasilkan biogas perlu diisi secara kontrinyu agar proses kimia di dalamnya terus berjalan.
Kedisiplinan tersebut perlu dilakukan. Pasalnya, apabila pengisiannya macet dan proses produksi biogasnya terhenti, maka pemilik perlu mengulangi prosesnya dari awal.
Masing-masing kapasitas biodigester memiliki durasi nyala api untuk memasak yang berbeda-beda.
Kapasitas 650 liter memiliki durasi sekitar 30 menit, kapasitas 1.000 liter berdurasi sekitar 60 menit, dan kapasitas 2.000 liter memiliki durasi sekitar 90 menit.
Setelah biogas habis, pemilik perlu menunggu proses kimia dalam biodigester hingga gas tersedia kembali.
Dengan demikian, kehadiran instalasi biogas bisa menjadi cadangan atau opsi lain untuk meningkatkan ketahanan energi di rumah, sekaligus mengatasi sampah organik.
"Poin plusnya adalah yaitu memanfaatkan limbah yang ada walaupun mungkin belum memenuhi kebutuhan masak secara penuh," ujar Ninis.
Sejak diluncurkan beberapa tahun lalu, jumlah rumah tangga yang memanfaatkan Biomiru di Indonesia tercatat sekitar 1.800 rumah tangga.
Baca juga: Mengolah Sampah Organik Jadi Biogas
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya