KOMPAS.com – Sampah organik adalah salah satu permasalahan yang bila tidak tertangani dengan baik akan menyebabkan pencemaran lingkungan.
Meski dapat membusuk, sampah organik bisa mengelarkan bau tidak sedap. Selain itu, sampah organik bisa mengeluarkan gas metana yang dapat merusak ozon.
Menurut Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) pada 2021, rumah tangga adalah penghasil sampah terbesar dengan 40,85 persen. Dari jumlah tersebut, sampah organik mendominasi.
Baca juga: Dua Pilihan bagi Pemda Kelola Sampah, Salah Satunya Hasilkan Cuan
Sampah organik yang berasal dari rumah tangga contohnya adalah sisa-sisa makanan, kulit buah, sayur-sayuran yang tidak terpakai, buah atau sayuran yang sudah membusuk, dan lain sebagainya.
Berkaca pada hal tersebut, mengelola sampah organik dari rumah sendiri adalah hal yang bijak.
Salah satu contoh mengelola sampah organik adalah dengan mengolahnya menjadi biogas yang bisa dimanfaatkan untuk memasak.
Langkah pertama adalah membangun reaktor atau digester yang dapat berupa permanen atau yang sederhana seperti tong bekas.
Baca juga: 4 Tips Mengolah Sampah dari Rumah, Bisa Dijadikan Gas untuk Masak
Setelah itu, kumpulkan sampah organik dan campur dengan air dengan takaran satu banding satu.
Untuk adonan pertama, sebaiknya sampah organik dicampuri kotoran hewan karena relatif banyak menghasilkan mikroba.
Masukkan campuran adonan tersebut ke dalam reaktor atau digester. Proses produksi biogas akan berlangsung di dalam digester.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.