Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/05/2023, 15:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.comSampah organik adalah salah satu permasalahan yang bila tidak tertangani dengan baik akan menyebabkan pencemaran lingkungan.

Meski dapat membusuk, sampah organik bisa mengelarkan bau tidak sedap. Selain itu, sampah organik bisa mengeluarkan gas metana yang dapat merusak ozon.

Menurut Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) pada 2021, rumah tangga adalah penghasil sampah terbesar dengan 40,85 persen. Dari jumlah tersebut, sampah organik mendominasi.

Baca juga: Dua Pilihan bagi Pemda Kelola Sampah, Salah Satunya Hasilkan Cuan

Sampah organik yang berasal dari rumah tangga contohnya adalah sisa-sisa makanan, kulit buah, sayur-sayuran yang tidak terpakai, buah atau sayuran yang sudah membusuk, dan lain sebagainya.

Berkaca pada hal tersebut, mengelola sampah organik dari rumah sendiri adalah hal yang bijak.

Salah satu contoh mengelola sampah organik adalah dengan mengolahnya menjadi biogas yang bisa dimanfaatkan untuk memasak.

Langkah pertama adalah membangun reaktor atau digester yang dapat berupa permanen atau yang sederhana seperti tong bekas.

Baca juga: 4 Tips Mengolah Sampah dari Rumah, Bisa Dijadikan Gas untuk Masak

Setelah itu, kumpulkan sampah organik dan campur dengan air dengan takaran satu banding satu.

Untuk adonan pertama, sebaiknya sampah organik dicampuri kotoran hewan karena relatif banyak menghasilkan mikroba.

Masukkan campuran adonan tersebut ke dalam reaktor atau digester. Proses produksi biogas akan berlangsung di dalam digester.

Sekitar tujuh sampai 10 hari, biogas sudah dihasilkan dan dapat digunakan untuk memasak, sebagaimana dilansir dari DBS.

Baca juga: Cara Mengolah Sampah Organik dengan Biopori, Lubang Penangkal Banjir, Panen Kompos Tanpa Ribet

Banyaknya gas metana yang dihasilkan tergantung dari komposisi campuran dan sampah organik yang digunakan, sebagaimana dilansir situs web Dana Mitra Lingkungan.

Reaktor atau digester harus terus diisi dengan campuran sampah organik secara berkala untuk menjaga proses produksi biogas.

Selain biogas, reaksi di dalam reaktor atau digester juga menghasilkan pupuk kompos cair dan pupuk kompos padat.

Meski membutuhkan tenaga dan waktu ekstra, pengolahan sampah organik dengan cara ini bisa menghasilkan tiga produk sekaligus yaitu gas untuk memasak, pupuk kompos cair, dan pupuk kompos padat.

Baca juga: Lebih Jauh dengan TPS3R, Teknologi Pengolah Sampah Ramah Lingkungan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau