JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan, cuaca ekstrem menyebabkan kematian 100 ton ikan di kawasan Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat.
Dari jumlah ini, mayoritas jenis ikan yang mati adalah ikan mas dengan nilai kerugian mencapai Rp 2,2 miliar.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Tb Haeru Rahayu, menyampaikan bahwa fenomena cuaca ekstrem memicu penurunan massa air dan upwelling. Sehingga, pasokan oksigen di dalam air menurun drastis.
Baca juga: Cegah Cuaca Ekstrem, 6.400 Kg Garam Ditebar di Langit Jakarta
“Fenomena kematian massal ini selain upwelling, berdasarkan hasil pengecekan dari tim KKP, yaitu penggunaan keramba jaring apung (KJA) sudah tidak sesuai dan melebih kapasitas," kata Haeru dalam keterangan tertulis, Rabu (12/2/2025).
Karena itu, pihaknya meminta masyarakat menggunakan KJA sesuai standar serta daya dukung dengan zonasi yang ditentukan.
Menurut Haeru, KKP telah melakukan upaya pencegahan maupun pengendalian kematian massal ikan. Ini termasuk peringatan cuaca ekstrem kepada pembudidaya.
“Peringatan cuaca ekstrem sudah kami imbau dan tanda-tanda kualitas air tidak bagus juga sudah mulai kelihatan. Kenapa tidak dilakukan panen total atau panen awal? Sehingga risiko kematian massal dapat dihindari,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Ikan Air Tawar KKP, Ujang Komarudin, menuturkan pembudidaya sesungguhnya mengetahui terkait cuaca ekstrem. Namun, mereka justru menahan panen ikan hasil budidaya supaya agar mencapai ukuran yang lebih besar.
Baca juga: Biaya Cuaca Ekstrem 2024 Capai 550 Miliar Dollar AS
Adapun saat ini pembudidaya diminta untuk tidak beraktivitas di Waduk Jatiluhur hingga cuaca kembali normal.
"Kami merekomendasikan, segera angkat ikan yang sudah mati dari perairan dan langsung kubur supaya kondisi perairan waduk cepat kembali normal dan tidak tercemar,” ucap Ujang.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya