Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mikroplastik Sumbat Pembuluh Darah Otak, Terbukti pada Tikus

Kompas.com - 13/02/2025, 11:37 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Riset oleh Haipeng Huang dari Peking University dan timnya yang terbit di jurnal Science pada 22 Januari 2025 menunjukkan, mikroplastik bisa menyumbat pembuluh darah otak tikus, menimbulkan efek serupa kecelakaan mobil yang memicu kemacetan jalan.

Ketika tersumbat mikroplastik, aliran darah ke otak tikus menurun, mirip seperti orang yang mengalami stroke. Tikus lalu mengalami abnormalitas saraf pusat, gangguan motorik serta menunjukkan keanehan perilaku.

Riset oleh Peifeng Wu dan tim dari Hongkong Baptist University pada 2022 menunjukkan, mikroplastik bisa masuk tubuh manusia. Hal sama dipertegas dalam publikasi Yunxiao Yang pada 2023 yang memuat penemuan mikroplastik dalam operasi jantung.

Riset Huang kali ini memberikan kebaruan karena mampu menunjukkan mekanisme mikroplastik sampai ke suatu organ, bukan sekadar menunjukkan bukti bahwa partikel itu bisa masuk ke dalam tubuh.

Untuk mengungkapnya, Huang dan tim melakukan eksperimen. Mereka mengekspos tikus pada mikroplastik yang telah dilapisi bahan yang bisa berpendar. Selama beberapa jam, para peneliti mengamati tikus ddi bawah mikroskop dua foton.

Baca juga: Mikroplastik Cemari Ikan, Bahayakan Manusia yang Memakannya

Lewat pendaran cahaya, mereka mengungkap bahwa mikroplastik masuk ke pembuluh darah lewat mekanisme yang disebut fagositosis. Sel imum memakan mikroplastik, menganggapnya sebagai kuman, tapi celakanya tak bisa mencernanya.

Sel imun dengan mikroplastik itu selanjutnya mengalir ke jantung, dipompa ke otak. Di sana, ketika masuk ke pembuluh darah yang lebih kecil, mikroplastik memicu kebuntuan, menyumbat otak.

Meski terbukti pada tikus, Huang dan tim menyatakan bahwa mekanisme yang sama belum dapat dan belum tentu terbukti pada manusia. Pasalnya, pembuluh darah manusia lebih besar dan aliran darah lebih deras.

Namun, jika terbukti pada manusia, maka penyumbatan otak akibat mikroplastik bisa memicu beragam penyakit degeneratif seperti stroke dan parkinson. Sekali lagi, ini belum tentu bisa terjadi pada manusia.

Baca juga: Sedotan Plastik vs Kertas, Kenapa Larangan Trump Tak Sepenuhnya Salah?

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau