Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/02/2025, 17:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Polusi plastik menjadi salah stau masalah terbesar yang dihadapi makhluk hidup saat ini. Saat ini, dunia menghasilkan lebih dari 400 juta ton sampah plastik setiap tahunnya.

Setiap tahunnya, jutaan ton sampah plastik terbuang, sebagian besar dibuang ke laut, sehingga mengganggu kehidupan satwa liar dan ekosistem.

Jumlah sampah plastik diproyeksikan akan berlipat ganda pada 2040 jika tidak ada tindakan yang diambil, sebagaimana dilansir dari Earth.org.

Baca juga: Studi: Indonesia Penghasil Polusi Plastik Terbesar Ketiga di Dunia

Terlebih lagi, sekitar 91 persen dari semua plastik yang diproduksi di seluruh dunia tidak didaur ulang.

Dari semua jenis, plastik sekali pakai menjadi ancaman yang sangat serius. Plastik sekali pakai saat ini menjadi salah satu ancaman lingkungan yang paling merusak.

Pada 2018, bertepatan dengan Hari Lingkungan Dunia, PBB menyerukan penghentian penggunaan plastik sekali pakai.

Sejak saat itu, beberapa negara mulai menerapkan larangan plastik sekali pakai untuk menekan polusi plastik.

Baca juga: Sedotan Plastik vs Kertas, Kenapa Larangan Trump Tak Sepenuhnya Salah?

Dilansir dari Reuters, berikut daftar negara yang telah melarang penggunaan plastik sekali pakai.

  • Nigeria, mulai melarang Juni 2024
  • India, mulai melarang Juli 2022
  • Chile, mulai melarang Februari 2022
  • Perancis, mulai melarang 2021
  • Inggris, mulai melarang Oktober 2020
  • Kenya, mulai melarang Juni 2020
  • Bangladesh, mulai melarang Januari 2020
  • China, mulai melarang 2020
  • Tanzania, mulai melarang Juli 2019
  • Taiwan, mulai melarang Juli 2019

Baca juga: MIND ID Grup Ubah Sampah Plastik Jadi Media Tanam di Fasilitas Nursery

Selain mencemari lingkungan, produksi plastik sekali pakai turut berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca (GRK) penyebab utama perubahan iklim.

Plastik sekali pakai hampir seluruhnya adalah produk sampingan dari bahan bakar fosil, terutama dari minyak dan gas bumi.

Jika produksi plastik sekali pakai tidak dikurangi, produksi plastik dapat menyumbang antara lima persen hingga 10 persen dari emisi gas rumah kaca (GRK) global pada 2050.

Baca juga: Kebijakan dan Tujuan Lingkungan Ihwal Sampah Plastik Belum Selaras

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau