Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

GIZ Indonesia dan Unilever Indonesia Dukung Kolaborasi Pengembangan Bisnis Pengelolaan Sampah

Kompas.com - 13/02/2025, 18:00 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

 

Dengan target pengumpulan sebanyak 3.000 ton sampah plastik berhasil dikelola dengan menghasilkan penghematan sebesar 5.070 ton CO2 ekuivalen. Proyek ini juga akan melibatkan 200 pekerja informal untuk mendapatkan pelatihan keamanan kerja, literasi keuangan, dan akses layanan kesehatan.

Roy Andy Panjaitan, Private Sector Development Advisor & Project Coordinator for Public-Private Partnership (develoPPP) GIZ Indonesia, ASEAN & Timor-Leste menyampaikan, “Salah satu tantangan terbesar dalam pengelolaan sampah adalah bagaimana mengubah paradigma masyarakat dan pelaku usaha untuk melihat sampah sebagai sumber daya."

"Melalui proyek SULE-WM, GIZ Indonesia mendukung pengelolaan sampah yang bertanggung jawab di Indonesia melalui pengembangan model bisnis yang berkelanjutan bagi UMKM, serta menciptakan solusi berbasis inovasi yang dapat diterapkan secara luas”, tegasnya.

Proyek SULE-WM akan diimplementasikan dalam beberapa fase program, dimulai dengan need assessment kepada lima perusahaan pengelola sampah lokal: Perkumpulan Arta Jaya (Medan), Persada Langgeng Makmur (DI Yogyakarta & Jawa Tengah), Bali Recycle Center (Bali), Lohjinawi Logistic (Surabaya), dan Azzahra Multi Solusindo (Jakarta Selatan).

Tahap selanjutnya dilakukan dengan fase mentoring dan pitching untuk memilih tiga perusahaan terbaik untuk dapat lanjut ke fase implementasi hingga impact exhibition dan business matchmaking di akhir program.

Head of Division Environment & Sustainability, Unilever Indonesia, Maya Tamimi menyatakan, Unilever berfokus pada empat isu keberlanjutan yakni iklim, alam, plastik, dan mata pencaharian.

"Pada pilar plastik, Unilever memiliki fokus yang kuat, bahwa paling lambat di tahun 2025 perusahaan akan mengurangi penggunaan plastik baru, mempercepat penggunaan plastik daur ulang, meningkatkan keterdaurulangan/recylability pada kemasan, serta mengumpulkan dan memproses kemasan plastik lebih banyak dari pada yang digunakan untuk menjual produk,” jelasnya.

“Kami percaya bahwa kolaborasi berbagai pihak, termasuk sektor UMKM memiliki peran penting terhadap pengelolaan sampah termasuk plastik," tegasnya.

Dia menjelaskan, proyek SULE-WM menjadi bagian dari upaya membangun ekosistem pengelolaan sampah lebih inklusif, di mana inovasi lokal dapat berkembang dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat.

"Kami optimis bahwa dengan kolaborasi yang erat, kita dapat menciptakan perubahan positif dalam skala yang lebih luas untuk lingkungan yang lebih hijau dan lestari,” tambah Maya.

Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, proyek ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas UMKM dalam menciptakan solusi pengelolaan sampah yang berdampak luas bagi masyarakat dan lingkungan.

Baca juga: Jakarta Jadi Percontohan Pengelolaan Sampah lewat Pungutan Retribusi

 

Selain itu, proyek ini juga membuka peluang kerja sama antara UMKM dengan perusahaan dan pemerintah dalam membangun rantai nilai pengelolaan sampah yang lebih efisien dan efektif.

Dengan adanya inovasi teknologi dan model bisnis yang tepat, UMKM dapat berperan sebagai agen perubahan dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih serta menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan hijau.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau