Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DBS Foundation Kucurkan Rp 11,5 Miliar untuk 5 Perusahaan Sosial

Kompas.com - 13/02/2025, 17:14 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - DBS Foundation melalui DBS Foundation Grant Program 2024 mengucurkan dana hibah senilai Rp 11,5 miliar kepada 5 perusahaan sosial (social enterprise) berdampak di Indonesia.

Lima perusahaan tersebut antara lain Komodo Water, Aliet Green, Adena Coffee, Java Fresh, dan GandengTangan.

Head of Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia, Mona Monika menjelaskan, penerima hibah bersaing dengan ribuan perusahaan lain untuk meningkatkan skala bisnis dan memperluas dampak sosialnya.

"Pendekatan yang kami lakukan dalam program DBS Foundation ada advokasi, katalisasi, dan juga integrasi-integrasi. Bagaimana bank dengan bisnis mencoba untuk mengintegrasi apa yang sudah kami lakukan," ujar Mona dalam acara DBS Foundation Grant Program 2024 di kantornya, Jakarta Selatan, Kamis (13/2/2025).

"Misalnya, kami menghubungkan mereka ke klien-klien korporasi kami," imbuh dia.

Baca juga: Pendanaan Iklim Negara Rentan Meningkat 490 Miliar Dollar AS pada 2030

Adapun penerima hibah itu antara lain Adena Coffee, perusahaan yang memberdayakan komunitas lokal di Gayo melalui praktik perkebunan kopi berkelanjutan dan mendukung mata pencaharian masyarakat adat.

Hibah akan dipakai perusahaan untuk memberdayakan petani kecil dengan mengoptimalkan proses rantai pasok, membangun fasilitas untuk standarisasi, dan memperluas akses ke pasar global.

Kedua, Aliet Green, perusahaan yang memproduksi bahan makanan organik regeneratif dengan fokus pada pemberdayaan perempuan dan pengolahan gula kelapa bersertifikat Fair Trade. Hibah dari DBS Foundation akan digunakan untuk mengembangkan aplikasi dan meningkatkan kapasitas untuk metode pertanian berkelanjutan.

Ketiga, GandengTangan, perusahaan yang menyediakan pembiayaan dan edukasi keuangan untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta mendorong pembangunan ekonomi. Hibah ini akan digunakan untuk memperkuat dan memperluas kemitraan strategis mereka. Sebelumnya, GandengTangan menjadi penerima hibah pada 2018 melalui program yang sama.

Lalu Java Fresh, perusahaan yang menghubungkan petani kecil dan perempuan terpinggirkan di Indonesia ke pasar buah global serta menciptakan lapangan kerja. Hibah akan digunakan untuk mendukung penelitian dan pengembangan teknologi, meningkatkan fasilitas, dan memberdayakan petani untuk memenuhi standar global.

Baca juga: Indonesia Baru Mulai Hilirisasi, Butuh Investasi Besar untuk Pendanaan

Kelima, Komodo Water, memberikan akses dan pengelolaan air yang berkelanjutan bagi masyarakat pesisir di Indonesia Timur. Hibah ini berfokus untuk menambah fasilitas di dua lokasi baru dan meningkatkan kapasitas produksi.

Ribuan Pelamar

Setidaknya, ada 1.500 pelamar DBS Foundation Grant 2025 yang datang daru Asia Pasifik. Bank ini menggelontorkan Rp 55 miliar untuk 22 wirausahawan terpilih.

Tema untuk pemenang di 2024 adalah perusahaan yang menyediakan kebutuhan dasar, mendorong inklusi, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

"Sekarang kami memang lebih fokus kepada tiga tema ini. Satu, menyediakan kebutuhan dasar di dalamnya ada food security, nutritious food, dan juga basic education," tutur Mona.

Tema lainnya yang harus dipenuhi pelamar ialah adalah mendorong inklusi sektor keuangan dan digital. Mona menyebut, selain pendanaan, pihaknya juga membekali para pemenang untuk mengembangkan bisnis, mentoring, pendampingan, hingga networking.

"Para penerima hibah DBS Foundation ini memiliki keinginan yang sama dengan kami untuk berbuat kebaikan dan membawa solusi inovatif yang bermanfaat bagi komunitas rentan," ungkap Head of DBS Foundation and DBS Group Strategic Marketing and Communications, Karen Ngui.

Sejak diluncurkan pada 2015, DBS Foundation Grant Program telah menyalurkan dana hibah senilai 21,5 juta dolar Singapura kepada 160 penerima hibah.

Para alumni program pun berhasil menggalang dana lebih lanjut sebesar 10 kali lipat untuk perusahaan mereka.

Baca juga: AS Keluar Perjanjian Paris, Pendanaan Transisi Energi RI Bisa Terganggu

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau