Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Standar Pelaporan Emisi Kakao Terbit, Dorong Cokelat Berkelanjutan

Kompas.com - 13/02/2025, 14:10 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber knowesg

KOMPAS.com - World Cocoa Foundation (WCF) meluncurkan standar pelaporan emisi gas rumah kaca (GHG) khusus untuk produk kakao, bahan mentah cokelat yang kita konsumsi.

Standar tersebut diluncurkan melalui kemitraan dengan Quantis, sebuah firma konsultan keberlanjutan lingkungan global.

WCF sendiri merupakan organisasi keanggotaan nirlaba internasional dengan lebih dari 90 perusahaan anggota yang berupaya menjadikan rantai pasokan kakao lebih berkelanjutan.

Seperti dikutip dari Know ESG, Kamis (13/2/2025), standar ini bertujuan untuk membangun pendekatan terpadu bagi perusahaan kakao untuk mengukur dan melaporkan emisi mereka.

Standar tersebut memuat pedoman menyediakan cara dan sarana bagi perusahaan untuk mengukur dan melaporkan emisi mereka, meliputi pengukuran emisi, penggunaan lahan, pelacakan reduksi karbon, dan standarisasi pelaporan emisi tidak langsung (Scope 3).

Pedoman juga memastikan bahwa data selaras dengan standar pelaporan global seperti Protokol GHG (GHGP) dan Inisiatif Target Berbasis Sains (SBTi).

Baca juga: BMKG Tingkatkan Sistem Monitoring Gas Rumah Kaca

“Sampai saat ini belum ada cara yang konsisten dan terperinci bagi industri kakao untuk melaporkan emisi gas rumah kaca secara akurat," kata Michael Matarasso, Impact Director and Head of North America, WCF.

"Dengan menyelaraskan sektor kakao, kami sekarang menyederhanakan penghitungan emisi. Ini akan memastikan perusahaan dapat melaporkan data yang paling akurat, mendukung untuk berpartisipasi penuh dalam program terkait iklim, dan memberikan manfaat finansial pada petani yang ikut serta dalam proyek karbon," tambahnya.

WCF juga bekerja keras untuk meningkatkan keberlanjutan di sektor kakao dengan inisiatif lain seperti Metodologi Penilaian Risiko Deforestasi dan Studi Pendapatan Rumah Tangga Kakao (CHIS).

“Standar baru ini merupakan hasil upaya kolaboratif yang memadukan wawasan dari para pemangku kepentingan utama industri untuk secara efektif mengatasi tantangan unik sektor ini," kata Alexandra Stern, Kepala Bidang Lahan & Pertanian, Quantis AS.

Ia juga menambahkan dengan membangun kerangka kerja terpadu, standar ini membekali perusahaan dengan pendekatan praktis dan terstandarisasi untuk pelaporan emisi, mendorong transparansi yang lebih besar, dan mendorong tindakan iklim yang bermakna.

Baca juga: Teknologi dan Infrastruktur Tak Cukup untuk Capai Target Emisi 2050

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
Pemerintah
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Pemerintah
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Pemerintah
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
BrandzView
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
Pemerintah
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
Pemerintah
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
LSM/Figur
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat 'Greenship Award 2025'
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat "Greenship Award 2025"
Swasta
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
LSM/Figur
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
Pemerintah
Kemenag Dorong Mahasiswa Bergerak Nyata untuk Selamatkan Bumi
Kemenag Dorong Mahasiswa Bergerak Nyata untuk Selamatkan Bumi
Pemerintah
Dari Uang hingga Simulasi Keuangan, Ini Cerita Anak Disabilitas Belajar Mandiri lewat FIESTA
Dari Uang hingga Simulasi Keuangan, Ini Cerita Anak Disabilitas Belajar Mandiri lewat FIESTA
BrandzView
Krisis Kebakaran Hutan, Tutupan Pohon Global Hilang 370 Persen
Krisis Kebakaran Hutan, Tutupan Pohon Global Hilang 370 Persen
LSM/Figur
Jepang Masuk Persaingan Global Daur Ulang Baterai Litium
Jepang Masuk Persaingan Global Daur Ulang Baterai Litium
Pemerintah
Bisnis Masa Depan, Green Economy Ciptakan 'Green Job'
Bisnis Masa Depan, Green Economy Ciptakan "Green Job"
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau