Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AMDK Gelas Plastik adalah Desain Produk Buruk, Lebih Baik Dilarang

Kompas.com - 19/02/2025, 11:42 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Indonesia adalah penghasil sampah plastik ketiga terbesar di dunia. Selain kantung plastik, gelas plastik sekali pakai jadi kontributor utama. 

Direktur Eksekutif Dietplastik Indonesia, Tiza Mafira, mengungkapkan bahwa di sejumlah negara, gelas plastik sekali pakai sudah dilarang.

Inggris melarang penggunaan gelas sekali pakai sejak 1 Oktober 2023. Perancis sejak 2025 mewajibkan kemasan sekali pakai mengandung bahan organik setidaknya 60 persen.

Untuk mengurangi sampah plastik, Tiza menilai bahwa Indonesia perlu meniru langkah yang telah dilakukan sejumlah negara tersebut.

Salah satu strategi yang bisa dilakukan adalah menghentikan produksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) gelas plastik.

"AMDK berbentuk gelas adalah contoh desain produk yang buruk," kata Tiza saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (19/2/2025).

"Selain sekali pakai, komponen plastiknya ada empat dengan jenis berbeda: badan, tutup, sedotan, dan selubung sedotannya," urainya.

Plastik memang bisa didaurulang, misalnya menggunakan teknologi pyrolisis. Namun begitu, daur ulang membutuhkan sistem pengumpulan plastik yang baik.

Gelas AMDK mudah diumpulkan maupun dimanfaatkan ulang langsung. Tetapi bagian lain seperti tutup, sedotan, dan selubungnya sangat sulit.

"Pencegahan lebih baik daripada pengobatan. AMDK gelas lebih baik dilarang karena alternatifnya pun banyak," kata Tiza.

Tempat yang menjajakan minuman dari hotel hingga warung bisa menggunakan gelas guna berulang sebagai kemasan penyajian.

Baca juga: Minuman dalam Kemasan Plastik Kecil Paling Berbahaya bagi Lingkungan

Pemakaian gelas guna berulang sejalan dengan R kedua dari prinsip 3R pengurangan sampah, yaitu Reuse

Ukuran Menentukan Dampak

Studi yang dipublikasikan di Scientific Reports pada Februari 2021 menunjukkan bahwa ukuran kemasan plastik menentukan besar kecilnya dampak lingkungan.

R. Becerril-Arreola dari University of South Carolina mengumpulkan 187 kemasan plastik dari ragam ukuran, ketebalan, dan merek dalam studinya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Unhans dan University of Hawai’i Bahas Kemiri Jadi Bahan Bakar Pesawat

Unhans dan University of Hawai’i Bahas Kemiri Jadi Bahan Bakar Pesawat

LSM/Figur
Perayaan Paskah di Inggris Hasilkan 8.000 Ton Sampah Kemasan Telur Cokelat

Perayaan Paskah di Inggris Hasilkan 8.000 Ton Sampah Kemasan Telur Cokelat

Pemerintah
MIND ID Siapkan 4 Proyek Prioritas yang Bisa Didanai Danantara

MIND ID Siapkan 4 Proyek Prioritas yang Bisa Didanai Danantara

BUMN
Nestle Manfaatkan Limbah Sekam Padi untuk Bahan Bakar di 3 Pabrik

Nestle Manfaatkan Limbah Sekam Padi untuk Bahan Bakar di 3 Pabrik

Swasta
Penetapan Taman Nasional di Pegunungan Meratus Dinilai Ciderai Kehidupan Masyarakat Adat

Penetapan Taman Nasional di Pegunungan Meratus Dinilai Ciderai Kehidupan Masyarakat Adat

LSM/Figur
Langkah Hijau Apple, Pangkas Emisi Gas Rumah Kaca Global Lebih dari 60 Persen

Langkah Hijau Apple, Pangkas Emisi Gas Rumah Kaca Global Lebih dari 60 Persen

Pemerintah
Pengesahan UU Masyarakat Adat Jadi Wujud Nyata Amanat Konstitusi

Pengesahan UU Masyarakat Adat Jadi Wujud Nyata Amanat Konstitusi

LSM/Figur
KLH Tempatkan Tim Khusus Tangani Sampah Laut di Bali

KLH Tempatkan Tim Khusus Tangani Sampah Laut di Bali

Pemerintah
75 Tahun Hubungan RI-China Jadi Momentum Perkuat Pembangunan Hijau

75 Tahun Hubungan RI-China Jadi Momentum Perkuat Pembangunan Hijau

LSM/Figur
Pemprov DKI Pasang 111 Alat Pemantau Kualitas Udara, Bisa Diakses Lewat JAKI

Pemprov DKI Pasang 111 Alat Pemantau Kualitas Udara, Bisa Diakses Lewat JAKI

Pemerintah
KG Media Hadirkan Lestari Awards sebagai Ajang Penghargaan ESG

KG Media Hadirkan Lestari Awards sebagai Ajang Penghargaan ESG

Swasta
Tren Investasi Properti Indonesia Mengarah ke Keberlanjutan

Tren Investasi Properti Indonesia Mengarah ke Keberlanjutan

Pemerintah
Ahli Yakin Harimau Jawa Tak Mungkin Masih Ada dengan Kondisi Saat Ini

Ahli Yakin Harimau Jawa Tak Mungkin Masih Ada dengan Kondisi Saat Ini

LSM/Figur
Gapki Antisipasi Kebakaran Lahan Sawit Jelang Musim Kemarau

Gapki Antisipasi Kebakaran Lahan Sawit Jelang Musim Kemarau

LSM/Figur
Menteri LH: Gangguan Lingkungan di Pulau Kecil Masif akibat Tambang

Menteri LH: Gangguan Lingkungan di Pulau Kecil Masif akibat Tambang

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau