Norwegia Kucurkan Dana Rp 3,5 Triliun ke RI untuk Atasi Krisis Iklim

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Norwegia menghibahkan dana 216 juta dolar AS atau Rp 3,5 triliun kepada Indonesia untuk mengatasi krisis iklim.

Hal ini disampaikan Menteri Iklim Dan Lingkungan Hidup Norwegia, Andreas Bjelland Eriksen, usai menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Kehutanan (Kemenhut) RI, Rabu (19/2/2025).

Andreas menyebutkan, penandatanganan itu merupakan perpanjangan kerja sama Folu Net Sink kedua negara hingga 2030.

"Kami telah menyumbang 216 juta dolar AS ke Indonesia untuk melakukan implementasi rencana yang ambisius, dan sangat penting bagi rencana net sink 2030," kata Andreas dalam konferensi pers di kantor Kemenhut, Jakarta Pusat, (19/2/2025).

Kerja sama, lanjut dia, penting bagi Indonesia dan Norwegia untuk mencapai target global dalam Perjanjian Paris.

"Kami menandatangani komitmen politik dari kedua negara untuk melawan perubahan iklim dan melindungi alam," imbuh Andreas.

Bantuan pendanaan dapat digunakan untuk aktivis lingkungan ataupun organisasi non pemerintah untuk membantu mengatasi perubahan iklim. Kontribusi dari Norwegia dikelola oleh Pemerintah Indonesia melalui Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH).

Baca juga: Ekonom: Negara Berkembang Butuh Pendanaan Iklim yang Tak Bebani Ekonomi

Sementara itu, Menteri Kehutanan Raja Juli Antono mengungkapkan pendanaan Norwegia diberikan dalam empat tahap.

"Ini dimanfaatkan secara maksimal oleh teman-teman di kehutanan, KLHK untuk bersama-sama menjaga hutan kita, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari perhutanan, semacam perhutanan sosial," jelas Raja Juli.

Pihaknya pun membuka peluang agar pegiat lingkungan mendapatkan pendanaan dengan mengakses laman resmi BPDLH.

"Jadi kepada seluruh masyarakat yang ingin mendapatkan small grant dari program ini, yang dapat kontribusi dari Norwegia dapat secara langsung mengakses website BPDLH," jelas dia.

Baca juga: Pendanaan Iklim Negara Rentan Meningkat 490 Miliar Dollar AS pada 2030