Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eramet Terapkan Standarisasi IRMA untuk Buka Pasar EV

Kompas.com - 19/02/2025, 14:00 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Eramet, perusahaan pertambangan asal Perancis, menerapkan standarisasi Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA) untuk membuka pasar electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik.

CEO Eramet Indonesia, Jerome Baudelet, menjelaskan IRMA mengaudit kinerja perusahaan hingga 2027.

Audit dilakukan untuk memastikan kegiatan di wilayah operasional Eramet di Senegal, Gabon, Indonesia, Argentina dan Kaledonia Baru, mengedepankan prinsip pertambangan yang bertanggung jawab.

Baca juga: Nikel Segera Diperdagangkan di Bursa Indonesia, Harga Acuan Dibentuk

“Jadi, kami ingin menggunakan standar ini di seluruh tempat (operasional) dan itu adalah keputusan pemerintah kami. Karena ini adalah standar tertinggi,” ujar Jerome saat ditemui di Jakarta Pusat, Selasa (18/2/2025).

“Ini menantang, tentu saja. Tetapi kami percaya dikualifikasi sebagai IRMA akan membuka pintu untuk pasar EV,” imbuh dia.

Sejauh ini, perusahaannya masih menunggu audit dari IRMA. Sebab, kualifikasinya pun kompleks dan panjang.

“Tetapi pada dasarnya, audit internal telah dilakukan. Kami mengambil eksternal auditing untuk memudahkan posisi kami. Setelah itu, kami juga mengajukan ke IRMA,” tutur Jerome.

Dia mengaku, Eramet bukan satu-satunya perusahaan yang menerapkan standar IRMA di Indonesia. Perusahaan seperti Harita Nickel maupun PT Vale Indonesia juga melakukan hal serupa.

Upaya Sustainability

Sepanjang 2024, perusahaan telah meluncurkan Eramet Beyond di Indonesia guna mendukung pembangunan sosial dan ekonomi di sekitar wilayah operasionalnya.

“Kami bekerja sama dengan Kitong Bisa Foundation (KBF) untuk memberikan beasiswa kepada siswa dari Maluku Utara, Papua, dan Sulawesi untuk mengurangi kesenjangan akses terhadap pendidikan berkualitas di Indonesia timur," terang Jerome.

Baca juga: Eramet Lakukan Dekarbonisasi di Wilayah Operasional

Menurut dia, Eramet memprioritaskan keanekaragaman hayati dengan melakukan penilaian sejak tahap awal proyek, lalu bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk mendukung upaya penghijauan.

Di Kaledonia Baru, perusahaan telah membangun area konservasi seluas 800 hektare. Sedangkan di Gabon, Afrika Tengah, perusahaan ini menjaga 15 persen dari area tambang Okouma tetap utuh untuk melindungi hutan serta satwa liar.

Selain itu, perusahaan berupaya menekan emisi karbon dengan menggunakan kendaraan listrik.

“Jadi, kami sudah berinvestasi lebih dari 150 truk listrik dan itu akan menurunkan emisi karbon,” ucao Jerome.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau