Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Lebih Banyak Lapangan Golf daripada Proyek Energi Terbarukan

Kompas.com - 24/02/2025, 16:50 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber ecowatch

KOMPAS.com - Proyek energi terbarukan tak bisa dilepaskan dari kebutuhan lahan sebagai tempat beroperasinya fasilitas tersebut.

Namun sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Environmental Research Communications mengungkapkan bahwa negara-negara di dunia seperti Inggris dan Amerika Serikat, ternyata lebih banyak mengalokasikan lahan untuk lapangan golf ketimbang fasilitas energi terbarukan.

Peneliti dalam studi tersebut juga mengungkapkan di 10 negara di dunia yang memiliki lapangan golf terbanyak, area yang digunakan untuk lapangan golf sebenarnya dapat mendukung kapasitas angin sebanyak 659 gigawatt (GW) dan kapasitas tenaga surya sebesar 842 GW.

Baca juga: Gas dan Rem Energi Terbarukan: Ambisi Vs Realitas Indonesia

"Di banyak negara tersebut, potensi tersebut melampaui kapasitas terpasang saat ini dan proyeksi jangka menengah," tulis peneliti dalam studi tersebut dikutip dari Eco Watch, Senin (24/2/2025).

Lapangan golf memiliki dampak lingkungan yang sangat besar karena biasanya memerlukan perawatan kimia dan air dalam jumlah besar.

Di sisi lain fasilitas energi terbarukan seperti ladang surya, turbin angin, dan instalasi energi terbarukan lainnya menawarkan opsi yang secara langsung dapat mengurangi emisi gas rumah kaca.

Untuk memenuhi kebutuhan fasilitas energi terbarukan setidaknya perlu sekitar 0,01 kilometer persegi lahan per megawatt (MW) untuk ladang surya skala utilitas, sementara ladang angin membutuhkan 0,12 kilometer persegi untuk setiap MW.

Baca juga: Australia Suntik Investasi Rp 130 Miliar untuk Energi Terbarukan hingga Pengelolaan Limbah

"Temuan ini menggarisbawahi potensi yang belum dimanfaatkan untuk memikirkan kembali prioritas penggunaan lahan guna mempercepat transisi ke energi terbarukan," tulis peneliti lagi.

Sementara itu penulis utama studi Dr. Jann Weinand dari Institute Jülich Systems Analysis at Forschungszentrum Jülich di Jerman mengatakan bahwa studi tersebut bukan berarti menganjurkan agar lapangan golf diubah secara langsung melainkan menyoroti potensi besar untuk energi terbarukan di area yang sama luasnya dan kurang dimanfaatkan.

"Mengingat perdebatan yang sedang berlangsung tentang penggunaan lahan untuk energi terbarukan, penting untuk mempertimbangkan bagaimana kita mengalokasikan lahan secara keseluruhan terutama ketika ruang yang signifikan digunakan untuk kegiatan yang hanya menguntungkan sebagian kecil populasi," katanya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau