Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panas Ekstrem Akibat Perubahan Iklim Percepat Penuaan

Kompas.com - 28/02/2025, 17:00 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Studi baru yang dipublikasikan di Science Advances mengungkapkan paparan panas ekstrem yang berkepanjangan dapat mempercepat penuaan biologis pada orang dewasa.

Penuaan biologis mencerminkan seberapa cepat sel dan jaringan tubuh menua atau memburuk.

Nah, orang dengan usia biologis tua diketahui lebih rentan terhadap kondisi seperti penyakit jantung, penurunan kognitif. Stres akibat panas juga dapat memicu peradangan dan kerusakan sel yang menyebabkan percepatan penuaan

Penelitian baru ini pun menemukan bahwa paparan panas yang berkelanjutan dapat mempercepat proses tersebut, memperburuk kesehatan bagi orang dewasa yang lebih tua.

Baca juga: Bumi Makin Panas, India Tunda Pesta Olah Raga Musim Dingin karena Minim Salju

Dalam studinya, peneliti melakukan analisis terhadap orang dewasa yang tinggal di wilayah lebih panas di Amerika Serikat.

Para ilmuwan di University of Southern California (USC) di AS menganalisis sampel darah dari hampir 3700 orang berusia 56 tahun ke atas dan mengukur usia biologis mereka menggunakan jam epigenetik.

Itu adalah alat untuk menganalisis perubahan DNA dari waktu ke waktu. Usia biologis sendiri ditentukan oleh serangkaian penanda DNA.

Peneliti kemudian membandingkan tingkat penuaan biologis para peserta dengan data indeks panas lokal dari tahun 2010 hingga 2016.

Indeks panas memperhitungkan suhu dan kelembapan, yang bersama-sama menentukan seberapa ekstrem panas yang dirasakan tubuh manusia.

Hasil penelitian seperti dikutip dari Independent, Jumat (28/2/2025) menunjukkan hubungan yang jelas antara paparan panas ekstrem dan penuaan yang lebih cepat.

Paparan panas yang berkepanjangan dikaitkan dengan peningkatan usia biologis hingga 2,48 tahun, efek yang sebanding dengan merokok.

Baca juga: Gas Metana dari Sisa Makanan Bisa Sebabkan Pemanasan Global

Bahkan orang-orang yang mengalami hari-hari panas lebih ekstrem (suhu di atas 32,2C) cenderung menua lebih cepat pada tingkat molekuler, menempatkan mereka pada risiko yang lebih besar terhadap penyakit terkait usia dan kematian dini.

"Hanya karena tinggal di daerah dengan hari-hari yang lebih panas, Anda menua lebih cepat secara biologis," ungkap Eunyoung Choi, seorang sarjana pascadoktoral di USC dan salah satu penulis penelitian tersebut.

Korelasi antara panas dan penuaan bahkan tetap ada setelah peneliti memperhitungkan faktor-faktor seperti status sosial ekonomi dan kebiasaan gaya hidup.

"Korelasi ini tetap ada bahkan setelah mengendalikan perbedaan sosial ekonomi dan demografi lainnya, serta faktor gaya hidup seperti aktivitas fisik, konsumsi alkohol, dan merokok," tambah Choi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Jepang Luncurkan Oli Mesin untuk Balap Berbasis Tanaman Pertama di Dunia

Jepang Luncurkan Oli Mesin untuk Balap Berbasis Tanaman Pertama di Dunia

Pemerintah
Agar Lamun Terjaga, Ekowisata Perlu Analisis Daya Dukung Lingkungan

Agar Lamun Terjaga, Ekowisata Perlu Analisis Daya Dukung Lingkungan

Pemerintah
Geramnya Warga di Jatimulya Depok ketika Perumahan Baru Sebabkan Banjir

Geramnya Warga di Jatimulya Depok ketika Perumahan Baru Sebabkan Banjir

Pemerintah
SATU Indonesia Awards 2025 Dibuka, Daftar dan Jadi Anak Muda Berdampak

SATU Indonesia Awards 2025 Dibuka, Daftar dan Jadi Anak Muda Berdampak

Pemerintah
Mikroplastik Jadi Tantangan Serius di Laut, Bisa Ancam Manusia

Mikroplastik Jadi Tantangan Serius di Laut, Bisa Ancam Manusia

LSM/Figur
Panas Ekstrem Akibat Perubahan Iklim Percepat Penuaan

Panas Ekstrem Akibat Perubahan Iklim Percepat Penuaan

Pemerintah
Sering Diragukan, Surya dan Angin Bisa Jadi Tulang Punggung Sistem Energi Nasional

Sering Diragukan, Surya dan Angin Bisa Jadi Tulang Punggung Sistem Energi Nasional

Pemerintah
RS di Jerman Pakai Anestesi Berkelanjutan, Kurangi C02 Hingga 80 Persen

RS di Jerman Pakai Anestesi Berkelanjutan, Kurangi C02 Hingga 80 Persen

Pemerintah
Dosen UNS Usul 4 Langkah Tangani Sampah Sisa Makanan dari Program MBG

Dosen UNS Usul 4 Langkah Tangani Sampah Sisa Makanan dari Program MBG

LSM/Figur
PLN Indonesia Power Berhasil Uji Coba Campuran Amonia Hijau di PLTU Labuan

PLN Indonesia Power Berhasil Uji Coba Campuran Amonia Hijau di PLTU Labuan

BUMN
KLH: Kasus TPA Ilegal Depok Jadi Pelajaran Pengelolaan Sampah

KLH: Kasus TPA Ilegal Depok Jadi Pelajaran Pengelolaan Sampah

Pemerintah
Studi: Sampah Jadi Isu Lingkungan Paling Penting bagi Anak Muda

Studi: Sampah Jadi Isu Lingkungan Paling Penting bagi Anak Muda

LSM/Figur
Pasca-RUU Minerba Disahkan, Hampir 20 Koperasi Ajukan Permohonan Kelola Tambang

Pasca-RUU Minerba Disahkan, Hampir 20 Koperasi Ajukan Permohonan Kelola Tambang

Pemerintah
Bisa Didaur Ulang, Plastik PET Kemasan Besar Bukan Sampah yang Perlu Dihindari

Bisa Didaur Ulang, Plastik PET Kemasan Besar Bukan Sampah yang Perlu Dihindari

Swasta
Pendaftaran Lestari Award 2025 Resmi Dibuka

Pendaftaran Lestari Award 2025 Resmi Dibuka

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau