Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panas Ekstrem Akibat Perubahan Iklim Percepat Penuaan

Kompas.com, 28 Februari 2025, 17:00 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Temuan ini muncul saat krisis iklim membuat panas ekstrem lebih sering terjadi dan intens di seluruh dunia.

Jumlah hari yang sangat panas telah meningkat dalam beberapa dekade terakhir, dan gelombang panas kini berlangsung lebih lama dan mencakup wilayah yang lebih luas.

Tahun 2024 sendiri merupakan tahun terpanas yang pernah tercatat dan kota-kota di seluruh dunia memecahkan rekor suhu.

Gelombang panas di Eropa, Amerika Utara, dan Asia telah dikaitkan dengan puluhan ribu kematian dalam beberapa tahun terakhir.

Baca juga: Karena Perubahan Iklim, Rekor Suhu Panas Kemungkinan Besar Berlanjut 2025

Ilmuwan memperingatkan bahwa tanpa pengurangan drastis emisi gas rumah kaca, panas ekstrem akan menjadi ancaman kesehatan masyarakat yang lebih besar.

Pasalnya, semakin banyak orang menua di dunia yang memanas. Para ilmuwan pun mengatakan kota-kota harus memikirkan kembali cara melindungi populasi mereka dari paparan panas kronis.

"Jika di mana-mana semakin hangat dan populasi menua, orang-orang ini rentan. Kita perlu menjadi jauh lebih cerdas tentang strategi mitigasi ini," kata Jennifer Ailshire, penulis senior penelitian dan profesor gerontologi dan sosiologi di USC.

Para peneliti menyarankan agar para pembuat kebijakan dan perencana kota untuk mempertimbangkan panas ekstrem saat merancang kota.

Strategi seperti menambah ruang hijau, menyediakan halte bus yang teduh, dan memastikan orang dewasa yang lebih tua memiliki akses ke pusat pendingin dapat membantu mengurangi risiko kesehatan jangka panjang.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Pemerintah
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
LSM/Figur
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
Pemerintah
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Pemerintah
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
LSM/Figur
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
Pemerintah
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
LSM/Figur
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
LSM/Figur
Dunia Sepakat Hapus Tambalan Gigi Merkuri pada 2034
Dunia Sepakat Hapus Tambalan Gigi Merkuri pada 2034
Pemerintah
Fokus Perdagangan Karbon, Misi RI di COP 30 Dinilai Terlalu Jualan
Fokus Perdagangan Karbon, Misi RI di COP 30 Dinilai Terlalu Jualan
LSM/Figur
Pulau Obi Jadi Episentrum Baru Ekonomi Maluku Utara
Pulau Obi Jadi Episentrum Baru Ekonomi Maluku Utara
Swasta
Dari Gaza hingga Ukraina, Alam Jadi Korban Sunyi Konflik Bersenjata
Dari Gaza hingga Ukraina, Alam Jadi Korban Sunyi Konflik Bersenjata
Pemerintah
Cacing Tanah Jadi Sekutu Tak Terduga dalam Perang Lawan Polusi Plastik
Cacing Tanah Jadi Sekutu Tak Terduga dalam Perang Lawan Polusi Plastik
LSM/Figur
Subsidi LPG 3 Kg Diproyeksikan Turun 21 Persen, Jaringan Gas Jadi Alternatifnya
Subsidi LPG 3 Kg Diproyeksikan Turun 21 Persen, Jaringan Gas Jadi Alternatifnya
LSM/Figur
Laut Kunci Atasi Krisis Pangan Dunia, tapi Indonesia Tak Serius Menjaga
Laut Kunci Atasi Krisis Pangan Dunia, tapi Indonesia Tak Serius Menjaga
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau