Adakah perkawinan campuran?
Sejak 2011, observasi kami sering mendapati spesies manta karang dan oseanik sama-sama berada di lebih dari sepuluh ‘stasiun pembersihan’—setidaknya dalam radius seratus meter.
Persinggungan keduanya kerap disebut mikrosimpatri yaitu kondisi saat dua spesies yang berbeda berbagi habitat dalam ruang yang sama. Fenomena ini telah tercatat di beberapa lokasi di dunia, seperti di Mozambik dan Indonesia, khususnya Raja Ampat.
Interaksi dan temuan perilaku prakawin di Karang Bayangan mengindikasikan bahwa perkawinan antarspesies manta di perairan Raja Ampat mungkin sering terjadi. Meski demikian, hingga kini belum ada dokumentasi yang berhasil merekam proses perkawinan antarspesies manta di daerah tersebut.
Di Raja Ampat, kami juga mengamati ada beberapa individu manta karang yang memiliki ciri-ciri fisik manta oseanik. Sebagai contoh, warna kehitaman di sekitar mulut dan bagian pinggir di pada sisi perut serta benjolan di pangkal ekor bagian atas.
Kami menduga individu-individu ini merupakan manta-manta hibrida, yaitu hasil perkawinan campuran antarspesies yang berbeda. Namun, untuk memastikan keberadaan dan statusnya, diperlukan studi lanjutan menggunakan analisis genetik.
Kasus hibridisasi antarspesies manta masih sangat jarang ditemukan. Sejauh ini hibridasi baru ditemukan pada seekor manta pada Oktober 2012 melalui analisis genetik di Teluk Dungonab, Sudan, Laut Merah. Hingga saat ini, belum diketahui adanya efek negatif dari perkawinan antarspesies ini pada pertumbuhan dan kesehatan manta.
Sekali lagi: lestarikan Raja Ampat!
Fenomena unik dan langka ini hanya mungkin terjadi berkat adanya jejaring kawasan konservasi perairan dan peraturan pengelolaan yang efektif melindungi populasi dan habitat pari manta, sehingga mendukung pertumbuhan dan perkembangan populasi mereka di Raja Ampat.
Patut diingat bahwa Raja Ampat merupakan rumah bagi populasi manta karang terbesar kedua di dunia, sekaligus menjadi habitat penting bagi kedua spesies pari manta.
Dengan demikian, penting bagi kita semua untuk memperkuat upaya konservasi dan pengelolaan pari manta, termasuk melindungi habitat-habitat penting seperti ‘stasiun pembersihan’ dan area makan pari manta di perairan Raja Ampat.
Selain itu, maraknya wisata melihat pari manta di Raja Ampat bisa menjadi peluang besar untuk melibatkan wisatawan melalui sains warga. Para wisatawan dapat mengambil foto pari manta selama mereka menyelam atau snorkeling untuk membantu memantau populasi dan perilaku pari manta.
*Lead Scientist di Elasmobranch Institute Indonesia
Baca juga: Kabar Baik, Alor Terima Dana Rp 29 Miliar untuk Konservasi Terumbu Karang
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya