Aryo menegaskan, Kadin telah memiliki program prioritas pada 2025 untuk inisiatif "Indonesia Hijau" dengan mempromosikan investasi dalam proyek-proyek EBT.
Upaya itu dilakukan dengan menarik investor dan mendorong pemerintah memberikan insentif investasi bagi investor yang tertarik EBT.
Sejauh ini terdapat tiga negara besar yang telah menawarkan proposal pembangunan pengembangan PLTN di Indonesia, yaitu Amerika Serikat (AS), Rusia, dan China.
Baca juga: Kebangkitan PLTN, Listrik dari Nuklir Akan Pecahkan Rekor pada 2025
"Dari tiga negara dan kebetulan tiga-tiganya ini melibatkan anggota Kadin. Ini mitra dari luar negeri yang terlibat dengan anggota kami," ungkapnya.
Pihak AS yang tertarik, yaitu Westinghouse Electric Corporation, produsen peralatan listrik terkemuka. Sedangkan China diwakili China National Nuclear Corporation (CNNC), badan usaha milik pemerintah China di bidang tenaga nuklir. Adapun, Rusia diwakili Rosatom State Atomic Energy Corporation (Rosatom).
Menurut Aryo, proposal dari ketiga negara masih di tahap negosiasi bersama Pemerintah Indonesia demi mencapai kesepakatan terbaik bagi negara.
"Tiga negara ini sudah berkomunikasi dengan kami, di anggota-anggota Kadin Indonesia sehingga sudah ada pembicaraan yang serius," ujar Aryo.
Baca juga: Startup AS Berambisi Luncurkan PLTN Reaksi Fusi Minim Radiasi
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya