Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/03/2025, 11:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendukung penuh pemerintah mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia sebagai bagian dari upaya diversifikasi sumber energi.

Wakil Ketua Umum Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kadin Indonesia Aryo Djojohadikusumo menuturkan, tren investasi PLTN di dunia terus meningkat dari tahun ke tahun.

"Kadin Indonesia mendukung pemerintah untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau PLTN di tanah air," kata Aryo, sebagaimana dilansir Antara, Selasa (4/3/2025).

Baca juga: 3 Negara Disebut Ajukan Proposal Pengembangan PLTN di RI, Ini Daftarnya

Dia menambahkan, Kadin bersama pemerintah kini agresif memanfaatkan momentum dan potensi yang ada dengan terus mendorong dekarbonisasi industri melalui penguatan infrastruktur dan penarikan investasi energi baru terbarukan (EBT).

Aryo menjelaskan, sebagian besar dana mungkin akan disuntikkan ke dalam sektor energi hijau dan terbarukan serta industri yang penting bagi energi hijau seperti mineral.

Langkah itu sejalan dengan salah satu rencana kerja Bidang ESDM Kadin Indonesia 2024-2029 yaitu energi baru, terbarukan, dan konservasi energi.

Dia menyebutkan, menurut informasi Pusat Data Kadin Indonesia Bidang ESDM yang dikutip dari laporan International Energy Agency (IEA) pada Januari 2025, nilai investasi nuklir akan terus meningkat dari tahun ke tahun sesuai tiga skenario outlook energi dunia.

Pertama, The Stated Policies Scenario (STEPS) yang konservatif. Investasi nuklir dunia akan naik dari saat ini 65 miliar dollar AS per tahun menjadi 70 miliar dollar AS per tahun pada 2030. Dalam skenario itu, kapasitas reaktor nuklir akan meningkat lebih dari 50 persen mendekati 650 gigawatt (GW) pada 2050.

Baca juga: Kementerian ESDM Siapkan Gugus Tugas Tentukan Lokasi Pembangunan PLTN Pertama

Kedua, the Announced Pledges Scenario (APS) yang terdapat dukungan pemerintah serta kebijakan energi dan iklim berjalan tepat waktu. Investasi nuklir bisa mencapai 120 miliar dollar AS per tahun pada 2030 dengan kapasitas naik di atas dua kali lipat pada 2050.

Ketiga, Net Zero Emissions Scenario. Investasi 150 miliar dolar AS per tahun pada 2030 dan kapasitas terinstal nuklir mencapai 1.000 GW pada 2050.

Pada 2023, lebih dari 410 reaktor telah beroperasi di 30 negara serta memasok sembilan persen pasokan listrik global. Jumlah tersebut diperkirakan naik menjadi 420 reaktor pada 2025.

Negara-negara di dunia, khususnya negara berkembang, saat ini terus berlomba membangun pembangkit nuklir sebagai energi alternatif. Sebagian besar pembangkit yang dikembangkan memakai teknologi China dan Rusia.

Aryo menuturkan, nuklir merupakan sumber energi rendah emisi kedua setelah tenaga hidro, mampu memproduksi listrik 20 persen lebih tinggi dari angin dan 70 persen di atas solar panel.

Baca juga: Pemerintah Majukan Rencana Realisasi PLTN 3 Tahun, dari 2032 Jadi 2029

PLTN juga mampu memberikan panas untuk industri dan desalinasi atau pemurnian air laut menjadi air bersih. 

Sejak 1971, energi nuklir telah mengurangi 72 gigaton emisi karbondioksida dari pembangkit batu bara, gas alam, dan minyak serta memperkuat ketahanan energi di beberapa negara.

Aryo menegaskan, Kadin telah memiliki program prioritas pada 2025 untuk inisiatif "Indonesia Hijau" dengan mempromosikan investasi dalam proyek-proyek EBT. 

Upaya itu dilakukan dengan menarik investor dan mendorong pemerintah memberikan insentif investasi bagi investor yang tertarik EBT.

Sejauh ini terdapat tiga negara besar yang telah menawarkan proposal pembangunan pengembangan PLTN di Indonesia, yaitu Amerika Serikat (AS), Rusia, dan China.

Baca juga: Kebangkitan PLTN, Listrik dari Nuklir Akan Pecahkan Rekor pada 2025

"Dari tiga negara dan kebetulan tiga-tiganya ini melibatkan anggota Kadin. Ini mitra dari luar negeri yang terlibat dengan anggota kami," ungkapnya.

Pihak AS yang tertarik, yaitu Westinghouse Electric Corporation, produsen peralatan listrik terkemuka. Sedangkan China diwakili China National Nuclear Corporation (CNNC), badan usaha milik pemerintah China di bidang tenaga nuklir. Adapun, Rusia diwakili Rosatom State Atomic Energy Corporation (Rosatom).

Menurut Aryo, proposal dari ketiga negara masih di tahap negosiasi bersama Pemerintah Indonesia demi mencapai kesepakatan terbaik bagi negara.

"Tiga negara ini sudah berkomunikasi dengan kami, di anggota-anggota Kadin Indonesia sehingga sudah ada pembicaraan yang serius," ujar Aryo.

Baca juga: Startup AS Berambisi Luncurkan PLTN Reaksi Fusi Minim Radiasi

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

RI Dapat Kucuran Dana dari Australia untuk Produksi Hidrogen

RI Dapat Kucuran Dana dari Australia untuk Produksi Hidrogen

Pemerintah
UE Longgarkan Target Emisi Produsen Mobil

UE Longgarkan Target Emisi Produsen Mobil

Pemerintah
Menakar Potensi Bangunan Ramah Lingkungan untuk Cegah Banjir di Jakarta

Menakar Potensi Bangunan Ramah Lingkungan untuk Cegah Banjir di Jakarta

Pemerintah
Ekspansi Sawit: Peluang Ekonomi yang Mengancam Lingkungan?

Ekspansi Sawit: Peluang Ekonomi yang Mengancam Lingkungan?

Pemerintah
Tanaman Pangan Penting Dunia Terancam Punah karena Pemanasan Global

Tanaman Pangan Penting Dunia Terancam Punah karena Pemanasan Global

Pemerintah
Banjir Parah, Apa Sebenarnya Hubungannya dengan Perubahan Iklim?

Banjir Parah, Apa Sebenarnya Hubungannya dengan Perubahan Iklim?

Pemerintah
Cegah Mubazir Makanan Selama Ramadhan, Bapanas Serukan Gerakan Selamatkan Pangan 

Cegah Mubazir Makanan Selama Ramadhan, Bapanas Serukan Gerakan Selamatkan Pangan 

Pemerintah
'Green Property' Jadi Solusi Atasi Perubahan Iklim di Perkotaan

"Green Property" Jadi Solusi Atasi Perubahan Iklim di Perkotaan

Pemerintah
Tak Ekonomis dan Beremisi, Proyek DME Batu Bara Diminta Dievaluasi

Tak Ekonomis dan Beremisi, Proyek DME Batu Bara Diminta Dievaluasi

LSM/Figur
Produk Bahan Bangunan Ramah Lingkungan Lebih Diminati Konsumen di Indonesia

Produk Bahan Bangunan Ramah Lingkungan Lebih Diminati Konsumen di Indonesia

Swasta
Viva Apotek dan Benih Baik Bersinergi, Hadirkan Bantuan Kesehatan untuk Masyarakat

Viva Apotek dan Benih Baik Bersinergi, Hadirkan Bantuan Kesehatan untuk Masyarakat

Swasta
PLN Rilis 592 'Renewable Energy Ceritificate' untuk Industri Sawit

PLN Rilis 592 "Renewable Energy Ceritificate" untuk Industri Sawit

Pemerintah
Tekan Risiko, KLH Tetapkan Baku Mutu dan Awasi Pemakaian Insinerator

Tekan Risiko, KLH Tetapkan Baku Mutu dan Awasi Pemakaian Insinerator

Pemerintah
Permintaan Bahan Bakar Nabati Diprediksi Melonjak Dua Kali Lipat pada 2050

Permintaan Bahan Bakar Nabati Diprediksi Melonjak Dua Kali Lipat pada 2050

LSM/Figur
Atasi Krisis Air Bersih, BCA dan PPBI Hadirkan Sumur Bor di Kupang Tengah

Atasi Krisis Air Bersih, BCA dan PPBI Hadirkan Sumur Bor di Kupang Tengah

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau