JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menyatakan bahwa pihaknya tengah menangani permasalahan polusi udara di Indonesia.
Hal ini disampaikan Hanif, merespons laporan perusahaan pemantau kualitas udara, IQAir, yang menyebut Indonesia masuk 15 besar daftar negara berpolusi di dunia sepanjang 2024.
"Kami sedang tangani, kemarin kami sudah mulai melakukan launching uji emisi dari gas pembuangan kendaraan. Tetapi masih banyak yang harus dilakukan," kata Hanif saat ditemui di Pasar Tomang Barat, Jakarta Barat, Jumat (14/3/2025).
Saat ini, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) juga mulai menertibkan cerobong asap dari industri, dan sistem pembakaran terbuka.
Di samping itu, Hanif menekankan pentingnya peningkatan kualitas bahan bakar minyak atau BBM untuk menekan emisi karbon.
"Tetapi, kami masih butuh bicara dengan banyak pihak," imbuh dia.
Baca juga: Menteri LH: Tiga TPA Open Dumping Terancam Ditutup Permanen
Menurut Hanif, penggantian bahan baku pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara juga perlu dilakukan. Pengelola PLTU, ujar dia, bisa menggantinya dengan gas.
"Jadi nanti kami akan mainkan untuk mengarahkan mereka menggunakan bahan baku selain batu bara dulu ya. Tetapi kami akan mencoba dulu karena konsekuensinya panjang," jelas Hanif.
Diberitakan sebelumnya, pengamatan IQAir menunjukkan, Chad, Afrika Tengah menjadi negara dengan polusi udara terburuk pada 2024.
Kota Byrnihat, India menjadi kota paling tercemar polusi udara. Sementara sebanyak 11 dari 20 kota paling tercemar di dunia ditempati kota-kota dari India.
Berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tingkat tahunan rata-rata PM 2.5 tidak melebihi 5 mikrogram per meter kubik (mg/cu m).
Namun, di antara 138 negara yang tingkat polusinya didata IQAir, Indonesia menjadi negara ke-15 dengan rata -rata konsentrasi PM 2.5 per tahun 35,5 mg/cu m.
Posisi ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan tingkat polusi udara paling parah di kawasan Asia Tenggara pada tahun lalu.
Baca juga: Menteri LH Sebut Derah Hulu Akan Dipulihkan Fungsinya
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya