Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mikroba Jadi Solusi Alami untuk Laut Tercemar Tumpahan Minyak

Kompas.com, 30 Juli 2025, 20:29 WIB
Eriana Widya Astuti,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Pencemaran laut akibat tumpahan minyak terus menjadi ancaman serius bagi ekosistem laut Indonesia.

Dalam upaya mencari solusi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, pendekatan bioremediasi atau pemulihan berbasis mikroorganisme laut mulai dikembangkan sebagai alternatif dari penggunaan bahan kimia.

Peneliti Pusat Riset Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Lies Indah Sutiknowati, menjelaskan bahwa bioremediasi menggunakan mikroba menawarkan pendekatan alami dalam menangani pencemaran minyak di laut, terutama di wilayah tropis seperti Indonesia.

“Bakteri seperti Thalassospira lucentensis punya potensi besar untuk membantu pulihkan laut yang tercemar, terutama di daerah tropis seperti Indonesia. Dengan mendegradasi atau menghilangkan pencemaran memang paling baik menggunakan mikroba, bukan dengan bahan kimia,” ujar Lies sebagaimana dikutip di laman BRIN, Selasa (29/7/2025).

Dalam penelitiannya, Lies mengungkap hasil studi isolasi dan karakterisasi mikroba laut tropis yang mampu mendegradasi hidrokarbon minyak bumi.

Salah satu metode yang digunakan adalah simulator pantai buatan menyerupai akuarium, eksperimen ini dinilai berhasil menguji efektivitas mikroba dalam mengurai minyak mentah jenis Arabian Light.

Baca juga: Nelayan Jakarta Utara Hadapi Pencemaran Laut akibat Limbah Industri

Dari uji tersebut ditemukan dua jenis utama bakteri pendegradasi, bakteri cepat tumbuh dalam kurun waktu 7 hari seperti Alcanivorax borkumensis yang dapat mengurai hingga 70 persen minyak, serta bakteri lambat tumbuh seperti Thalassospira lucentensis dan Curtobacterium citreum yang berkembang dalam waktu 21 hari.

Lies mengatakan, meski pertumbuhannya lebih lambat, jenis Thalassospira sp. strain 1-1B unggul dalam bertahan pada suhu laut tropis hingga 32 derajat Celcius dan mampu mengurai senyawa minyak dari yang ringan hingga yang lebih kompleks.

Lies juga menyoroti peran unsur hara dalam mendukung pertumbuhan mikroba. Dalam eksperimen yang melibatkan pemberian pupuk nitrogen (N) dan fosfor (P), hasil menunjukkan bahwa pupuk dapat meningkatkan keragaman mikroba dan mempercepat proses degradasi minyak.

“Pupuk dapat merangsang pertumbuhan komunitas bakteri tertentu, khususnya setelah hari ke-90,” ujar Lies.

Hal ini menunjukkan adanya peluang manipulasi lingkungan mikro untuk mengoptimalkan proses pembersihan laut.

Temuan ini, menurut Lies memperlihatkan bahwa solusi atas pencemaran laut bisa datang dari alam itu sendiri.

Baca juga: Kurangi Pencemaran Udara, Indonesia Harus Upgrade Kualitas Bahan Bakar

Mikroba laut, yang secara alami hidup di perairan tropis, terbukti mampu menjadi bagian dari sistem pemulihan ekologis secara berkelanjutan.

“Dengan dukungan teknologi dan riset berkelanjutan, bakteri laut bisa menjadi pahlawan tak terlihat dalam menjaga laut Indonesia tetap bersih dan sehat,” kata Lies.

Riset ini menjadi salah satu kontribusi BRIN dalam menghadirkan solusi berbasis alam (nature-based solution) untuk menjawab tantangan lingkungan global.

Dengan mendayagunakan potensi mikroorganisme lokal, pendekatan ini membuka jalan bagi pemulihan laut yang berkelanjutan, tidak hanya untuk Indonesia, tapi juga bagi ekosistem global yang lebih sehat.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
IPB Latih Relawan dan Akademisi di Aceh Produksi Nasi Steril Siap Makan
IPB Latih Relawan dan Akademisi di Aceh Produksi Nasi Steril Siap Makan
Pemerintah
Bencana Hidrometeorologi Meningkat, Sistem Transportasi dan Logistik Dinilai Perlu Berubah
Bencana Hidrometeorologi Meningkat, Sistem Transportasi dan Logistik Dinilai Perlu Berubah
LSM/Figur
SMBC Indonesia Tanam 1.971 Pohon melalui Program BerDaya untuk Bumi di Garut
SMBC Indonesia Tanam 1.971 Pohon melalui Program BerDaya untuk Bumi di Garut
Swasta
Tempat Penyimpanan Karbon Dioksida Pertama di Dunia Bakal Beroperasi di Denmark
Tempat Penyimpanan Karbon Dioksida Pertama di Dunia Bakal Beroperasi di Denmark
Swasta
Bencana Makin Parah, Kebijakan Energi Indonesia Dinilai Tak Menjawab Krisis Iklim
Bencana Makin Parah, Kebijakan Energi Indonesia Dinilai Tak Menjawab Krisis Iklim
LSM/Figur
Banjir dan Longsor Tapanuli Tengah, WVI Jangkau 5.000 Warga Terdampak
Banjir dan Longsor Tapanuli Tengah, WVI Jangkau 5.000 Warga Terdampak
LSM/Figur
Distribusi Cadangan Beras untuk Banjir Sumatera Belum Optimal, Baru 10.000 Ton Tersalurkan
Distribusi Cadangan Beras untuk Banjir Sumatera Belum Optimal, Baru 10.000 Ton Tersalurkan
LSM/Figur
Menteri LH Ancam Pidanakan Perusahaan yang Terbukti Sebabkan Banjir Sumatera
Menteri LH Ancam Pidanakan Perusahaan yang Terbukti Sebabkan Banjir Sumatera
Pemerintah
KLH Bakal Periksa 100 Unit Usaha Imbas Banjir Sumatera
KLH Bakal Periksa 100 Unit Usaha Imbas Banjir Sumatera
Pemerintah
Tambang Energi Terbarukan Picu Deforestasi Global, Indonesia Terdampak
Tambang Energi Terbarukan Picu Deforestasi Global, Indonesia Terdampak
LSM/Figur
Food Estate di Papua Jangan Sampai Ganggu Ekosistem
Food Estate di Papua Jangan Sampai Ganggu Ekosistem
LSM/Figur
Perjanjian Plastik Global Dinilai Mandek, Ilmuwan Minta Negara Lakukan Aksi Nyata
Perjanjian Plastik Global Dinilai Mandek, Ilmuwan Minta Negara Lakukan Aksi Nyata
LSM/Figur
Cegah Kematian Gajah akibat Virus, Kemenhut Datangkan Dokter dari India
Cegah Kematian Gajah akibat Virus, Kemenhut Datangkan Dokter dari India
Pemerintah
Indonesia Rawan Bencana, Penanaman Pohon Rakus Air Jadi Langkah Mitigasi
Indonesia Rawan Bencana, Penanaman Pohon Rakus Air Jadi Langkah Mitigasi
LSM/Figur
Hujan Lebat Diprediksi Terjadi hingga 29 Desember 2025, Ini Penjelasan BMKG
Hujan Lebat Diprediksi Terjadi hingga 29 Desember 2025, Ini Penjelasan BMKG
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau