Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Kunyah Permen Karet Picu Pelepasan Mikroplastik di Mulut

Kompas.com, 27 Maret 2025, 20:21 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada satu aktivitas tak terduga yang dapat membantu melepaskan mikroplastik dalam tubuh.

Penelitian dari University of California, Los Angeles (UCLA) mengungkapkan mengunyah permen karet bisa melepaskan ratusan potongan plastik kecil langsung ke mulut kita.

Penelitian kecil ini muncul karena para peneliti semakin banyak menemukan pecahan kecil plastik yang disebut mikroplastik di seluruh dunia, dari puncak gunung hingga dasar laut dan bahkan di udara yang kita hirup.

Mereka juga menemukan mikroplastik yang tersebar di seluruh tubuh manusia, termasuk di dalam paru-paru, darah, dan otak kita yang memicu kekhawatiran tentang potensi dampaknya terhadap kesehatan.

Baca juga: Masyarakat Terpapar Mikroplastik akibat TPA Open Dumping

Seperti dikutip dari Medical Xpress, Kamis (27/3/2025) penelitian awal ini mencoba menunjukkan cara lain yang jarang diketahui, yaitu bagaimana partikel plastik kecil yang tidak terlihat masuk ke tubuh kita melalui permen karet.

Dalam studi ini, Lisa Lowe, seorang mahasiswa Ph.D. di UCLA, mengunyah tujuh potong dari masing-masing 10 merek permen karet, sebelum para peneliti kemudian menjalankan analisis kimia pada air liurnya.

Mereka menemukan bahwa satu gram permen karet melepaskan rata-rata 100 fragmen mikroplastik, meskipun beberapa melepaskan lebih dari 600.

Berat rata-rata sebatang permen karet adalah sekitar 1,5 gram.

Peneliti pun menyebut orang yang mengunyah sekitar 180 potong permen karet setahun dapat menelan sekitar 30.000 mikroplastik.

Jumlah tersebut menurut peneliti tidak seberapa dibandingkan dengan banyak cara lain manusia menelan mikroplastik.

Misalnya, studi lain memperkirakan tahun lalu bahwa satu liter air dalam botol plastik mengandung rata-rata 240.000 mikroplastik.

Permen karet yang paling umum dijual di supermarket disebut permen karet sintetis, yang mengandung polimer berbasis minyak bumi untuk mendapatkan efek kenyal.

Meskipun demikian, daftar bahan pada kemasan tidak menyebutkan adanya plastik, melainkan hanya menuliskan berbasis permen karet yang bisa menyembunyikan keberadaan plastik.

"Tidak seorang pun akan memberi tahu Anda bahan-bahannya," kata Sanjay Mohanty, peneliti utama dari University of California, Los Angeles (UCLA).

David Jones, seorang peneliti di Universitas Portsmouth Inggris yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, mengatakan bahwa ia terkejut para peneliti menemukan plastik tertentu yang tidak diketahui ada dalam permen karet, yang bisa saja menunjukkan bahwa plastik tersebut mungkin berasal dari sumber lain di laboratorium.

Baca juga: Ecoton: Mikroplastik Tersebar di Area Dekat Tungku Pembakaran TPA

Namun, menurutnya temuan secara keseluruhan sama sekali tidak mengejutkan.

Kendati ada kekhawatiran menelan mikroplastik, Oliver Jones, seorang profesor kimia di Universitas RMIT Australia, mengatakan bahwa jika jumlah mikroplastik yang relatif kecil tertelan, itu kemungkinan besar akan langsung lewat tanpa menimbulkan dampak.

National Confectioners Association, yang mewakili produsen permen karet di Amerika Serikat, mengatakan dalam sebuah pernyataan tidak ada alasan untuk khawatir.

"Permen karet aman untuk dinikmati karena sudah aman selama lebih dari 100 tahun," katanya, seraya menambahkan bahwa bahan-bahannya telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS.

Studi ini telah diserahkan ke jurnal peer-review dan dipresentasikan pada pertemuan American Chemical Society di San Diego.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
LSM/Figur
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
Pemerintah
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Pemerintah
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
LSM/Figur
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
Pemerintah
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
LSM/Figur
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
LSM/Figur
Dunia Sepakat Hapus Tambalan Gigi Merkuri pada 2034
Dunia Sepakat Hapus Tambalan Gigi Merkuri pada 2034
Pemerintah
Fokus Perdagangan Karbon, Misi RI di COP 30 Dinilai Terlalu Jualan
Fokus Perdagangan Karbon, Misi RI di COP 30 Dinilai Terlalu Jualan
LSM/Figur
Pulau Obi Jadi Episentrum Baru Ekonomi Maluku Utara
Pulau Obi Jadi Episentrum Baru Ekonomi Maluku Utara
Swasta
Dari Gaza hingga Ukraina, Alam Jadi Korban Sunyi Konflik Bersenjata
Dari Gaza hingga Ukraina, Alam Jadi Korban Sunyi Konflik Bersenjata
Pemerintah
Cacing Tanah Jadi Sekutu Tak Terduga dalam Perang Lawan Polusi Plastik
Cacing Tanah Jadi Sekutu Tak Terduga dalam Perang Lawan Polusi Plastik
LSM/Figur
Subsidi LPG 3 Kg Diproyeksikan Turun 21 Persen, Jaringan Gas Jadi Alternatifnya
Subsidi LPG 3 Kg Diproyeksikan Turun 21 Persen, Jaringan Gas Jadi Alternatifnya
LSM/Figur
Laut Kunci Atasi Krisis Pangan Dunia, tapi Indonesia Tak Serius Menjaga
Laut Kunci Atasi Krisis Pangan Dunia, tapi Indonesia Tak Serius Menjaga
LSM/Figur
Konsumen Gandrungi Kendaraan Listrik, Penjualan Baterai EV Naik 9 Kali Lipat
Konsumen Gandrungi Kendaraan Listrik, Penjualan Baterai EV Naik 9 Kali Lipat
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau