Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dekarbonisasi Penerbangan, Airbus Kembangkan Pesawat Tenaga Hidrogen

Kompas.com - 30/03/2025, 12:00 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber ESG Today

KOMPAS.com - Perusahaan penerbangan multinasional asal Eropa Airbus menyatakan komitmennya untuk mengembangkan pesawat hidrogen yang layak secara komersial.

Airbus juga akan menggunakan teknologi sel bahan bakar dari serangkaian metode yang dieksplorasi sebagai metode propulsi untuk pesawat baru tersebut.

Sebelumnya, perusahaan tersebut mengatakan penundaan rencana pengembangan pesawat hidrogen hingga tahun 2035 karena perkembangan ekosistem dan teknologi hidrogen yang lebih lambat dari yang diantisipasi.

Hidrogen merupakan inti dari komitmen kami untuk mendekarbonisasi penerbangan. Dedikasi kami terhadap penerbangan bertenaga hidrogen tidak tergoyahkan," kata Bruno Fichefeux, Airbus Head of Future Programmes.

"Pesawat yang ditenagai oleh sel bahan bakar hidrogen memiliki potensi dalam jangka panjang untuk merevolusi transportasi udara menjadi lebih baik, melengkapi jalur bahan bakar penerbangan yang berkelanjutan,” tambahnya dikutip dari ESG Today, Sabtu (29/3/2025).

Baca juga: Platform Baru ICAO, Hubungkan Proyek Dekarbonisasi Penerbangan dengan Investor

Industri penerbangan menyumbang sekitar 2-3 persen emisi gas rumah kaca (GRK) global, dengan angka tersebut berpotensi meningkat drastis selama beberapa dekade mendatang jika tidak ada tindakan yang diambil.

Beberapa inisiatif sedang diupayakan untuk mengatasi dampak iklim dari industri tersebut.

Inisiatif yang dilakukan natara lain meningkatkan efisiensi pesawat, mengembangkan bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF), atau membuat pesawat yang memanfaatkan sistem propulsi rendah atau nol karbon seperti listrik atau berbasis hidrogen.

Membuat pesawat berbasis hidrogen dipandang sebagai solusi jangka panjang menjanjikan mengingat potensinya untuk diproduksi melalui metode bebas karbon dan mengandung lebih banyak energi per berat daripada bahan bakar jet.

Airbus sendiri telah mengumumkan tujuan untuk mengembangkan pesawat komersial tanpa emisi pertama di dunia pada tahun 2035.

Mereka mengidentifikasi hidrogen sebagai salah satu solusi tanpa emisi paling menjanjikan karena tidak mengeluarkan karbon dioksida saat pembakaran dengan air sebagai produk sampingannya yang paling signifikan.

Perusahaan kemudian meluncurkan program ZEROe pada tahun 2020 untuk mengeksplorasi kelayakan teknologi propulsi hidrogen, yang didasarkan pada pembakaran hidrogen dan sel bahan bakar hidrogen.

Airbus mengatakan bahwa mereka telah memilih teknologi sel bahan bakar hidrogen sebagai metode propulsi untuk pesawat masa depannya, mengikuti hasil pengujian prototipe sel bahan bakar dan powertrain, serta penelitian teknologi pelengkap seperti kriogenik yang mendukung kelayakan teknologi tersebut.

Baca juga: Emisi CO2 Penerbangan Global Naik karena Konflik Ukraina

Lebih lanjut, pesawat baru tersebut akan dilengkapi sistem propulsi baling-baling listrik yang ditenagai oleh sel bahan bakar hidrogen, mengubah hidrogen dan oksigen menjadi energi listrik melalui reaksi kimia yang hanya menghasilkan air sebagai produk sampingan.

Pesawat tersebut akan ditenagai oleh empat mesin propulsi listrik berdaya 2 megawatt, masing-masing digerakkan oleh sistem sel bahan bakar dan dipasok oleh tangki hidrogen cair.

“Selama lima tahun terakhir, kami telah menjajaki berbagai konsep propulsi hidrogen, sebelum akhirnya memilih konsep yang sepenuhnya bertenaga listrik ini. Kami yakin konsep ini dapat menyediakan kepadatan daya yang diperlukan untuk pesawat komersial bertenaga hidrogen dan dapat berkembang seiring dengan kematangan teknologinya," terang Glenn Llewellyn, Kepala Proyek ZEROe Airbus.

"Dalam beberapa tahun mendatang, kami akan berkonsentrasi pada pengembangan sistem penyimpanan, distribusi, dan propulsi, sekaligus mengadvokasi kerangka regulasi yang diperlukan untuk memastikan pesawat ini dapat terbang,” tambahnya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Sederet Ancaman Penyu dan Cetacea, Aktivitas Manusia Sebab Utamanya
Sederet Ancaman Penyu dan Cetacea, Aktivitas Manusia Sebab Utamanya
LSM/Figur
Google Bilang Target Iklim Makin Sulit Diraih, Emisi Naik Tajam
Google Bilang Target Iklim Makin Sulit Diraih, Emisi Naik Tajam
Swasta
Pertamina NRE Targetkan Produksi Baterai EV pada 2026
Pertamina NRE Targetkan Produksi Baterai EV pada 2026
BUMN
Kementerian ESDM Kebut Penyediaan Listrik Bersih di Indonesia Timur
Kementerian ESDM Kebut Penyediaan Listrik Bersih di Indonesia Timur
Pemerintah
Pertamina Gandeng Arab Saudi untuk Kembangkan Teknologi Energi Bersih
Pertamina Gandeng Arab Saudi untuk Kembangkan Teknologi Energi Bersih
BUMN
4 Perusahaan Kena Denda hingga Rp 721 Miliar karena Rusak Lingkungan
4 Perusahaan Kena Denda hingga Rp 721 Miliar karena Rusak Lingkungan
Pemerintah
Ikan Mati Massal Lagi di Kali Surabaya, Tak Kunjung Usai Sejak 1975
Ikan Mati Massal Lagi di Kali Surabaya, Tak Kunjung Usai Sejak 1975
LSM/Figur
Janji Besar, Komitmen Industri Mode pada Keberlanjutan Masih Kecil
Janji Besar, Komitmen Industri Mode pada Keberlanjutan Masih Kecil
Swasta
'Genera-Z Berbakti', Inisiatif BCA Menggandeng Gen Z Jadi Agen Perubahan Lingkungan dan Sosial
"Genera-Z Berbakti", Inisiatif BCA Menggandeng Gen Z Jadi Agen Perubahan Lingkungan dan Sosial
Swasta
Pertanian Hijau Terbukti Tingkatkan Biodiversitas dan Panen, Tapi Butuh Subsidi
Pertanian Hijau Terbukti Tingkatkan Biodiversitas dan Panen, Tapi Butuh Subsidi
LSM/Figur
2 Orang Ditangkap karena Bawa Ratusan Burung, Termasuk 112 Ekor yang Dilindungi
2 Orang Ditangkap karena Bawa Ratusan Burung, Termasuk 112 Ekor yang Dilindungi
Pemerintah
PMI Dorong Inovasi Inklusif Tembakau Bebas Asap, Libatkan UMKM hingga Hotel
PMI Dorong Inovasi Inklusif Tembakau Bebas Asap, Libatkan UMKM hingga Hotel
Swasta
Ahli Ungkap Potensi Bakteri Jadi Pengganti Pupuk dan Pestisida
Ahli Ungkap Potensi Bakteri Jadi Pengganti Pupuk dan Pestisida
Swasta
Stunting Gunungkidul Tinggi, Kelor dan Ikan Tawar Bisa Jadi Solusi
Stunting Gunungkidul Tinggi, Kelor dan Ikan Tawar Bisa Jadi Solusi
LSM/Figur
Elang Jawa Tinggal 511 Pasang, Butuh Aksi Nyata Konservasi Habitat
Elang Jawa Tinggal 511 Pasang, Butuh Aksi Nyata Konservasi Habitat
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau