Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

Kompas.com - 01/04/2025, 11:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Pemanasan global dan kenaikan suhu Bumi bisa mengancam ketahanan pangan Indonesia.

Pakar pertanian, agro-meteorologi, dan perubahan iklim Universitas Gadjah Mada (UGM) Bayu Dwi Apri Nugroho mengatakan, kenaikan suhu bumi berdampak negatif terhadap tanaman pangan.

Dia menjelaskan, kenaikan suhu membuat tanaman terhambat pertumbuhannya serta menurunkan kualitas hasil panen.

Baca juga: Tanaman Pangan Penting Dunia Terancam Punah karena Pemanasan Global

Selain itu, kenaikan suhu Bumi juga membuat penyebaran hama penyait semakin luas dan menyebabkan banyak tanaman gagal panen.

"Semua komoditas pertanian terdampak, karena setiap tanaman memiliki kondisi lingkungan ideal untuk tumbuh optimal," kata Bayu dikutip dari situs web UGM, Rabu (26/3/2025).

Dia mencontohnya, tanaman teh dan kopi yang tumbuh di daerah pegunungan membutuhkan suhu 13 sampai 25 derajat celsius. Sedangkan padi membutuhkan suhu 20 sampai 33 derajat celsius.

"Jika suhu meningkat melebihi ambang batas, tanaman bisa mengalami kerusakan," ujar Bayu.

Ia melanjutkan, perubahan suhu bumi tidak hanya berdampak pada pertumbuhan tanaman tetapi juga mengganggu pola tanam dan masa panen petani.

Baca juga: Cegah Mubazir Makanan Selama Ramadhan, Bapanas Serukan Gerakan Selamatkan Pangan 

Dia menjelaskan, peningkatan suhu membuat petani harus menyesuaikan komoditas yang ditanam dengan varietas yang lebih tahan terhadap suhu tinggi dan tidak membutuhkan banyak air.

"Kita tidak bisa lagi menerapkan pola tanam seperti biasa. Dengan suhu yang lebih tinggi, tanaman membutuhkan lebih banyak air, sehingga jadwal tanam dan panen menjadi tidak menentu," tuturnya.

Dari sisi kandungan nutrisi, peningkatan suhu dapat menyebabkan penurunan kadar protein dan nitrogen yang berakibat pada turunnya nilai gizi yang dikonsumsi masyarakat.

Selain itu, peningkatan suhu juga bisa mempercepat proses pematangan tanaman secara tidak normal, yang berujung pada penurunan kualitas rasa, aroma, serta ketahanan hasil panen terhadap penyimpanan dan distribusi.

"Akibatnya, tidak hanya petani yang dirugikan secara ekonomi, tetapi juga konsumen yang akan mengalami keterbatasan akses terhadap pangan berkualitas tinggi," jelas Bayu.

Baca juga: Ada Efisiensi, KKP Kembangkan Pendanaan Alternatif Dukung Konservasi dan Pangan

Pada akhirnya, berbagai dampak negatif perubahan iklim terhadap tanaman pangan akan berimbas pada ketahanan pangan nasional secara signifikan.

Pasalnya, pangan merupakan kebutuhan dasar masyarakat yang tidak dapat ditunda.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau