Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luas Gletser di China Susut 26 Persen Imbas Perubahan Iklim

Kompas.com - 31/03/2025, 15:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Luas gletser di China menyusut 26 persen hanya dalam kurun waktu 60 tahun akibar perubahan iklim.

Temuan tersebut merupakan data resmi dirilis di situs web Northwest Institute of Eco-Environment and Resources dari Akademi Ilmu Pengetahuan China.

Dilansir dari CNN, Rabu (26/3/2025), sebagian besar gletser di China terletak di bagian barat dan utara negara itu.

Baca juga: Krisis Iklim Picu Pencairan Gletser Tercepat, Kekeringan dan Banjir Mengintai

Yaitu di wilayah Tibet dan Xinjiang, serta provinsi Sichuan, Yunnan, Gansu, dan Qinghai.

Menurut data tersebut, luas gletser di China antara 1960 sampai 1980 tercatat 59.000 kilometer persegi dengan jumlah sekitar 46.000 gletser.

40-60 tahun kemudian, yakni pada 2020, luas gletser di "Negeri Panda" menyusut menjadi 46.000 kilometer persegi.

Untuk menyelamatkan gletsernya yang mencair, China berupaya keras memanfaatkan perkembangan teknologi, contohnya seperti selimut salju dan sistem salju buatan untuk menunda proses pencairan.

Baca juga: Diprediksi Hilang Tahun 2100, Gletser Terbesar di Alpen Bisa Diselamatkan asalkan...

Pencairan gletser di China tersebut sejalan dengan tren pencairan gletser di seluruh dunia.

Diberitakan sebelumnya, untuk tiga tahun berturut-turut, gletser-gletser di seluruh dunia kembali mengalami kehilangan massa bersihnya.

Organisasi Meteorologi Dunia atau World Meteorogical Organization (WMO) mencatat, gletser-gletser di dunia telah kehilangan 450 miliar massanya.

Badan di bawah PBB itu menyebutkan, dalam lima dari enam tahun terakhir, penyusutan gletser terjadi lebih cepat daripada yang pernah tercatat.

Baca juga: Massa Gletser Seluruh Dunia Kembali Menyusut Imbas Perubahan Iklim

Selain Greenland dan Antartika, ada lebih dari 275.000 gletser di seluruh dunia dengan total luas mencapai sekitar 700.000 kilometer persegi.

Namun, gletser-gletser tersebut menyusut dengan cepat karena perubahan iklim.

"Tahun hidrologi 2024 menandai tahun ketiga berturut-turut di mana semua 19 wilayah gletser mengalami kehilangan massa bersih," lapor WMO, dikutip dari AFP, Jumat (21/3/2025).

Sekretaris Jenderal WMO Celeste Saulo mengatakan, gletser bukan hanya sekadar ekosistem. Lebih dari itu, gletser penting untuk kehidupan.

Baca juga: Permukaan Air Laut Naik 2 Cm Hanya dari Pencairan Gletser

"Dari tahun 2022 hingga 2024, kami menyaksikan hilangnya gletser terbesar dalam tiga tahun yang pernah tercatat," kata Saulo.

Berdasarkan kompilasi pengamatan di seluruh dunia, World Glacier Monitoring Service (WGMS) memperkirakan, gletser-gletser selain Greenland dan Antartika telah kehilangan lebih dari 9.000 miliar ton sejak pencatatan dimulai pada tahun 1975.

"Ini setara dengan bongkahan es besar seukuran Jerman dengan ketebalan 25 meter," kata Direktur WGMS Michael Zemp.

WMO memperingatkan, jika tingkat pencairan saat ini konsisten, akan ada banyak gletser di dunia yang mati di abad mendatang.

Baca juga: PBB Tetapkan 2025 Jadi Tahun Internasional Pelestarian Gletser

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

Pemerintah
LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

Pemerintah
Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Pemerintah
Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

LSM/Figur
Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

LSM/Figur
Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

LSM/Figur
Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Pemerintah
Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

LSM/Figur
Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

LSM/Figur
3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

LSM/Figur
1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

LSM/Figur
Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

LSM/Figur
Harus 'Segmented', Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Harus "Segmented", Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Swasta
ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

Swasta
Dekarbonisasi Baja dan Logam, Uni Eropa Luncurkan Rencana Aksi

Dekarbonisasi Baja dan Logam, Uni Eropa Luncurkan Rencana Aksi

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau