Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Disebut Tarik AS dari Panel Penilaian Iklim PBB

Kompas.com - 22/02/2025, 16:24 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, disebut telah menghentikan partisipasi ilmuwan negaranya dari panel penilaian iklim PBB. 

Perintah tersebut berdampak pada Program Penelitian Perubahan Global dan Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional AS, yang terlibat dengan kelompok kerja utama Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC).

"Ini berarti AS tidak akan menghadiri pertemuan pleno utama IPCC di Hangzhou, China untuk merencanakan penilaian iklim global yang ketujuh pada pekan deoan," ujar sumber yanh tidak disebutkan namanya dikutip dari Reuters, Sabtu (22/2/2025).

Baca juga: Korupsi Ancam Gagalkan Perjuangan Lawan Krisis Iklim

Kendati demikian, pihak Gedung Putih enggan berkomentar terkait penarikan diri yang dilakukan Trump. Sedangkan Kementerian Luar Negeri China mengaku pihaknya tidak mengetahui penarikan diri keanggotaan AS.

"Kekuatan IPCC adalah bahwa pemerintah, bisnis, dan lembaga global dapat beroperasi dengan kesimpulan bersama. AS yang sepenuhnya dijauhkan dari proses itu mengkhawatirkan," ujar peneliti dari Union of Concerned Scientists, Delta Merner.

Pertemuan di Hangzhou pada 24-28 Februari diperkirakan bakal memutuskan penilaian iklim berikutnya, termasuk peran teknologi penghilangan serta penangkapan karbon.

AS dan Malaysia merupakan ketua dalam kelompok kerja mengenai mitigasi iklim, atau cara-cara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

Amerika juga telah menjanjikan sekitar 1,5 juta dolar untuk mendukung IPCC, meskipun dana tersebut belum disetujui oleh Kongres.

Baca juga: 3 Situs Warisan Dunia di Indonesia Terancam Perubahan Iklim, Ini Daftarnya

Bukan Hal Mengejutkan

Penarikan diri AS dari IPCC tidak mengejutkan bagi para ilmuwan iklim, mengingat langkah Presiden Donald Trump untuk hengkang dari Perjanjian Iklim Paris.

Trump pun mencabut pendanaan iklim global, dan memutuskan kemitraan internasional terkait iklim.

"Ini akan sejalan dengan sinyal Trump seputar aksi iklim," tutur Kathryn Bowen, profesor di University of Melbourne.

Bowen mengatakan hilangnya dukungan federal terjadi pada saat berkurangnya pendanaan untuk iklim secara global.

Baca juga: Deloitte: Pengusaha Tak Lakukan Cukup Upaya untuk Atasi Perubahan Iklim

"Sayangnya, dukungan pendanaan bagi penulis dalam proses IPCC telah berkurang secara perlahan dalam beberapa tahun terakhir," kata Bowen.

"Negara-negara berpendapatan tinggi dipandang sebagai sumber pendanaan penting bagi rekan-rekan dari belahan bumi selatan," imbuh dia.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau