Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisakah Festival Musik Jadi Lebih Ramah Lingkungan?

Kompas.com - 16/04/2025, 16:08 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seiring dengan meningkatnya perbincangan global tentang perubahan iklim, dampak lingkungan dari festival musik makin menjadi sorotan.

Pasalnya, festival musik seperti Coachella, Glastonbury & Lollapalooza sering kali menyelenggarakan acara selama beberapa hari berpotensi menghasilkan jejak karbon yang tak sedikit jumlahnya.

Menurut laporan Dampak Lingkungan Konser tahun 2024 dari LSM berbasis di AS, Seaside Sustainability, festival musik rata-rata menghasilkan 500 ton emisi karbon selama tiga hari. Itu setara dengan 5 kg CO2 per peserta per hari.

Penyebab utama di balik ini sering kali adalah perjalanan penonton, dengan orang-orang berkendara jarak jauh atau bahkan naik pesawat untuk menghadiri festival favorit mereka.

Baca juga: Siap-siap, Penyelenggara Konser Akan Wajib Kelola Sampah Selama Acara

Kemudian, tentu saja, ada bahan bakar yang dibutuhkan untuk mendukung festival, sering kali menggunakan generator diesel.

Jadi apakah mungkin jika acara-acara tersebut menjadi lebih berkelanjutan?

Mengutip Sustainability Magazine, Rabu (16/4/2025) penyelenggara festival dan musisi ternyata saat ini mulai memiliki kesadaran untuk mengadakan event yang lebih ramah lingkungan.

Menurut laporan More Than Music, yang diterbitkan oleh BetterNotStop bekerja sama dengan Deloitte, 46 persen festival Inggris yang disurvei kini memiliki kebijakan keberlanjutan publik.

Selain itu, 26 persen telah mengambil langkah-langkah untuk memangkas penggunaan bahan bakar dan 22 persen artis mengimbangi perjalanan penonton.

Ambil contoh saja Coachella, salah satu festival paling terkemuka di Amerika Serikat. Meski belum memiliki strategi keberlanjutan yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan secara publik acara itu tetap mencoba untuk lebih berkelanjutan.

Menurut perkiraan, rata-rata ada 125.000 pengunjung yang datang. Dan data tahun 2021 menunjukkan acara tersebut menghasilkan hingga 1600 ton sampah dengan hanya 20 persen yang didaur ulang.

Emisi Coachella mayoritas berasal dari perjalanan, di mana hingga 70 persen emisi berasal dari pengunjung yang datang dengan mobil.

Coachella mencoba mengatasi masalah transportasi dengan program Carpoochella yang bertujuan untuk mendorong orang untuk berbagi mobil (carpooling).

Sebagai imbalan carpooling, peserta dijanjikan insentif seperti peningkatan status VIP dan diskon merchandise.

Baca juga: Jejak Karbon Bulanan ChatGPT Setara 260 Penerbangan Jakarta - Dubai

Namun program ini belum berjalan maksimal. Meskipun ada insentif, peserta mungkin hanya menerima tiket lotere dan ada kemungkinan besar tidak mendapatkan insentif.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Unhans dan University of Hawai’i Bahas Kemiri Jadi Bahan Bakar Pesawat

Unhans dan University of Hawai’i Bahas Kemiri Jadi Bahan Bakar Pesawat

LSM/Figur
Perayaan Paskah di Inggris Hasilkan 8.000 Ton Sampah Kemasan Telur Cokelat

Perayaan Paskah di Inggris Hasilkan 8.000 Ton Sampah Kemasan Telur Cokelat

Pemerintah
MIND ID Siapkan 4 Proyek Prioritas yang Bisa Didanai Danantara

MIND ID Siapkan 4 Proyek Prioritas yang Bisa Didanai Danantara

BUMN
Nestle Manfaatkan Limbah Sekam Padi untuk Bahan Bakar di 3 Pabrik

Nestle Manfaatkan Limbah Sekam Padi untuk Bahan Bakar di 3 Pabrik

Swasta
Penetapan Taman Nasional di Pegunungan Meratus Dinilai Ciderai Kehidupan Masyarakat Adat

Penetapan Taman Nasional di Pegunungan Meratus Dinilai Ciderai Kehidupan Masyarakat Adat

LSM/Figur
Langkah Hijau Apple, Pangkas Emisi Gas Rumah Kaca Global Lebih dari 60 Persen

Langkah Hijau Apple, Pangkas Emisi Gas Rumah Kaca Global Lebih dari 60 Persen

Pemerintah
Pengesahan UU Masyarakat Adat Jadi Wujud Nyata Amanat Konstitusi

Pengesahan UU Masyarakat Adat Jadi Wujud Nyata Amanat Konstitusi

LSM/Figur
KLH Tempatkan Tim Khusus Tangani Sampah Laut di Bali

KLH Tempatkan Tim Khusus Tangani Sampah Laut di Bali

Pemerintah
75 Tahun Hubungan RI-China Jadi Momentum Perkuat Pembangunan Hijau

75 Tahun Hubungan RI-China Jadi Momentum Perkuat Pembangunan Hijau

LSM/Figur
Pemprov DKI Pasang 111 Alat Pemantau Kualitas Udara, Bisa Diakses Lewat JAKI

Pemprov DKI Pasang 111 Alat Pemantau Kualitas Udara, Bisa Diakses Lewat JAKI

Pemerintah
KG Media Hadirkan Lestari Awards sebagai Ajang Penghargaan ESG

KG Media Hadirkan Lestari Awards sebagai Ajang Penghargaan ESG

Swasta
Tren Investasi Properti Indonesia Mengarah ke Keberlanjutan

Tren Investasi Properti Indonesia Mengarah ke Keberlanjutan

Pemerintah
Ahli Yakin Harimau Jawa Tak Mungkin Masih Ada dengan Kondisi Saat Ini

Ahli Yakin Harimau Jawa Tak Mungkin Masih Ada dengan Kondisi Saat Ini

LSM/Figur
Gapki Antisipasi Kebakaran Lahan Sawit Jelang Musim Kemarau

Gapki Antisipasi Kebakaran Lahan Sawit Jelang Musim Kemarau

LSM/Figur
Menteri LH: Gangguan Lingkungan di Pulau Kecil Masif akibat Tambang

Menteri LH: Gangguan Lingkungan di Pulau Kecil Masif akibat Tambang

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau