Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diklaim Ramah Lingkungan, Penerbangan Katy Perry Dkk Masih Timbulkan Emisi Gas Rumah Kaca

Kompas.com - 21/04/2025, 15:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Penerbangan Katy Perry beserta lima perempuan prominen ke ruang angkasa mendapat sorotan.

Sebelumnya, mereka menjadi kru penerbangan NS-31 dari perusahaan antariksa Blue Origin, milik miliarder Jeff Bezos.

Dengan kapsul yang dibawa roket New Shepard 3, mereka meluncur dari fasilitas Blue Origin di Texas, Amerika Serikat (AS), pada Senin (14/4/2025) pukul 08.30 waktu setempat.

Baca juga: Langkah Hijau Apple, Pangkas Emisi Gas Rumah Kaca Global Lebih dari 60 Persen

Penerbangan tersebut membawa Katy Perry dkk terbang menuju ketinggian lebih dari 100 kilometer dan melewati garis Karman yang secara internasional diakui sebagai batas luar angkasa.

Perjalanan tersebut berlangsung selama 11 menit, termasuk empat menit dalam kondisi tanpa gravitasi.

Setelah itu, kapsul yang membawa keenam kru perempuan tersebut kembali mendarat di Bumi dengan selamat.

Blue Origin menyebutkan, roket yang membawa Katy Perry dkk tersebut menggunakan oksigen dan hidrogen sebagai energinya.

Perusahaan itu mengeklaim, dengan energi tersebut, maka roket itu bebas dari emisi.

"Selama penerbangan, satu -satunya produk sampingan dari pembakaran mesin Shepard baru adalah uap air tanpa emisi karbon," tulis Blue Origin dalam situs web-nya.

Baca juga: Laporan Keberlanjutan Kodak, Emisi Gas Rumah Kaca Berkurang 56 Persen

Dibantah

Di sisi lain, klaim tersebut dibantah oleh beberapa pihak.

Ahli kimia atmosfer dari University College London Eloise Marais, penerbangan tersebut tetaplah menghasilkan gas rumah kaca.

Sebab, uap air dari penerbangan tersebut adalah gas rumah kaca yang memengaruhi lapisan atas atmosfer.

"Ini mengubah kimia stratosfer, menipiskan lapisan ozon, dan juga membentuk awan yang mempengaruhi iklim," kata Marais, sebagaimana dilansir Sky News, Kamis (17/4/2025).

Periksa fakta dari PolitiFact menyatakan bahwa semua peluncuran roket mengancam lapisan ozon.

Baca juga: Emisi Gas Rumah Kaca Turun 147 Juta Ton pada 2024

Laporan lain oleh Futurism menyatakan, fasilitas Texas West Origin milik Blue Origin memancarkan sejumlah besar metana selama pengetesan roket, dengan perkiraan 1,5 metrik ton per jam.

Pengajar psikologi iklim dari University of Bath, Steve Westlake, menuturkan, keterlibatan Katy Perry dkk dalam penerbangan tersebut juga memberikan dampak negatuf terhadap upaya perlawanan perubahan iklim.

Dalam penelitiannya, aksi-aksi para pesohor dan orang kaya yang menghasilkan emisi tinggi dapat mendemotivasi semangat orang untuk mengurangi emisinya.

Perilaku para peshor dan orang kaya tersebut juga mengurangi rasa upaya kolektif yang penting untuk respons sosial yang sukses terhadap perubahan iklim.

"Mengatasi perubahan iklim dan krisis lingkungan lainnya membutuhkan perubahan mendasar pada ekonomi, masyarakat, dan gaya hidup," kata Westlake dalam artikelnya di The Conversation, Kamis.

Baca juga: BMKG Tingkatkan Sistem Monitoring Gas Rumah Kaca

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau